Kehidupan pada era jaman dulu dan sekarang

in #life6 years ago

image
source picture

itu jaman yang serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus lebih memantau pergaulan dan gaya hidup yang mereka terapkan. Mengikuti perkembangan zaman dengan teknologi yang semakin canggih adalah salah satu kesenangan tersendiri. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi saaat ini dimana era digital berkembang pesat dengan diciptakannya gadget canggih atau smartphone dengan fitur-fitur yang menarik. Seperti beberapa media sosial yang sedang di gandrungi remaja seperti path, twitter, instagram, line, bbm, facebook, whats app dan lain-lain. Ketika penggunaan gadget tak lagi seimbang sehingga banyak sekali dampak negatif yang dirasakan seperti efek kecanduan dan ketergantugan akan penggunaan gadget sehingga anak menjadi malas belajar. Di sinilah lagi-lagi peran orangtua dan guru sangat penting dimana perhatian khusus harus diberikan pada sang buah hati agar jangan sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Waktu berputar, tahun berganti, zaman pun berubah. Tidak ada yang abadi di dunia ini, setiap perubahan akan membawa dampak perubahan pada bidang lain. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Dahulu begini, sekarang begitu, kalau dulu ini, sekarang itu. Perbedaan zaman membuat banyak perbedaan yang terjadi pada kehidupan generasi muda. Tidak mungkin kita menyamakan generasi muda zaman dahulu dan sekarang karena kondisinya saja sudah berbeda. Contoh perbedaan zaman sekarang dan dahulu yaitu makanan : tidak ada makanan rekayasa genetika,tanpa bahan kimia, tidak ada pertanian intensif, tidak perlu label organik. Makanan abad pertengahan lebih baik dari apa yang kita miliki saat ini, bahkan pernyataan di atas baru sedikit dari sebagian pernyataan yang lain. Makanan abad pertengahan ini tidak di hias dan penampilannya itu, orang-orang pertengahan abad ini mau memakan makananan hampir dua potong roti setiap hari, daging atau ikan dengan ukuran seperti steak lalu di sertai dengan sayuran kacang, lobak, wortel, tiga pint bir. Di banding zaman sekarang kalorinya sekitar 2.700 kalori per hari sedangkan zaman dulu sekitar 3.500 sampai 4.000 kalori per hari. Kemudian kejahatan : yang melakukan kejahatan akan di adili dan di eksekusi, yang melakukan kejahatan kecil di permalukan di depan publik atau di denda. Kalau di zaman sekarang kejahatan kecil di penjara sesuai dengan undang-undang hukum zaman sekarang . Kemudian permainan : Senang bermain digital online? Rasanya kamu akan betah berjam-jam menatap layar computer untuk melakukan games online, bahkan dengan pemain yang tidak kamu kenal di belahan dunia lain. Games online memang mengasyikkan, mengasah kita untuk bertindak cepat, namun bila tidak dilakukan dengan bijak, akan membuat kamu ketagihan dan melupakan berbagai hal seperti pekerjaan rumah atau tugas kuliah. Bandingkan dengan zaman dahulu permainan di dominasi permainan fisik secara nyata seperti petak umpet, gobak sodor, atau lompat karet. Semua permainan tersebut melatih keterampilan, kerja sama, dan kecerdasan. Keduanya sama-sama bermain, namun teknologi mengubah permainan menjadi lebih canggih. Bila generasi sekarang lebih pintar karena teknologi, generasi zaman dahulu lebih tangkas. Teknologi memegang peranan penting dalam perubahan generasi dahulu dan sekarang. Generasi sekarang sangat dimanjakan oleh teknologi, semua menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi ingin mengerjakan PR dari sekolah? Tugas kuliah? Atau presentasi dari bos di kantor? Teknologi akan membantu dengan sangat mudah, internet siap dipakai kapan pun. Telepon tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi biasa, namun berubah menjadi sumber informasi, ajang eksistensi diri, bahkan sebagai hiburan. Bila mengenal televisi, maka generasi kini mengenal berbagai tekonologi mulai dari smartphone sampai tablet. Tidak gaul rasanya bila tidak membawa teknologi tinggi ini ke mana-mana. Generasi sekarang jelas lebih pintar secara teknologi namun mereka pun memiliki tantangan sendiri untuk belajar dewasa memilih teknologi agar digunakan untuk kebaikan. Tidak setiap informasi yang diperoleh dari teknologi baik dan sesuai norma. Disinilah tantangan generasi sekarang dalam menyikapi teknologi. Kemudian nilai-nilai moral dan agama : pada masa ini, kehidupan moral dan agama sudah bukan lagi hal penting. Remaja semakin sulit mendefinisikan moral dan agama. Dulu, remaja mudah membedakan mana bermoral dan yang tidak. Sekarang, batasannya sangat tipis. Bermoral atau tidak bukan lagi didasarkan pada Kitab Suci, melainkan pada pendapat orang lain. Remaja tumbuh pada nilai-nilai moral dan nilai kesucian. Mereka menganggap baik kalau kebanyakan temannya juga mengatakan bahwa itu baik. Jadi, nilai moral