Ribetnya Membuang Sampah di Negara Maju/Complicated Waste Disposal in Developed CountriessteemCreated with Sketch.

in #life7 years ago

[Indonesian]



image

Source

Sering ya kita berdecak kagum pada negara-negara maju di mana semua aspek kehidupan terlihat sangat rapi, teratur, dan disiplin. Tapi tahukah teman-teman, dibalik itu semua, ada peraturan ketat dan mendetail yang harus diikuti oleh tiap warganya. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut pasti akan dikenai denda yang ngga sedikit jumlahnya.

Peraturan ketat ini saya rasakan sendiri saat tinggal beberapa bulan di Newcastle, Inggris. Tapi saya ngga akan membahas semua aspek dalam tulisan ini. Saya ingin fokus pada masalah membuang sampah rumah tangga saja.

Sebelumnya saya ingin menunjukkan lingkungan tempat suami dan saya tinggal.

image

image

Rumah kami nomor 195.

Seperti yang kita lihat di foto, rumah-rumah itu sama bentuk dan warna catnya. Yang membedakan hanya nomor rumah. Jadi jangan sampai kita lupa nomor rumah ya.

Rupanya masalah rumah ini juga diatur dengan ketat. Tapi saya tidak terlalu paham secara rinci. Yang saya ingat hanyalah ketika pagar rumah kami sedikit rusak, kami harus menghubungi City Council (Dewan Kota) untuk memperbaiki. Wow, dalam hati saya bilang ini kebangetan peraturannya. Masak pagar rusak sedikit saja disuruh menghubungi City Council. Lalu saya berpikir kemungkinan penyebab bentuk dan warna rumah-rumah di tempat saya tinggal sama semua adalah karena penghuni dilarang mengubah apapun pada tampilan rumah.

Pemilahan Sampah

Saat-saat pertama tinggal di Newcastle, saya membuang semua sampah dalam satu tong sampah saja. Tapi kemudian saya heran kenapa sampah saya ngga diangkut, sedangkan punya tetangga diangkut semua. Seorang teman lalu memberi tahu kalau sampah harus dipisah-pisah dan dimasukkan dalam tong sampah sesuai kategorinya.

Seperti inilah jenis tong sampah yang ada di lingkungan saya tinggal. Cuma ada dua warna, hijau dan biru dan diletakkan di pinggir jalan di belakang rumah. Tapi sekarang sepertinya sudah ada yang berwarna coklat juga.

image

Source

Tong sampah warna hijau dipakai untuk membuang sampah rumah tangga, sisa makanan, dan sampah yang ngga bisa didaur ulang.

Sedangkan yang berwarna biru digunakan untuk menampung sampah yang bisa didaur ulang seperti botol plastik, kardus, buku/majalah/koran, kaleng biskuit, kaleng minuman/makanan, botol produk beraerosol, dan sejenisnya.

Tapi ada aturannya lagi nih, ngga bisa asal cemplung saja. Botol pastik harus dicuci bersih, dibuang tutupnya dan dipenyet. Begitu juga dengan berbagai macam kaleng, harus bersih dari sisa makanan atau minuman serta harus dipenyet. Kardus dan karton bekas minuman harus dicuci bersih dan dipenyet. Saya pernah lupa menyet karton-karton bekas jus. Alhasil, sampah saya ngga diangkut sampai sebulan.

Di dalam tong sampah biru ada kontainer kecil berwarna hitam seperti ini. Gunanya untuk menampung sampah berupa botol kaca dan botol bekas selai yang harus dibersihkan sebelum dibuang. Baterai bekas juga ditaruh di sini, tapi harus dimasukkan plastik bening dulu.

image
Kontainer hitam, di atas tong sampah biru.

Tong sampah warna coklat dipakai untuk membuang sampah dari kebun seperti dedaunan, rumput, sisa pemotongan pohon, dan sejenisnya.

Kita pasti merasa ribet banget ya harus mencuci sampah segala, apalagi kalau jumlah sampahnya banyak. Belum lagi kalau kita bingung sampah yang akan kita buang masuk kategori apa. Alhasil, harus mencari-cari informasi di situsnya Dewan Kota. Jangan sampai kita berulang kali membuat kesalahan, bisa-bisa mendapat surat teguran!

