PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INFORMASI DALAM PRESPEKTIF KEBERDAYAAN KOMUNITAS LOKAL Part 3
Masyarakat Informasi
Masyarakat mengandung pengertian tentang suatu kesatuan kelompok orang yang berhimpun, berkumpul dan bersatu dalam suatu wadah baik bentuk organisasi formal maupun nonformal yang menempati tempat tertentu, mempunyai ciri-ciri seperti adanya ikatan dan mempunyai kesamaan-kesamaan atas beberapa hal. Setiap kelompok masyarakat selalu berusaha untuk mempertahankan eksistensinya dan mengembangkan agar tidak tersingkirkan (Sutarno, 2005).
Informasi merupakan data-data yang diolah melalui suatu sistem pengelola sehingga memiliki arti dan bernilai bagi seseorang. Selain itu, informasi dapat diartikan juga sebagai ilmu pengetahuan yang terus berkembang sejalan dengan usaha dan kemampuan manusia sesuai dengan kegunaannya.
Dalam perkembangannya, informasi sering dikaitkan dengan teknologi yaitu komputer dan perangkatnya. Disadari atau tidak, dinamika informasi yang terjadi membawa perubahan bagi masyarakat. Masyarakat yang mendapat kesempatan dan akses informasi secara cepat dan tepat akan jauh lebih maju dibandingkan mereka yang kurang mendapat ‘nasib’ yang baik dalam hal perolehan informasi.
Menurut Putu L. Pendit (2005), misi utama masyarakat informasi adalah mewujudkan masyarakat yang sadar tentang pentingnya informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terciptanya suatu layanan informasi yang terpadu, terkoordinasi dan terdokumentasi serta tersebarnya informasi ke masyarakat luas secara cepat, tepat dan bermanfaat. Masyarakat informasi ditandai dengan adanya perilaku informasi yang merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berhubungan dengan sumber dan saluran informasi, perilaku penemuan informasi yang merupakan upaya dalam menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu, perilaku mencari informasi yang ditujukan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi, dan perilaku penggunaan informasi yaitu prilaku yang dilakukan seseorang ketika menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya.
Menurut Toffler dalam buku karangan Kumorotomo dan Margono, peradaban yang pernah dan dijalani oleh umat manusia terbagi ke dalam tiga gelombang, yaitu:
- Gelombang pertama, manusia hidup dalam peradaban agraris dan pemanfaatan energi (800 SM – 1700).
- Gelombang kedua, ditandai dengan munculnya revolusi industri (1700 – 1970). Gelombang
- ketiga (1970-sekarang), manusia berada dalam peradaban yang didukung dengan kemajuan teknologi informasi, pengolahan data, penerbangan, aplikasi luar angkasa, bioteknologi dan komputer.
Pada gelombang terakhir inilah manusia di dunia berada saat ini, dimana terjadi kemajuan teknologi informasi yang memicu terjadinya ledakan informasi (information explosion). Abad 21 sering disebut abad informasi, yaitu ketika informasi dijadikan suatu hasil industri yang diproduksi secara besar-besaran dan didistribusikan secara luas serta dapat diakses dengan mudah. Arus informasi mengalir dari negara-negara maju dan dijadikan komoditi ekonomi untuk dijual kepada negara-negara berkembang.
Pada masyarakat informasi, tumbuh subur industri yang menjadikan informasi sebagai produknya. Contoh industri informasi yang tumbuh subur berkembang adalah industri pertelevisian, radio dan media massa. Informasi yang disebarkan melalui media tersebut masih memerlukan seleksi dari penerimanya. Informasi yang diterima bisa bermanfaat besar untuk seseorang bahkan juga bisa merugikan, bergantung juga pada pengetahuan yang dimiliki oleh penerima informasi tersebut. Informasi menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Masyarakat yang mendapat kesempatan lebih dulu, akses lebih luas dan tepat waktu akan dapat ‘mengurus dan mengatur’ dunia. Sementara kelompok masyarakat yang tidak atau kurang memperoleh kesempatan dan akses informasi yang mereka butuhkan secara memadai akan jauh tertinggal.
Masyarakat Informasi terbentuk atas beberapa faktor yang berdampak terjadinya evolusi di masyarakat tersebut, serta mulainya kebutuhan informasi yang tinggi setelah sekian lama berada pada fase masyarakat industri, faktor-faktor yang mendorong terbentuknya masyarakat informasi seperti:
a. Dinamika informasi dan komunikasi
b. Perkembangan teknologi komputer
c. Perkembangan teknologi komunikasi
Perkembangan teknologi komputer dan perkembangan teknologi informasi (sekarang lebih dikenal dengan perkembangan ICT atau Information dan Communication Technology) sangat berkembang di negara industri. Dua teknologi ini yang mempercepat pergerakan informasi di masyarakat yang kemudian menjadi ciri dari masyarakat maju seperti penggunaan TV, telepon, komputer. Suatu kejadian di tempat yang sangat jauh dapat seketika ketahui oleh masyarakat (real time) dan pada saat itu juga (online). Tidak hanya itu, di dunia perbankan pengiriman uang dari jarak yang amat jauh juga dapat segera dapat diterima oleh si penerima kiriman. Hal seperti ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Jadi pada saat ini sudah cukup terlihat bahwa komputer memang telah menjawab setiap perubahan penting dari komunikasi manusia. Revolusi komunikasi itu sesungguhnya telah dimulai sejak ditemukannya mesin cetak, namun revolusi ini dipercepat oleh ditemukannya komputer dan telekomunikasi. Berbagai kemudahan telah diberikan oleh kedua teknologi tersebut (ICT).
Sumber
Buch-Hansen, Ellen, 1991, Cummunity Paricipation: A Precondition for Sustainable
Foy, Nancy, 1994, Empowering People at Work. Grower Publishing Company London.
Gidens, Anthony, 1999, The Third Way: The Renewal of Social Democracy. Blackwell Publisher, Ltd. Maiden.
Hakim, Heri Abi Burachman. Sosiologi Informasi: suatu kajian tentang dinamika informasi dan dampaknya bagi masyarakat. http//www.heri_abi.staff.ugm.ac.id.
Jaz, Cabrera Paz. The Internet, Culture and Education. http://www.idrc.ca/fr/ev-84512-201-1-DO_TOPIC.html.
Kluver, Randolph. Asia.com : Asia Encounters the Internet. Routledge, 2003.
Martin, William J. Global Information Society. London: Aslib Gower, 1995.
Molyneux, Robert E. The Internet under The Hood. Westport, Connecticut 2003.
Onny S, Prijono & AMW. Pranaka, 1996, Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi, CSIS: Jakarta.
Rubin, JH., 1993, Understanding The Ethos of Community Based Development: Ethnographis Descriptions for Public Administrator, Public Administration Review, Vol. 53, No. 5.
Shuman, Bruce A. Issues for Libraries and Information Science in The Internet Age. Englewood, Colorado 2001.
Silva, Uca. The Social Impact of Information and Communication Technologies at the Local Level. http://www.idrc.ca/fr/ev-84517-201-1-DO_TOPIC.html.
Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi & Pemberdayaan Masyarakat, Citra Utama, Jakarta.
Syifa, Fery Cahyadien. Transisi Masyarakat Informasi Indonesia. http://www.geocities.com/vey212/transisi.htm.
Warsito, Utomo, 1998, Pemberdayaan Birokrasi Dalam Membangun Indonesia Dari Daerah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Wilson,Terry, 1996, The Empowerment Mannual, Grower Publishing Company, London.