Bahasa Inggris Sekarang Jadi Hal yang Mutlak Dikuasai

Salah satu hal yang sulit dilakukan oleh remaja yang sudah memasuki umur 20 keatas adalah belajar bahasa asing. Mereka cenderung dengan mudah belajar kognitif tapi sulit untuk belajar bahasa. Walaupun sebagian ada yang dengan mudah bisa belajar, misalnya bahasa Inggris, tetapi sisanya mengaku sulit untuk mengingat kosakata-kosakata dalam bahasa asing tersebut. Berbagai macam cara kadang dilakukan untuk bisa, tetapi ada yang memperoleh hasil yang nihil.

Di kampus-kampus atau lembaga pendidikan lainnya kadang harus menetapkan aturan ketat agar siswanya bisa bahasa asing. Mereka menerapkan sistem denda bagi yang tidak menghafal kosakata atau berbicara dalam bahasa Inggris. Bagi sebagian siswa mungkin ini bisa memotivasi mereka untuk belajar lebih giat lagi, tapi sebagian yang lain ini bahkan menjadi semacam ketakutan yang membuat mereka tertekan. Ada seorang siswa di sebuah sekolah menengah atas di Banda Aceh yang mengaku dia mengalami trauma dengan aturan tersebut. Apalagi sampai dibuat aturan lain yang tidak lulus target nilai bahasa Inggris, bisa di Drop Out.

Ini merupakan masalah yang harus diteliti lebih jauh oleh pihak pelaksakan pendidikan. Belajar adalah masalah yang kompleks yang harus diperhatikan. Salah-salah, peserta didik malah mengalami trauma dengan cara belajar yang salah. Sehingga lahir lulusan-lulusan yang pandai tapi bermental rendah. Apalagi sekarang kurikulum K13, dimana peserta didik didahulukan untuk mampu dan mantap dibidang karakter dan akhlak.

Belajar bahasa asing sekarang menjadi kebutuhan yang mendesak untuk bersaing dengan negara-negara terutama negara yang tergabung dalam ASEAN. Dengan adanya komunitas ekonomi ASEAN, aliran pekerja antar negara ASEAN jadi lebih mudah, namun kendalanya yang harus kita hadapai adalah soal bahasa. Bagi pelajar juga terbuka kesempatan untuk belajar di luar negeri dan tantangannya tentu saja soal bahasa. Belajar bahasa asing sekarang merupakan hal yang mutlak harus dikuasai.

Banyak lembaga-lembaga pendidikan bahasa yang menawarkan program-program unggulan. Di Banda Aceh saja terdapat berbagai lembaga bahasa. Ada juga komunitas bahasa yang membantu mahasiswa-mahasiswa yang kekurangan anggaran untuk mendaftarkan diri di lembaga berbayar. Pertumbuhan kesadaran akan hal ini semakin muncul pada pemuda-pemudi di Aceh. Semoga hal ini memberi dampak positif terhadap perkembangan Aceh.

---

Salam Hangat
Nindi

---