Dokter Spesialis Yang Special @dokter-purnama Plus Video Liputan Khusus

Hati saya tersentuh ketika membaca berita dan banyak sekali tulisan tentang @dokter-purnama. Hari gini, ada dokter yang masih memikirkan orang lain?! Kebanyakan hanya sibuk saja mengeruk keuntungan dari para pasien dan lupa dengan tujuan mulia pengabdian kepada sesama manusia sebagai seorang dokter. Ini jugalah yang membuat saya mengapresiasi @dokter-purnama, belum pernah saya melihat dokter mau ikut gundul untuk ikut solidaritas anak penderita kanker!

Di sebuah kedai kopi Aceh di Jalan Sabang, Jakarta besama @dokter-purnama dan pentolan mahasiswa Aceh di Bandung (IKAPA) masa lalu @hendrafauzi

Dokter bukan keahlian yang asing bagi saya, berhubung dulu saya sekolah jurusan biologi, separuh dari kawan saya sekelas di SMA, masuk ke sekolah kedokteran dan menjadi dokter. Selain itu, saya juga mengajar banyak dokter untuk urusan menulis dan banyak melakukan kegiatan bersama terutama untuk urusan masalah penyakit yang berhubungan dengan seks. Dokter memang pekerjaan yang sangat mulia, membutuhkan banyak sekali pengorbanan, bukan hanya sekolahnya yang lama dan susah, tetapi juga harus memiliki jiwa pengabdian yang tinggi. Sayangnya, saat ini banyak perubahan, pengabdian itu hilang dan urusan materi lebih diutamakan.

Masih teringat di dalam benak ketika saya harus berantem berat dengan seorang dokter yang memiliki jabatan di kementrian kesehatan karena masalah obat TBC. Rasanya tidak pantas dokter meminta volunteer memangkas obat para penderita hanya karena kekurangan dana untuk pengobatan. Bukannya berjuang agar bisa mendapatkan obat, malah memaksa orang yang sakit berhenti berobat. Sungguh menjengkelkan!

Lain lagi dengan @dokter-purnama, setelah berjumpa di Jakarta beberapa waktu lalu usai sidang urusan KIP di Mahkamah Agung, hati saya tergelitik sekali. Kok ada dokter yang mau bercerita banyak tentang masalah orang miskin, anak kecil sampai lansia. Tidak usah cerita bagaimana dia ikut serta berbagi dan membantu, bercerita saja itu sudah menunjukkan ada sesuatu yang berbeda. Ini menunjukkan ada rasa kepedulian dan keprihatinan yang sangat penting menurut saya pribadi.

Dari malam itu saya pun kemudian mencari tahu, bagaimana sebenarnya @dokter-purnama. Apa yang dilakukannya dan apa yang ingin dilakukan sebenarnya. Saya pun senang ketika ada banyak sekali cerita positif tentang dirinya dari beberapa orang yang saya tanyai. Cerita bagaimana @dokter-purnama itu begitu pemurah dan mau saja berbagi dengan sesama. Bahkan untuk urusan Steemit pun dia tidak segan untuk turun membantu, demi teman-teman agar dapat maju bersama.

Ada perasaan bahagia yang luar biasa masuk ke dalam hati saya. Akhirnya, ada juga dokter yang masih memiliki jiwa pengabdian. Dulu mungkin banyak dokter yang seperti itu, tapi saat ini tentunya jarang sekali. Apalagi ketika saya tahu @dokter-purnama juga adalah teman dekat dari adik saya, dokter luar biasa yang sangat baik hati @razack-pulo dan adik saya yang selalu luar biasa bahagia, @bahagia-arbi. Semakin saya yakin bahwa @dokter-purnama bisa terus kuat hatinya untuk dapat terus berbagi dan mengabdikan diri. Perlu ada kekuatan dari lingkungan dan sekitar yang mendukung dan mendorong, agar tidak mudah terbawa arus dan kemudian hanyut.

Seorang wartawan yang lucu banget @muhajirjuli pernah menuliskan bagaimana pandangan saya terhadap @dokter-purnama di media aceHTrend : http://www.acehtrend.co/purnama-setia-budi-di-mata-mariska-lubis/, dan memang itulah pandangan saya.

“Saya suka bila ada anak muda Aceh yang mau terjun ke politik tetapi bisa melihat dunia tidak hanya dari sudut pandang pejabat atau rakyat jelata. Tetapi bisa dari segala sudut pandang yang ada,” ujar Mariska yang dikenal dekat dengan sejumlah tokoh penting Indonesia, pada medio Januari 2018.

Saya sendiri berterima kasih karena @dokter-purnama sudah mau ikut serta membantu kesuksesan 1st KSI National Meet Up di Bandung kemarin. Bukan hanya datang tetapi juga mau memberikan inspirasi dan yang kerennya lagi mau membeli lukisan yang dibuat oleh Kang Bahar Malaka. Lukisan ini menjadi sebuah lukisan yang tidak ternilai harganya, apalagi dibuat karena cinta untuk berbagi, dan dibeli oleh orang yang memiliki cinta. Uang bukan nilai yang paling penting, tetapi keinginan untuk membantu dan memberikan cinta inilah yang sangat saya apresiasi dengan tinggi.

Semoga saja @dokter-purnama bisa menjadi inspirasi bagi semua, terutama para dokter di Indonesia agar kembali lagi ingat pada tugas dan kewajibannya untuk mengabdi kepada sesama manusia. Tidak ada yang lebih indah dan mulia daripada berbagi dan memberi. Hanya dengan berbagi dan memberi, penuh keikhlasan dan ketulusanlah kita semua bisa mendapatkan masa depan dan kehidupan yang lebih baik.

Teruslah berjuang sebagaimana layaknya seorang manusia yang memiliki hati dan cinta bagi semua! Semoga Allah memudahkan semua langkah dalam menggapai cita-cita dan harapan bagi kehidupan dan masa depan yang lebih baik!

Bandung, 23 Februari 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis