Hewan Juga Butuh Kesiapsiagaan Bencana

Sumatera masih pulau yang memiliki hewan langka dunia. Gajah sumatera, orang utan, badak, harimau sumatera, senarai hewan langka yang hampir punah. Sialnya, pulau sumatera juga lewati cincin api yang mengancam kepunahan hewan langka pulau itu.

Foto milik Syahrol Rizal, fotografer Aceh nature Community.

Kali ini saya hanya akan membahas gajah saja, karena hanya hewan ini yang rutin diteliti dan diperhatikan. Ini karena banyaknya donatur menyumbangkan uangnya untuk kelangsungan mamalia ini.

Dalam tahun 2017 saja ditemukan 150 kasus kematian gajah, disebabkan oleh perebutan lahan dengan wilayah jelajah gajah.

Namun peneliti mengatakan terdapat 700 kematian gajah terjadi kalau dihitung dari semakin kurangnya populasi gajah sumatera.

Data terakhir hanya tersisa 1.700 ekor gajah yang bertahan di beberapa kantong di hutan Sumatera. Di aceh sendiri ada kawasan Leuser dan Ulu Masen yang menjadi habitat hewan ini.

Pulau Sumatera juga dilewati ring of fire merupakan kawasan rawan terjadi patahan yang mengakibatkan gempa.

Ricard ryder, penulis dan aktivis yang mengadvokasi hak hewan menyayangkan, hewan di kawasan rawan bencana tidak ada aturan yang mengatur tentang bagaimana evakuasi hewan-hewan ini.

Di indonesia, ketahuan membunuh gajah saja belum ada yang dipenjara dan tindak lanjuti. Apalagi membuat aturan siaga bencana untuk hewan. Ini terdengar lucu.

Jangan pernah berharap pada pemerintah, mereka saja mengharapkan bantuan NGO.

Menurut Ricard, aktivis dan komunitas pecinta hewan harus mendesak pemerintah untuk membuat aturan pasti.

Bukannya malah membuat peraturan RTRW yang mengurangi dan menghilangkan home range gajah. Ini lah yang mengakibatkan terjadi konflik selama ini.

Jangan sampai ketika kita cari foto gajah di google, yang muncul kasus gajah mati semua. Biarlah hewan yang hampir punah ini tersisa untuk anak cucu kita.

Sadar nggak sih om pemerintah ?