Emancipation of Coffee - MyPictureDay Submission #23

The Emancipation of Women is the equality of rights between women and men.
Before coffee penetrated the modern world, in our country, Indonesia and Aceh in particular, very few women who become coffee addicts. Almost no woman sitting in a coffee shop, not even nearly (approaching), but it can be said "no". Even if you see a woman in a coffee shop then it is just to buy coffee wrapped to take home (offerings for husbands or boys).

Emansipasi Perempuan adalah persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.
Sebelum kopi merambah dunia modern, di negara kami, Indonesia dan Aceh khususnya, sangat sedikit kaum hawa yang menjadi pecandu kopi. Hampir tidak ada perempuan duduk di warung kopi, bahkan bukan hampir (mendekati), namun bisa dikatakan "tidak ada". Jika pun anda melihat kaum hawa di warung kopi maka itu hanya sekedar untuk membeli kopi terbungkus untuk dibawa pulang kerumah (persembahan untuk suami atau anak laki-laki).

_{Photo by. @jubagarang}

---

Even now, a girl sitting in a coffee shop is still very taboo, especially in a remote part of town.
However, being an alternative for them, out to downtown just to drink a cup of coffee together, after the coffee runs out then they went back to their respective places (where a cup of coffee is taboo for women).

Sekarang pun, seorang anak perempuan yang duduk di warung kopi masih sangat tabu, itu khususnya di daerah perkampungan yang jauh dari kota.
Namun, menjadi alternatif bagi mereka, keluar ke pusat kota hanya sekedar untuk meminum secangkir kopi bersama-sama, setelah kopi habis lalu mereka pun kembali ke tempat tinggal masing-masing (tempat secangkir kopi itu tabu bagi kaum hawa).

_{Photo by. @jubagarang}

---

His taboo coffee in the township has a very strong reason, and certainly, if you are a girl, then you will not dare to break it.

Tabu nya kopi di perkampungan memiliki alasan yang sangat kuat, dan bisa dipastikan, jika anda adalah seorang anak perempuan, maka anda tidak akan berani melanggarnya.

_{Photo by. @jubagarang}

---

_{Photo by. @jubagarang}

---

According to my laity, as a cashier at one of the urban cafes, and now a residence next to a rural coffee shop, I tried to explain the factors of coffee taboo in a rural coffee shop, as follows:

Menurut amatan awam saya, selaku seorang yang pernah menjadi kasir pada salah satu kafe di perkotaan, dan juga sekarang berkediaman disamping warung kopi di pedesaan, lalu saya mencoba memaparkan *faktor-faktor tabunya kopi di warung kopi pedesaan", adalah sebagai berikut :

First: Coffee shop is always full of adult males.
How is it possible for a girl to be sitting with a grown man?

Pertama: Warung kopi selalu penuh dengan lelaki dewasa.
Bagaimana mungkin seorang anak perempuan duduk berpas-pasan bersama lelaki dewasa.

Second: Custom
It is a tradition that a girl is not allowed to sit in a coffee shop by her family. If anyone breaks it then women will be the talk of the village selurih, and this will tarnish the good name of the family.

Kedua: Adat
Sudah menjadi sebuah tradisi seorang anak perempuan tidak diperbolehkan duduk di warung kopi oleh keluarganya. Jika ada yang melanggarnya maka dianya perempuan, akan menjadi buah pembicaraan orang selurih isi desa, dan ini akan mencoreng nama baik keluarga.

Third: Dad or his brother becomes a coffee addict.
Of course this third factor is very strong, just imagine if there is a girl you sit next to you while enjoying coffee with the sound Sssrrrrruuuuup, or your sister. Conclude yourself !.

Ketiga: Ayah atau abangnya menjadi pecandu kopi.
Sudah barang tentu faktor ketiga ini sangat kuat, bayangkan saja jika ada anak gadis anda duduk bersebelahan dengan anda sembari menikmati kopi dengan bunyi Sssrrrrrruuuuup, atau adik perempuan anda. Simpulkan sendiri!.

_{Photo by. @jubagarang}

---

However, along with the times with the creation of coffee shops in urban areas, or the availability of coffee in cafes in urban areas.
Cafe and Coffee? Actually according to wikipedia.org cafe comes from the French language cofe, literally is (beverage) coffee, but then become a place to drink that is not just coffee.
In Indonesia, the cafe means a simple place, but it is quite interesting for snacks and with a variety of drinks, including coffee. And the cafe is certainly different from the stalls.
So with that, emancipation was formed in the region of Aceh without realizing it, and essentially if viewed through medical perspective, of course there is nothing odd with this, because coffee is also harmless for women and adam.
And in my opinion, it's not just about drinking being discussed in cafes or coffee shops, so many inspirations, even a coffee philosophy film born.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dengan terciptanya warung kopi di perkotaan, atau tersedianya kopi pada kafe-kafe di daerah perkotaan.
Kafe dan kopi? Sebenarnya menurut wikipedia.org kafe berasal dari bahasa prancis cofe, secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat minum-minum yang bukan hanya kopi.
Di Indonesia, kafe berarti tempat sederhana, namun cukup menarik untuk makanan ringan dan dengan minuman bermacam jenis minuman, termasuk kopi. Dan kafe sudah barang tentu berbeda dengan warung.
Maka dengan adanya hal tersebut, emansipasi pun terbentuk di daerah Aceh dengan tanpa disadari, dan pada hakikatnya jika dipandang melalui sudt pandang medis, tentunya tidak ada hal yang janggal dengan ini, karena kopi juga tidak berbahaya bagi kaum hawa maupun kaum adam.
Dan menurut saya juga, tidak hanya tentang minum yang dibahas di kafe atau warung kopi, begitu banyak inspirasi yang lahir, motivasi yang krak boss (plesetan jangkrik boss), bahkan film filosofi kopi lahir dari sini.

In the end, hopefully this paper makes us more open in terms of coffee, because coffee is created not for the adams.

Pada akhirnya, semoga tulisan ini menjadikan kita lebih terbuka dalam hal ngopi, karena kopi diciptakan bukan tok untuk kaum adam.

apologize profusely if my english language many shortcomings (not good).

Sudah pada ngopi belom???
Wassalam @jubagarang