Pengangkutan Sampah

Sampah dalam tong hijau diangkut seminggu sekali, sedangkan yang biru dua minggu sekali pada jam 5.30 pagi pada hari yang sudah ditentukan. Biar ngga lupa, tong sampah diletakkan di pinggir jalan malam sebelumnya. Setelah sampahnya diangkut, tong sampah harus dibawa masuk kembali.

Agar bau sampah sisa makanan ngga kemana-mana, sampah tersebut harus dibungkus plastik dobel dan diikat dengan kuat.

Masih ada sederet peraturan lainnya yang diatur secara rinci juga. Antara lain: bagian depan tong sampah diletakkan menghadap trotoar, jarak tong satu dengan lainnya satu meter, tidak boleh dekat dengan kendaraan yang diparkir, pepohonan atau tiang, tong sampah ngga boleh terlalu berat, ngga boleh salah memasukkan sampah dalam kategorinya. Dan yang paling penting, sampah ngga boleh berceceran karena bisa didenda 75 pound (kalikan dengan Rp 17.500).

Seperti inilah adalah bentuk mobil pengangkut sampah yang ada di lingkungan kami tinggal.

image

Source

image

Source

Peraturan Lainnya

Selain peraturan-peraturan yang saya sebut di atas, masih ada lagi sejumlah aturan lain. Misalnya, kita ngga boleh membeli tong sampah lain. Jika rusak atau hilang harus menghubungi City Council. Jika perlu tong sampah yang lebih besar harus ada syaratnya yaitu jumlah anggota keluarga 6 orang atau lebih, atau jika ada salah satu anggota keluarga yang memiliki kondisi kesehatan khusus.

Untuk membuang sampah-sampah yang berukuran besar atau berjumlah banyak harus mengajukan permohonan secara online dan membayar biaya puluhan pound tergantung besar kecilnya sampah.

Daaan....masih banyak lagi peraturan yang diatur secara sangat rinci yang bisa kita baca di situsnya City Council. Saya terus terang pening membaca peraturan yang dibuat sedemikian detail itu.

Ngomong-ngomong soal pemisahan sampah itu, kita mungkin pusing ya harus memilah sampah ke dalam beberapa kategori. Tapi itu belum seberapa. Ada sebuah kota di Jepang bernama Kamikatsu yang mengharuskan warganya memisahkan sampah menjadi 34 kategori! Ya ampun, banyak banget ya. Tapi hasilnya luar biasa, kota ini menyandang gelar Zero Waste Town. Keren. Kalau ingin melihat liputannya, bisa klik link ini.

Kalau negara-negara maju sudah mengatur sedemikian ketat dan rinci masalah sampah ini, bagaimana dengan kita? Kita....ah, sudahlah. Bahkan untuk membuang sampah di tempatnya saja, bangsa kita belum sanggup melakukannya. Menyedihkan memang, tapi begitulah kenyataannya.



[English]

We are often amazed by developed countries where all aspects of life look very neat, orderly, and disciplined. But do you know, behind it all, there are strict and detailed rules that must be adhered by each citizen. Violations against the rules are subject to penalties.

I have my own experience of having to comply with these strict rules when I stayed in Newcastle, UK for several months. But I will not discuss all aspects in this post. Instead, I want to focus on household waste disposal only.

Before we proceed, let me show you the neighborhood where my husband and I lived.

As we can see from the photo, the houses are of the same shape and color .What distinguishes is only the house number. So never forget the number.

Apparently this house issue is also tightly regulated. But I do not really understand in detail. All I can remember is that when our fence was slightly damaged, we had to call City Council to fix. Wow, I thought that was too much. There was only minor damage and we had to call City Council? I then thought about the reason why houses in my neighborhood were all similar. It might be the residents are forbidden to change the appearence of the house.

Waste Sorting

In the beginning of my stay in Newcastle, I dumped all trash in one bin. But then I wondered why my bin was not collected. A friend of ours told me that the garbage had to be separated and put in a trash bin according to the category.

These were the types of trash bins my neighborhood. There were only two colors, green and blue. But now it seems there are already brown bins as well.

Green wheelie bins were used to dispose household waste, food waste, and garbage that can not be recycled.

While the blue ones were used to accommodate recyclable waste such as plastic bottles, cardboard, books / magazines / newspapers, biscuit tins, beverage / food cans, bottles of aerosol products, and the like.

But some more rules applied, the garbage must be sorted. Plastic bottles should be washed, rinsed and flattened. The same goes to food and beverage cans. Cardboard and cartons should be flattened. I once forgot to flatten the juice cartons. As a result, my garbage was not collected for up to one month.

