Bahasa sebagai alat penanda mau pun petanda

in #linguisticanthropology7 years ago (edited)

sederhana dapat disebutkan bahwa antropologi linguistic (linguistic anthropology), atau di Indonesia sering disebut antropolinguistik adalah kajian tentang manusia dan kebudyaan yang terkait dengan fungsi kebahasaan dan dinamika yang terdapat di dalamnya. Bahasa adalah unsur terpenting guna menggali kesadaran terdalam yang terdapat dalam sebuah kebudayaan dan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi.Bahasa adalah system tanda sentral dalam kebudayaan.
Screenshot_2017-10-15-16-07-04-391_com.android.browser.png
Melalui bahasa kita dapat mengidentifikasi dan melihat tanda tanda kebudayaan sebuah masyrakat. Adapun fungsi atau tujuan mempelajari antrpolinguistik adalah :

  1. Menganalisis istilah-istilah budaya atau ungkapan lain(analyzing cultural terms or other espressions).
  2. Menganalisis proses penanaman (analyzing naming process).
  3. Menganalisis kesopan-sntunan(analyzing politeness).
  4. Menganalisis konsep budaya dari unsure-unsur bahasa(analyzing cultural concepts from linguistic elements).
  5. Menganalisis etnisitas dari sudut bahasa(analyzing ethnicity from the view point of language)
  6. Menganalisis cara berpikir melalui struktur bahasa(analyzing the way of thinking through the structure of the language.
    Bahasa menurut De Saussure adalah sebuah sistem tanda yang terdiri dari penanda (signifier/significant) dan petanda, (signified/signifie). Penanda adalah unsure zahir dari bahasa yang merujuk kepada sesuatu yang terdapat dalam mental atau ide seseorang atau masyarakat. Penanda selalu merujuk kepada petanda.

Unsur-Unsur Bahasa :
Meskipun demekian, hubungan antara penanda dan petanda tidak simbiotis fungsional. Hubungan, antara penanda dan petanda tidak simbiotis fungsionalisme. Hubungan kedua bersifat arbriter atau tidak teratur, sembarang, kecelakaan, dan tanpa kespakatan terlebih dahulu.
Bahasa sebagai tanda juga memiliki komponen-komponen tertentu :

  1. Ikon adalah hubungan tanda dan acuannya didasarkan kepada hubungan persamaan atau sub-kemiripan.
    Contohnya : mesjid raya Baiturrahman menjadi ikon kota Banda Aceh.
  2. Indeks adalah hubungan antara tanda yang memliliki kedekatan eksistensi. Sebuah tanda disebut indeks apabila terdapat hubungan yang fenomenal atau eksistensial di dalamnya.
  3. Simbol adalah hubungan tanda yang terbentuk oleh aspek cultural atau konvesional.
    Contoh : Singa sebagai simbol kejantanan ,Ular sebagai simblol kelicikan, merah simbol keberanian dsb.
    IMG_20171015_160432.jpg

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56615.57
ETH 2387.60
USDT 1.00
SBD 2.30