Idio[t]logi Saduran ataukah Kreatif Pancasila, Indonesia Memilih 45-66

in #mindset7 years ago (edited)

The fundamental dikreasikan oleh pemimpin bangsa Indonesia sebagai funding father.

Spekulasi pun lalu saling berebut, yang kini berulang kembali bagai anak panah mencelat dari sasarannya.

Cina menguasai panggung ekonomi Indonesia, sekularisme memakan waktu untuk bertahan lebih 70 tahun, liberalisme dan marxisme saling zig zag ambil panggung berebut peran.

Lantas, apakah peranan para pendahulu bangsa Indonesia masih terus mengalirkan imbas ketidakpercayaan?

Indonesia terlalu besar untuk diurus oleh pemimpinnya yang kian kerdil menjaga amanah perjuangan. Hutang telah memperkaya penjahat Republik ini.

Kian tanpa hasil, semua diawali oleh sejarah yang dikubur untuk menutupi seluruh kebohongan akibat ketidakpercayaan kepada nasionalisme.

Rongrongan pihak asing yang mewakili neoliberalisme, neokapitalisme, dan mengukur ideologi Pancasila yang kukunya belum benar-benar tertancap baik pada jiwa Indonesia.

Langkah terjun bebas menghadapi AFTA, pergaulan bangsa-bangsa dengan indokrinasi memandulkan nilai ke-Melayuan yang telah jauh lebih awal mengikat segenap anak kandung Indonesia beragam suku itu.

Inilah bangunan rapuh dengan tiang coran yang culturnya cenderung koruptif, termasuk menganulir pemikiran asing sebagai cerminan retak. Apakah daya dan upaya untuk mewujudkan tekad identitas sebagai negara berkembang telah berhenti?

Hanya sampaikah ke gerbang kemerdekaan?

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.20
JST 0.038
BTC 95102.79
ETH 3574.19
USDT 1.00
SBD 3.81