Inside the blue wheelie bin, there was a small black caddy like this. This caddy was to collect glass bottles and jars which had to be cleaned before disposal. Used batteries were also placed here, but they had to be put in a clear plastic bag first.

The brown wheelie bin was used to dispose garbage from the garden such as leaves, weeds, garden trimming, and the like.

Bin Collection

The garbage in green wheelie bin was collected once a week, while the blue one was once in two weeks, at 5.30 am on the appointed day. In order not to miss the collection, the bins have to be put at the kerbside the night before. After the trash was collected, the wheelie bins had to be brought back inside.

In order to prevent the food waste from smelling, the garbage had to be wrapped in double plastic bags and tied up tightly.

There were still other rules set in details. For example: the front of the bins were placed towards the kerb, the space between bins was one meter, should not be close to parked vehicles, trees or poles, garbage was not supposed to be too heavy, and trash was sorted in proper way. And most importantly, trash must not be scattered. If it was, we would be fined 75 pounds (multiply by IDR 17,500).

This is the type of garbage truck in our neighborhood.

Other Rules

In addition to the rules I mentioned above, there were still a number of other rules. For example, we could not buy new trash bins. If they were damaged or lost, we should contact City Council. If we needed a larger bin, there had to be 6 or more people in the household or if there was one family member having special health conditions.

To dispose bulky waste, or large amounts of garbage, we had to apply online and pay the expenses (tens of pounds, according to the size and amount).

And .... there were still many more detailed rules that we could read on City Council website. I had a headache reading all of those rules!

Speaking of waste sorting, we may have a headache to separate it into several categories. But that's nothing. There is a town in Japan called Kamikatsu that requires its citizens to sort waste into 34 categories! Geez, such a lot. But the result is remarkable, the city holds the title of Zero Waste Town. Cool. If you want to see the coverage, you can click this link.

If developed countries have set such strict and detailed rules on waste disposal, what about us? We ... ah, forget it. We are not even able to dispose trash in a proper place yet. Sad, but true.



Thanks for stopping by and reading my post. If you enjoy it, please upvote, and resteem if you wish. I will really appreciate it.

Terima kasih sudah singgah di blog dan membaca tulisan saya. Jika sahabat Steemit suka, silahkan upvote, dan resteem jika mau. Saya sangat menghargainya.

Please follow @horazwiwik

Sort:  

Mau komen soal pager rusak yang mesti lapor city council.
Mungkin mbak Wiwik kebetulan tinggal di kompleks yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai warisan budaya.
Saya lihat bentuk rumahnya ada banyak "Oriel" dan dari bata merah pula, khas desain bangunan masa lalu. Jaman sekarang jarang orang bangun rumah baru pake oriel, kecuali kelebihan duit, mahal soalnya wkwkkwkwk.
Kalau rumahnya ada di daerah yang dilindungi, mau bikin perubahan atau perbaikan apapun, sekecil apapun harus ada ijin dari pemerintah, ribet emang. :-D
Tapi bener juga sih bahwa bikin rumah sama sekali baru pun, kalau misalnya didaerah tersebut menunjukkan ciri khas tertentu, biasanya ada juga yang namanya "Lay-out plan" yang ditetapkan pemerintah setempat. Kalau nggak dipatuhi, IMB ngga akan keluar. :-D
Dan entar kalau bangunan udah selesai bakal dikontrol lagi.
Kalau di Indonesia ada banyak bangunan yang ngga dibikin sesuai IMB juga lolos-lolos aja... banyak yang ngga kena sanksi asal berani nyogok wkwwk.
Makanya jangan heran juga kalau Jakarta banjir terus...secara banyak bangunan yang dibangun ngga sesuai dengan prinsip arsitektur, ngga sesuai dgn city lay out plan, dan tetep aja lolos :-D (selain soal sampah menumpuk di sungai dan banyaknya bangunan liar di bantaran sungai tentunya).
Ngga tau sih sekarang gimana

O gitu ya mba. Pantesan ribet banget dah tinggal disitu. Tp waktu itu emang dapet rmh itu dicarikan teman yg sdh lama di Newcastle. Kebetulan rumah itu dah dr jaman dulu ditempati mahasiswa indonesia, berganti gantian.
Tp iya sy suka banget arsitekturnya aplg ad batu bata merahnya. Eropaaa banget. Cinta deh pokoknya sama batu bata ini.
Nah jd penasaran nih sy sm oriel ini. Ternyata harganya mehong ya. Itu batu batu spt di indonesia atau udah dicampur bahan kimia tertentu sih mba.kok alus dan tahan cuaca gitu.

