Road to Calang

Baru bangun Subuh, 10 Maret 2018, saya langsung WA Pak Yarmen, memberi kabar bahwa saya sudah bangun. Hihihi... Lalu shalat Subuh. Kemudian, bukannya beres-beres mengatur isi dalam tas, saya malah sempat-sempatnya mengetik di laptop, masih ada kerjaan yang harus diselesaikan.

Sekitar jam 7 pagi baru saya otw ke Warung Pak Rasyid, pas di depan Masjid Raya Baiturrahman. Di situ sudah ada Pak Yarmen dan Furqan yang sedang sarapan, sementara Abu Teuming dan Bang Hayatullah Pasee belum sampai. Lalu saya juga sarapan di warung itu. Singkat cerita, kami berangkat ke Calang sekitar pukul 07.15 WIB, naik mobil Pak Yarmen.

Belum sampai ke Lamno, tepatnya di lereng Gunung Geureutee, perbatasan Aceh Besar - Aceh Jaya, kami menepi sejenak, sembari mencicipi pemandangan yang eksotis. Seraya menyedot air kelapa muda, tentunya kami berfoto bersama, dengan garis pantai, laut, dan Pulau Keluang sebagai latarnya.

Eh gak taunya monyet-monyet bermunculan dari bawah. Untungnya air kelapa sudah habis kami minum. Kalau tidak, mana ada, udah disedotnya. Haha... Pak Yarmen dkk menyodorkan keripik ubi lidi kepada mereka (monyet-monyet). Ternyata mau juga. Monye-monyet itu mau makan keripik ubi lidi. :D

Yah, alhamdulillah, untungnya cuaca cerah pagi itu. Hanya kami yang minum-minum di situ, sehingga kami dengan leluasa berfoto bersama. Lautnya teduh, nyaris tidak ada gelombang. Awannya putih berjejer, bisa membentuk pola line atau frame kalau difoto. Pokoknya keren banget dech!