Bagaimana Coboi Melawan Penjajah? Review Film Buffalo Boys
Sultam Hamza dan Arana bertempur dengan gagah berani dengan pembubuh bayaran. Tebasan pedang dan pertarungan silat mengawali sebuah kisan tentang Bufallo Boys. Sultan Hamza akhirnya meninggal ditangan Kapten Van Trach, peluru lepas dari sangkarnya dan menembus dahi sang Raja.
Ksatria pengawal Sultam Hamza berhasil lolos membawa dua pangeran yang masih balita, Jamar dan Suwo. Singkat cerita, 20 tahun dua pangeran terlatih dengan kehidupan coboy. Kecepatan tangan dalam dunia tembak menembak, mahir untuk sniper dan sanggup mengemban amanah membina pasukan.
Arana sang paman membawa kedua keponakannya kembali ke tanah Jawa yang masih di jajah oleh Kerajaan Belanda. Van Trach masih kejam, bahkan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Para petani yang melawan di gantung di pohon cemara sampai membusuk.
Tanpa sengaja, darah biru yang mengalir di tubuh Jamar dan Suwo mendidih. Ketidakadilan dan penderitaan rakyat seakan memanggil jiwa ksatria mereka. Rencana perlawanan dengan bumbu asmara membawa Sewo kepada perkelahian. Rahasia darah biru terbuka tepat di depan perempuan anak desa yang dia cintai, Kiona.
Di lain sisi, istri ksatria pembimbing ternyata masih hidup. Seruni yang mengetahui bagaimana keluarga kerajaan jatuh ternyata menjadi korban kekerasan fisik Van Trach. Cambuk dan pemerkosaan tiap malam selama 20 tahun terlihat oleh suaminya, Arana.
Saat dua mantan penjaga Sultan bersua. Waktu pun membawa mereka kepada kedamaian bersama api yang membakar rumah persembunyian. Api dari tangan-tangan bawahan Van Trach mengubur dua penjaga terakhir.
Jamar dan Suwo pun ribut karena tidak bisa menyelamatkan paman Arana. Laki-laki tua yang telah merawat mereka selama 20 tahun. Saat langkah kaki Jamar melihat mayat yang berserakan di atas bumi. Kata penegakan keadilan pun berhasil menyatukan dua pangeran.
Kalau tujuan awal pemilik darah Sultan ini adalah balas dendam. Kali ini, bufallo boys masuk ke kandang musuh untuk menegakkan keadilan. Bersama kerbau kampung, perjalanan menuju rumah Van Trach pun tegang.
Namun, Sewo yang pandai berkata-kata masih menawarkan diplomasi untuk menghentikan pertumpahan darah. Akan tetapi, peluru pun berterbangan seperti film-film coboy pada umumnya. Kecepatan tangan dan ketepatan tembakan membawa keunggulan dua pangeran melawan sang penjajah.
Itu adalah review singkat dari Film Bufallow Boys yang ku tulis setelah menonton di XXI Mall Kasablanka, Jakarta. Sejak rilis trailernya keluar, film ini menjadi target utamaku untuk merasakan film Indonesia dengan sentuhan Hollywood.
Menurutku, musik pengiring yang benar-benar pas. Iringan musik dan dentuman tembakan begitu terasa. Sehingga mataku tidak berkedip, barang sekejap. Sungguh puas menonton film Bufallow Boyz.
Bagiku, kawan-kawan yang bosan menonton film perjuangan melawan penjajah. Film Bufallow Boyz bisa membangunkan semangat juang penonton. Apalagi sekarang bulan agustus, bulannya kemerdekaan Indonesia.
Namun, kisah cinta Sewo dan Kiona seakan tergantung. Bak dua kasih yang baru saja meramu cinta. Namun harus saling merelakan. Jadi, membuat penonton berharap ada kelanjutan dari film Bufallow Boyz.
Seperti: Bagaimana Jamar mengumpulkam kembali pasukan yang telah kehilangan pemimpinnya? Apakah pejuang jalanan dari tanah Amerika ini siap menjadi pemimpin yang hidupnya teratur? Lalu, bagaimana hubungan Sewo dengan Kiona? Nah, meskipun tidak banyak kisah Sri saudari Kiona dengan Jamar, apakah Sri siap menjadi Ratu?
No | Aktor/Aktris | Peran |
---|---|---|
01 | Yoshi Sudarso | Pangeran Suwo |
02 | Ario Bayu | Putra Mahkota Jamar |
03 | Pevita Pearce | Kiona Pujaan Hati Suwo |
04 | Tio Pakusadewo | Sang Kestria Arana |
05 | Mikha Tambayong | Sri saudari Kiona |
06 | Happy Salma | Seruni istri Arana |
07 | Reinout Bussemaker | Kapten Van Trach yang kejam |
08 | Alex Abba | Fakar sang penjahat |
09 | dan lain - lain | pemain yang mantap |
Cek informasi menarik lainnya di:
Instragram: https://www.instagram.com/buffaloboys.movie/
Bagi steemian di daerah Jakarta, cek filmnya di XXI Blom M Square dan XXI Mall Kasablanka.