Yah, masih ada sih yang mau bikin, di katalog perusahaan real estate masih suka ada cuma biasanya di lantai bawah doang oriel-nya, tapi termasuk jarang yg mau soalnya cuma design doang, nggak fungsional. Andai aku bikin rumah pake Oriel, pasti bakal sekalian bagian atasnya dibikin teras balkon, kalau nggak rugi hahaha. Bikin balkon ukuran kecil doang udah hampir 10ribu €, oriel juga bisa makan segitu, bahkan mungkin lebih karena tergantung desainnya juga dan pake banyak jendela nggak, soalnya jendela mahal, kan triple glas yang standar sekarang :-D . Nah, kalau bawah dah makan duit segitu kan mending atasnya dijadiin balkon sekalian tinggal bikinin pager sama kasih tegel wkwkwkwwk.
Soal batu bata, kurasa yang bikin beda itu selain komposisi mineral di tanah liat yang dipakai sebagai materialnya yang beda. Selain itu masalah di Indonesia lebih di Quality standard and control.
Sebenarnya teknik pembuatan batu bata juga orang indonesia bisa, cuma berhubung indonesia ngga perlu bertarung dengan iklim keras (winter), jadi ya standar kualitas bahan bangunannya beda, di Indonesia pori-pori lebar ngga papa, kalau disini ya udara dingin gampang tembus.
Udah gitu di indonesia maunya murah kan, jadi ya gimana mau bikin yang bagus?
Kalau mau bagus sih juga bisa aja bikin.
Temenku tempo hari ada yang pengen bikin pager rumah dengan teknik pasang batu bata merah gaya eropa kayak di foto kamu itu... Tapi jadinya jelek banget meskipun udah pake bata yang cukup bagus... Tukangnya yang masang juga nggak bagus soalnya...
Finishing dan Quality Control seringnya masih jadi masalah di Indonesia. :-D

Wow, bener2 mahaal ya si oriel ini. Tapi sepadan dgn hasil akhirnya hehehe. Yg teman mbak itu, sayang banget yak jelek hasilnya. Berarti memang perlu skill khusus utk masang batu bata ekspos ini.

Kalo di Jerman, sekarang umumnya org kalo bikin rumah dindingnya pakai material apa?apa batu bata atau yg lain? Sy pernah baca blog org Amerika yg bikin rumah, dindingnya dari papan terus dibungkus sama bahan kertas yg bernama Tyvex. Kabarnya tahan udara dan air. Nah, setelah itu baru diplester. Bisa cepet dong ya ga perlu masang batu bata yg kecil2 itu hehe...

Even in the 'developed countries' all is not gold that glitters ... Over the years in Germany I notice more and more people throwing their wast just behind them on the streets, depose it in the forest or let it fall out of the windows of their cars while driving. On the paths I see plastic bags, bottles, dog dirt and cigarettes ...

Urgently children should be taught more in school about the consequences of polluting environment. And penalties against polluters should be executed much more consistently.

And yes, I have been to south east Asia and I know that many people simply don't care at all about how clean and beautiful their environment is. There is still a steep learning curve required, and also politicians, teachers and parents are asked educate population and their children and punish people who continue to pollute the landscape.

I agree. There is no such thing as perfection. There are always some people who misbehave, even in places where strict rules are applied.

But at least developed countries have built a good system for waste disposal and their citizens posses a high level of awareness towards environment issue whereas those two important aspects are lacking in developing countries, at least in Indonesia.

I myself find it hard to teach my kids to dispose garbage to trash bins. This is because, in my personal point of view, there is no such communal agreement on how to handle this issue. I mean, teaching children to do the right thing should be the responsibilities of all. This is frustrating sometimes. For example, when going together with many relatives, and my kids have finished drinking their bottled mineral water. They then asked me 'What should I do with the bottle?". I said 'Just keep it for now, we will dispose it when we find a trash bin". But then other relatives would easily say "Never mind, just dump it to the street". I was like....whaaaat?

Thanks @jaki01 for commenting on my post and resteeming it. I hope it will give more insights to people who do not care about this waste disposal issue.

But then other relatives would easily say "Never mind, just dump it to the street". I was like....whaaaat?

