Horror&Maiden
Is it true?
Many years ago, the demons are jelous with the beauty possesed by women, so they made LIES about women did witchcrafts and did dark sourceries.
So far women only did groceries.
Demam film horor memang sedang terjadi di negeri ini. Yang menarik adalah hampir semua tokoh (hantu) utama adalah perempuan, dan pada peran itu pula tembang Jawa dilantunkan. Dalam film Kembang Kantil (2018) Nafa Urbach mendendangkan tembang Jawa. Julie Estelle dalam film Kuntilanak (2006), Renny Djajoesman dalam film Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak (2007), dan Luna Maya dalam film The Doll 2 (2017) juga melakukan hal yang sama.
Identitas keperempuanan dalam film horor juga seringkali menempatkan warisan kultural Jawa tentang mitos dan dongeng-dongeng sosok dan bentuk hantu. Hampir semua film senantiasa menempatkan hantu wanita berambut gondrong berbaju putih, atau dalam terminologi masyarakat Jawa disebut sundel bolong, kuntilanak, bahkan wewe gombel. Hantu-hantu perempuan itu menekankan satu dimensi penting terkait alam bawah sadar manusia Jawa tentang kekuatan sosok perempuan. Banyaknya hantu-hantu perempuan sekaligus menjelaskan tentang sosok tubuh yang banyak disakiti alias teraniaya hingga mati, yang kemudian menuntut balas.
Karena latar yang demikian, pemanggilan sosok-sosok hantu tersebut terasa pas jika dilakukan lewat nyanyian berujud tembang Jawa. Dan, untuk menguatkan simbol tentang "kuasa perempuan", maka perempuanlah yang paling cocok melantunkannya. Dengan suara yang cenderung lirih dan parau, sayup-sayup sebagaimana seorang ibu yang meninabobokkan anaknya, tembang itu dinyanyikan.
From:
Aris Setiawan etnomusikolog, pengajar di ISI Surakarta
@bible.com