Benarkah? Menolak Blockchain & Cryptocurency, menolak masa depan?
Dalam postingan kali ini saya membahas yang namanya namanya Technologi, Terinspiriasi dari Postingan @ademarshadi dengan judul "Menolak Blockchain dan Cryptocurency, berarti menolak masa depan". Judul yang sangat Jelas dan terkesan sedikit menyiratkan makna yang sangat tegas, menolak masa depan adalah sebuah persoalan bagi kita semua.
Ternyata ide ini di munculkan oleh oleh @rismanrachman yang menjadi pemateri pada kegiatan Mets Up di Pidie. Saya tidak bisa hadir karena kesibukan padahal jauh-jauh hari sudah di ingatkan oleh rekan saya @ademarsadi. Tapi dengan hadirnya beliau maka bagi kami telah terwakilkan. Kami bisa belajar banyak dari beliau. Ini yang mendasari saya membuat tulisan ini untuk sekedar membagi pengalaman, sehingga pernyataan diatas dapat kita nilai bersama dan kita bandingkan.
Sebenarnya dari judul diatas ketika kita membaca sesama steemiaan itu tidak menjadi sebuah persoalan, karena kita terbiasa dengan istilah Blockchain, Cryptocurency atau istilah-istilah lain dalam dunia Steemit. Yang menjadi persoalan adalah ketika judul ini dibaca oleh orang diluar steemit, maka akan timbul pro dan kontra, karena bagi sebagian kita masih terbawa dengan pola pikir lama.
Blockchain dan Cryptocurency adalah istilah baru untuk uang digital. Dijadikan sebagai alat tukar dalam dunia digital. Keduanya sekarang dijadikan sebagai mata uang dari pengguna media sosial dan digital diseluruh dunia. Tentu saya yakin sangat banyak yang memanfaatkan media ini. Sementara dikita masih pro dan kontra atau masih juga dari kalangan tertentu masih belum memahami dengan istilah ini. padahal kedua alat ini di buat untuk orang-orang cerdas dan memahami tekhnologi. Nah bagaimana juga dengan kita yang sudah merasa cerdas tapi belum memanfaatkan media ini?.
Blockchain dan Cryptocurency adalah tekhnologi hasil kesepakatan, diciptakan untuk memudahkan.
Berikut saya akan memberikan beberapa contoh penerapan teknologi berdasarkan pengalaman saya :
1. Kartu ATM (automatic Teller Machine.
Pada saat awal penggunaanya kartu ATM dianggap sesuatu yang aneh di masyarakat, mereka takut menggunakannya. Untuk zaman sekarang?. Penarikan dibawah Rp.5 juta kita diarahkan menggunakan ATM, Artinya teknologi telah memaksa kita mengikutinya. Mau atau tidak mau.
2. Kartu Kredit (credit Card).
Awal mula peluncuran Credit card adalah hal yang sangat istimewa dan hanya orang-orang tertentu yang dapat menggunakannya. Sekarang credit card dengan nominal tertentu sudah dimiliki banyak orang. Dulu kita bertanya mana mungkin tanpa menyimpan uang di Bank kita bisa menarik uang, tanpa agunan, bisa berbelanja, bayar tagihan dan sebagainya. Tapi semua itu menjadi mungkin sekarang, karena semua sudah dibuktikan.
3. Ticket Voucher.
Jika kita terdaftar sebagai sebuah anggota penerbangan, kita diberikan selembar kartu, Misal GIF Garuda Indonesia, maka didalam kartu itu ada point yang bisa kita tukarkan, kita belanjakan atau gunakan fasilitas. Sky priority, fasilitas carpet merah,penggunaan lounge, diskon dibeberapa tempat belanja. Kartu itu hanya diterima di tempat-tempat tertentu, tetapi apabila kita kalkulasikan dengan uang maka akan terlihat nomimalnya. Misal untuk fasilitas sekali di Lounge anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 100.000 s.d Rp.150.000.-. Tapi dengan adanya kartu voucher anda free. Ini membuktikan bahwa teknologi memaksa kita menerima kenyataan yang ada.
Seminggu yang lalu saya diminta membeli tiket pesawat tujuan medan-Malaysia, PP. Saya gunakan jasa sebuah aplikasi, saya membayarnya dengan credit card, tiket keluar. Kawan tersebut dapat berangkat ke malaysia dan telah kembali. Dan pembayaran dibayarkan setelah dia pulang ke saya. Sebelumnya kita tidak bisa membayangkan tanpa uang, tanpa angunan tiket tersebut bisa terbeli. Jadi disini kita bisa lihat kerjasama dan kepercayaan yang dibangun begitu baik.
4. Belanja Online
Belanja online juga diawal-awalnya sangat di curigai oleh sebagian masyarakat, tapi sekarang tingkat kecurigaan menurun, semua karena kepercayaan dan kerjasama. Orang-orang sibuk lebih cenderung memilih belanja online dari pada berlama-lama di Mall. Mall ternama juga membuka fasilitas online, artinya tanpa ke Mall anda akan mendapatkan barang yang sama di Mall yang sama. Misal, Matahari, Lazada, alibaba dan lain-lain. Disini jelas terlihat kita dimanjakan dengan tekhnologi dan dimanfaatkan oleh orang-orang cerdas.
5. Tiket Online
Tiket Online pada awalnya merupakan hal yang sangat ditakutkan orang, sekarang kita lihat banyak sekali muncul situs penjual jasa pembelian tiket pesawat dan hotel online, jaringannya tidak tanggung-tanggung keseluruh dunia. Dengan sekali Klik, daftar , bayar dapat tiket. Selesai. Pertanyaannya berapa banyak yang memanfaatkan jasa ini?. Artinya tanpa kita sadari teknologi mulai menggeser dugaan-dugaan kita sebelumnya. Mereka buktikan dengan kerjakeras dan kejujuran.
Nah ketika hari ini muncul lagi Blockchain dan Cryptocurency sebagai media dan tekhnologi baru, apakah kita masih menolaknya?. Terserah pada kita masing-masing. Teknologi diciptakan untuk orang-orang smart yang mau memahami dan memanfaatkan. Mereka tidak memaksa kita untuk ikut, tetapi mereka akan berjalan terus disamping kita. Sehingga nantinya ketika orang sudah ramai-ramai mengikutinya kita juga akan mengejar mengikutinya.
Saran saya mari kita pelajari dan memahami secara utuh, bertanya kepada yang mampu, agar kita dapat memahaminya biarpun sekarang ini kita belum dapat memanfaatkannya karena keterbatasan. Menolak Tekhnologi adalah keniscayaan sebagai mana kita menolak perubahan.
Seperti saya melihat rekan satu tim sendiri berjalan di karpet merah menaiki pesawat tanpa mengantri hanya dengan menunjukkan satu lembar kartu.
Demikian opini dan sedikit pengalaman saya tentang hal ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, Semoga pernyataan diatas terjawab dengan tulisan saya ini.
Thank to ; @ademarsadi dan @rismanrachman atas informasi yang bermanfaat ini.
Salam