In that case I would tell them loud and clear that this is completely unacceptable. I know Asians are often too polite to risk any kind of confrontation, but sometimes it is just unavoidable ...

You understand Asians so well :D.

Resteemed now: important topic! :)

Congratulations @horazwiwik! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the total payout received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

very good at handling the trash ... Unlike my area that is far from an awareness of the dangers of junk ...

https://steemit.com/photography/@elhakimi/the-largest-and-longest-trash-in-aceh-besar-2017725t215822779z

Hai @elhakimi, developed countries have a very good system for waste disposal. Peraturan sgt ketat dan warganya pun punya kesadaran tinggi thd lingkungan. Masyarakat kita belum sampai ke level sana.

It's so good for sharing mbak.

Iya, thanks. Waktu di Oz dulu @thevira jg ngerasain kan byk aturan yg dibuat, termasuk urusan sampah ini.

Iy mbak. Aturan yang sangat memudahkan warganya. Semuanya ada aturan yg jelas, dan sgt dimudahkan, even qt sebagai warga asing disana.

Penginnya di tempat kita kyk gitu jg ya hehehe dan warganya patuh semua. Maunya...

Maunya ya mbak. But perhaps, in a few decades later.:(

Hahaha couldn't agree more!

Orang yang berperadaban terlihat bagaimana ia mengelola sampah. Kadang, dari jendela mobil mewah penumpangnya sembarangan membuang sampah, termasuk kulit buah-buahan @horazwiwik. Terima kasih postingannya.

Betul bg @ayijufridar. Paling gemes sama org yg buang sampah dr mobil. Ada teman kuliah sy yg suka iseng sm org beginian. Klo di lampu merah ad yg buang botol aqua dr mobil, dia pungut itu botol, ketuk jendela mobil dan bilang 'Mas, botolnya ketinggalan' sambil masukin botol itu lg ke dlm mobil. Hahaha...juara deh.

Perilaku teman kuliah @horazwiwik itu pernah saya tonton di Trans TV. Seorang pemuda bule di perempatan membuang botol bekas air mineral ke dalam mobil. Kejadian itu ternyata tertangkap CCTV. Perlu ditiru, perilaku yang jaga kebersihan itu, bukan yang suka buang sampah sembarangan...

Setuju. Kita lihat reaksi org yg buang sampah kayak gitu.klo perlu direkam trus diviralkan😁

Postingan bagus mbak, maklum lah di negara kita yang kita cintai ini mungkin sama-sama kita tahu sampah dimana-dimana, kalau kita lihat negara lain memang mereka induvidu2 nya sudah sadar manfaat kebersihan... dan mereka menjaga lingkungan nya dengtan baik tapi coba lihat di sekeliling kita saja bagaimana orang yang hisap rokok yang putung rokok nya sembarangan dan coba lah mungkin kita mulai dari diri kita dan keluarga kita terutama anak-anak kita misalnya pada saat anak-anak kita membeli jajanan, ketika jajanan nya habis sampai kan ke anak-anak kita, Nak bekas bungkusan jajanan nya di buang di tong sampah ya nak. Mari kita mulai menjaga lingkungan dari keluarga kita dulu, kalau semua keluarga berusaha hidup bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan maka otomatis lingkungan yang lebih besar akan bersih juga dan negara yang kita cintai ini akan bebas dari Sampah.

Iya mba @deesy, penting banget ngajarin anak2 kesadaran membuang sampah di tempatnya. Tapi ternyata ga gampang ya, salah satu sebabnya org2 di sekitar kita yg ga sepaham dgn kita.
Misalnya, anak saya habis makan snack, trus nanya saya, bungkusnya diapain. saya bilang simpan aj dulu nanti dibuang di rumah. Eh, orang lain bilang 'halah, buang aja di tanah di situ'. Ampun deh..

Postingan yang bagus mbak. Kereenn. ..
Terimakasih sudah berbagi pengetahuan dan informasinya.

Sama sama mba @yuslindwi. Seneng bisa mengamati apa apa yg ada di tempat lain yg beda banget dari tempat kita mba...kalo ada manfaat yg bisa dipetik itu lebih keren lagi hehe

Insyaaallah ada manfaat dan pembelajaran yang baik bagi saya, dan teman teman semua.

Amiin. semoga memang demikian adanya.

I liked the content... Good work upvoted

Thank you very much @alokkoshal.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63061.76
ETH 2602.70
USDT 1.00
SBD 2.75