Ketergantungan Remaja Terhadap Handphone

Remaja dan Handphone memang dua hal tak terpisah. Bahkan jikapun ingin memisahkan antara keduanya, sungguh perkara yang sulit. Dewasa kini, menyaksikan Remaja menggununakan handphone adalah hal biasa, lumrah, lazim. Bahkan bila para remaja dalam kesehariannya tidak menggunkan Handphone, maka ibarat penumpang ketinggalan kereta/ ketinggalan zaman. Begitulah yang mereka rasakan saat ini sehingga untuk melepaskan handphone adalah perkara yang sulit untuk mereka lakukan.

Semakin maju zaman, penggunaan handphone sebagai alat komunikasi kian bergeser. Tak sekedar untuk menjalin silaturrahmi supaya tetap keep in touch dengan para sahabat dan sejawat, handphone kini melebihi sekedar alat komunikasi. Terlebih dengan diproduksinya handphone pintar alias smartphone, maka kegunaan handphonepun menjadi sebagai multi guna. Fungsi komunikasi kini juga semakin kompleks semakin meningkatnya dengan fungsi hiburan. Fitur-fitur yang ada di smartphone, menawarkan aneka hiburan misalkan adanya sosial media seperti facebook, instagram, twitter, dan hiburan lainnya seperti yang kita ketahui saat ini kecendrungan mereka terhadap game online misalanya, Get Rich, mobile legends dan geme online lainnya. Maka tak mengherankan bila handphone (dalam hal ini smartphone) “memaksa” sekaligus menyita banyak menggunakannya.

Tak terkecuali remaja yang menjadi salah satu pengguna handphone paling aktif. Data menunjukkan Indonesia menepati posisi sebagai pengguna handphone ke 5 terbanyak di dunia. Dari kalangan remaja bahkan mencapai angka 79,5 persen pengguna, jumlah yang bisa dibilang tak sedikit. Dengan jumlah tersebut sudah tentu handphone menjadi benda penting bagi para remaja. Bisa jadi sangking pentingnya benda cangih tersebut, para remaja akan senantiasa membawa handphone kemana saja, dimana saja, kapan saja.

Ketika handphone menjadi “barang wajib dalam genggaman“ maka dunia pun menjadi seolah ikut berada dalam genggaman. Tak terkecuali bagi para pelajar yang sering menggunakan handphone. Mengapa hal ini menjadi hal yang mengelisahkan ?

Sebagaimana kita ketahui, usia remaja khususnya mereka yang duduk dibangku sekolah (pelajar) adalah usia untuk belajar, untuk tumbuh kembang, usia untuk menempa diri. Masa-masa remaja akan lebih baik jika diisi dengan kegiatan positif semisal mengikuti kegiatan eskul atau berbagai kursus maupun kompetisi yang positif jika para remaja sibuk dengan menatap layar handphone, maka waktu-waktu berharga mereka akan terbuang percuma, ketergantungan mereka terhadapa handphonepun bisa memisahkan jarak sosialisasi teman yang disekitarnya, sehingga merekapun lebih senang bersosialisasi di dunia maya.
Dari segi kesehatan, aktifitas menghabiskan waktu dengan gadget tentu beresiko. Salah satunya paparan radiasi yang dapat menganggu kesehatan mata. Sinar biru yang dipaparkan oleh layar handphone juga membuat kebutaan jika terpapar terus menerus. Secara psikologis menggunakan handphone berlebihan juga menggangu proses tumbuh kembang remaja. Tapi mereka menganggap semua hal itu adalah mitos belaka, mereka seolah-olah tidak memperdulikan resiko yang akan mereka dapatkan.

Ketergantungan (adiktif) terhadap handphone tidaklah menyehatkan. Para remaja akan memiliki karakter terlalu individualistis dan narsis. Mereka akan cenderung melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatkan eksistensi diri dan mengharapkan pengakuan publik. Melalui sosial media yang begitu mudahnya diakses dari handphone mereka.
Kemudahan tersebut, lebih parahnya lagi jika disalah gunakan oleh remaja untuk mengakses hal-hal negatif seperti video dan gambar-gambar porno. Rasa ingin tahu ( penasaran) yang tinggi pada remaja, akan membuat mereka dengan mudahnya terpengaruhi dan terpapar konten-konten pornografi.

Oleh sebab itu, untuk mencengah ketergantungan terhadapa handphone haruslah dimulai dari control orang tua. Penggunaan handphone, pada remaja haruslah diawasi dengan ketat oleh orang tua mereka. Pun halnya dengan para guru disekolah, memberi aturan untuk tidak membawa handphone kesekolah. Dengan pencengahan- pencegahan tersebut semoga ketergantungan terhadap handphone pada remaja bisa dikendalikan dan cegah.

Teknologi memang mempermudahkan kita saat ini sehingga remaja pun teragantung pada teknologi. Tanpa kita sadari teknologi juga bisa mematikan jika salah dipergunakan.