Kurator Masih Tetap Keren

#source

Siapapun dan dimanapun kita, pasti menginginkan "disebut keren." Karena keren itu, identik dengan luar biasa, tajir, fantastis, dan amazing. Padahal, hakikat sebenarnya keren itu, semangat dan bersabar. Untuk mudahnya dipahami keren itu, lawannya galau. Oke, untuk lebih mudahnya lagi, keren itu seperti Cristiano Ronaldo, Bill Gates, Marc Margues dan J.K Rawling. Nah sekarang mengerti kan guys.

Tanpa harus berdebat, kita sepakat nama diatas memang layak disebut manusia keren diplanet bumi ini. Alasannya pun jelas, karena mereka telah berhasil dalam bidang yang digelutinya. Sebut saja; Cristiano Ronaldo, yang sukses di lapangan hijau bersama sikulit bundar. Siapa yang tak kenal dengan pemuda cakep asal Portugal ini?

#source

Nyatanya, sang mega bintang inipun, hanya makhluk yang bernama manusia, sama seperti kita. Dulunya dia tidak keren, dan tidak ganteng amat, tapi karena semangat, sabar dan kecintaannya pada sikulit bundar telah mengantar dia pada keberhasilan. Nah, sesudah itu barulah dia keren dan cakep banget sekarang.

Ini mengartikan apa? keren itu, terbentuk dengan sendirinya melalui suatu proses alami yang alot didalam semangat untuk mencapai keberhasilan. Sama seperti jika kita bisa berhasil di Steemit ini, kira-kira seperti itulah.

Jadi keren itu tak bisa dibuat-buat agar terlihat keren. Tidak juga dengan mengecat rambut warna-warni, ataupun dengan memakai pakaian koyak lantas disebut keren. Tidak seperti itu, malahan bisa-bisa bukannya keren, tapi bisa disebut gila oleh tetangga kita.

#source

Dan jika sudah keren. Menariknya ialah, apapun yang dilakukannya rasanya semuanya itu benar bagi kita. Inilah anggapan yang perlu kita luruskan, tidak semuanya yang dilakukan mereka "yang keren" ini benar juga.

Karenanya, pintar-pintarlah kita dalam mengadopsi keren seseorang. Realitanya kita sering melihat orang dalam memahami keren seseorang salah kaprah, ada yang menukar nama pemberian ibunya dengan nama lain agar terlihat keren, dan yang lebih parah sampai adapula yang mengubah gaya hidupnya kebarat-baratan.

Yang semestinya hal ini tidak perlu dilakukan yang demikian, itu karena kita hanya membohongi diri sendiri, dan berusaha jadi orang lain. Kan lebih baik jadi diri sendiri, itu baru keren namanya, daripada jadi orang asing. Karenanya bersemangatlah kita dalam bidang/kegiatan yang kita geluti selama ini
( bidang positif) dengan sendirinya, keren ini akan terbentuk pada masanya.

Keren itupun perspektif, bisa dibilang tergantung selera juga. Belum tentu yang keren menurut orang, keren menurut kita. Sebagai contoh; Cristiano Ronaldo banyak orang setuju dia itu cantik, eh sory, keren maksudnya. Ini ada yang setuju ada yang tidak, mereka yang tidak setuju pasti punya kandidat lain yang lebih keren menurutnya, semisal; Didier Drogba, atau mungkin dirinya sendiri.
‎
Kita jangan salah, dalam kamus keren, tampang bukan rujukan pertama, seperti yang telah dibahas diatas. Keren itu tentang semangat dan bersabar dengan proses alami kehidupan. Maka jangan takut bila di Steemit kita tidak ganteng, cantik, ataupun imut-imut kemayu. Karena yang yang penting disini kita hanya perlu bersemangat dalam membuat konten-konten menarik untuk kita posting dan bersabar jika post kita tidak ada yang vote.

Mendengar kata-kata ini pasti kalian mencibir, dengan berkata: "Itukan teori, coba kamu yang alaminya, mana bisa tahan!" Kan gitu yang ada dibenak kalian.

"Ya, teori memang selalu indah diutarakan, prakteknya yang selalu menyakitkan." Itu benar. Dan saya juga setuju itu.

Kalian Jangan salah. Semenjak saya bergabung di Steemit ini, saya sudah terbiasa melihat postingan saya di blog terabaikan dan menggangur tidak jelas. Ini terkadang yang membuat saya sedih! Tapi saya akhirnya bisa berdamai dengan keadaan, dan mengerti jika saya sedang dalam 'proses keren' sebab, bisa bertahan dengan semua itu. Ini kenapa? Karena tidak semua kita bertahan dengan proses menyakitkan ini.

Semua Steemian sepakat, baru keren di Steemit ini, jika postingannya divote oleh kurator Indonesia @levycore, atau @aigabraqo. Ini menandakan postingannya berkualitas dan layak diapresiasi. Benar, ini tidak salah pendapat steemian. Tapi bagaimana jika tidak divote postingan oleh kurator setelah menulis panjang-panjang dengan konten menarik? Kan gitu masalahnya!

Ya kembali saja pada rumus dasar tadi, tetap bersemangat dan bersabar karena kurator inipun seperti kita yakini bersama, dia juga manusia. Kita kan tahu apa itu manusia!? Mereka pun butuh istrahat dan waktu bersama keluarga, mungkin disaat postingan dilayangkan merekapun sedang dengan kemungkinan yang lain, sehingga membuat postingan kita berlalu kosong dan layu diblog.

Yang tidak mendapat apresiasi oleh kurator, berbesar lah hati kalian dengan banyak sabar, kan masih ada God Karma.
Nah, kan keren juga itukan!

Dari pembahasan tentang keren ini. Berikut ada beberapa tips. Seyogya nya bisa jadi tetap keren dan bersemangat dengan tips ini:

Menjadi diri sendiri

Ini dimana kita mengenali diri kita sendiri dan kita yakin bahwa disetiap diri kita ada kelebihan, yang kemudian potensi ini, bisa kita kembangkan dengan cara kerja keras tanpa harus menjadi orang lain.

Memahami

Ini perlu dipahami dengan benar, artian keren yang kita cari seperti apa. Karena setiap kita memahami versi keren itu tidaklah sama. Ada yang membayangkan keren itu seperti, banyak cewek, atau bahkan banyak istri. Padahal tidak seperti itu, keren itu disetiap kita semua memilikinya, sebab manusia itu adalah makhluk sempurna.

Mencintai diri sendiri

Inipun yang sering kita lupakan, kita selalu beranggapan bahwa orang lain itu lebih keren daripada kita. Dengan ini, maka pudarlah cinta terhadap diri sendiri dan alhasil, kita tidak punya lagi rasa percaya diri untuk mendapatkan keren oleh kita sendiri, dengan kata lain kita tak pernah memberikan kesempatan untuk bisa menikmati proses terbentuknya keren ini, pada diri kita sendiri karena asyik dengan mencintai orang lain ketimbang diri sendiri.

Jika kita ingin disebut keren, kuncinya: bersemangat lah dengan bidang yang kita jalani, nikmati prosesnya dan banyak sabar ketika kita jatuh bangun dalam merintisnya.

Sekian dan terimakasih
@musliwadi