dan nilai baik sangat relatif. Masa-masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Kebanyakan remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung mengikuti perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja, mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Jika tidak mengikuti perkembangan, berarti mereka tidak modern atau ketinggalan zaman. Sebenarnya yang melatar belakangi gaya hidup modern itu sendiri adalah arus globalisasi yang mengharuskan kita mengikuti tuntutan zaman modern masa kini, yaitu: waktu sebagai sesuatu yang sangat berharga istilah “Waktu adalah uang” dan anti gaptek singkatan dari “gagap teknologi”. Dengan demikian, tuntutan dari zaman masa kini adalah kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan juga kita terus mengikuti perkembangan teknologi di segala bidang kehidupan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gaya hidup anak remaja kini sangat berbeda dengan gaya hidup anak remaja dulu. Kalau dulu, anak remajanya tidak mengenal yang namanya komputer, HP (Hand Phone), fashion, atau berbagai macam model pakaian. Kini justru sebaliknya. Anak remaja, atau istilah lainnya ABG (Anak Baru Gede) justru bergelut dengan hal-hal tersebut. Dan menjadi gaya hidup mereka tiap harinya. Maka apa yang pernah dikatakan oleh filsuf Baudrillard beberapa abad lalu memang ada kebenaranya. Menurutnya, gaya hidup manusia jaman kini dibentuk oleh pabrik-pabrik imajinasi seperti fashion, komputer, hp, dll. Bukan oleh nilai-nilai moral yang beberapa dekade lalu mendapat tempat istimewa dalam kehidupan manusia. Karena itu, apa yang telah diwanti-wanti oleh beliau memang tepat, dan benar. Yang mana hal tersebut dapat kita temukan dalam gaya hidup remaja masa kini. Terjadinya perubahan gaya hidup (life style) anak remaja masa kini tak terlepas dari perubahan budaya, pola pikir yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Kini anak remaja lebih senang dengan hal-hal yang serba instan, pragmatis, dan cenderung kebarat-baratan. Para pengagum modernitas sepakat bahwa proyek modernitas yang dilahirkan beberapa abad lalu dalam kehidupan manusia memang tak terhindarkan. Budaya modern, dan segala hal yang berbau gaya hidup modern harus diikuti. Bila tidak, maka akan ketinggalan jaman. Dan menjadi korban proyek modernitas itu sendiri.Menurut pengamatan saya,saat ini harus ada keseimbangan antara gaya hidup culture modern dengan gaya hidup culture asli/lokal. Dan jangan sampai berat sebelah. Pengaruh globalisasi ini membawa dampak positif bagi kehidupan para remaja. Sedikit banyaknya tentu saja memberikan pengaruh dan perkembangan yang bernilai manfaat terhadap sistem kehidupan. Meskipun di satu sisi, kita juga tidak bisa menampik adanya pengaruh negatif yang muncul akibat adanya proses globalisasi. Dinamika zaman selalu menyuguhkan sajian hangat, membuat penasaran, kecanduan, dan tak sedikit pandangan tak sedap jika tidak mengikuti arus berputarnya, terlebih bagi kaum “remaja” yang nota bene masih labil di tengah pencarian jati dirinya. Berbagai slogan pun muncul di kalangan remaja, seperti “tidak gaul jika tidak mengikuti arus (globalisasi)”, ataupun “tidak modern kalau gaptek” sayangnya mereka hanya berpatokan pada bangsa lain (Barat), hingga budaya sendiri rela digadaikannya. Tidak bisa dipungkiri memang, begitu banyak hal positif yang dapat kita semai dari perubahan teknologi, industri, namun hal negatif pun kerap tak dapat kita hindari akibat dari adanya proses tersebut. Saat ini kita dapat menembus dunia yang tanpa batas dan ruang, mengakses segala informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia dengan cepat, berkomunikasi dengan siapapun di manapun dengan efektif, dan berbagai aktivitas lainnya yang serba instan dengan tidak mengesampingkan aktivitas pokok. Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai bahan kajian yang tidak kalah menarik. Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek kehidupan ekonomi, pendidikan, teknologi, dll, pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (handphone, televisi, radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja. Dari munculnya berbagai dampak globalisasi peran media terhadap remaja gaya hidup dan moralitas di atas, sangat diperlukan perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak, agar dalam proses perkembangan berikutnya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan baik bagi remaja sendiri maupun bagi keberlangsungan bangsa ini. Pengaruh globalisasi tersebut memberi dampak positif tentu saja memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan para remaja. Pengaruh mana yang akan muncul, itu semua tergantung pada masing-masing individu dalam menyikapinya. Keluarga bagi anak-anak merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mendambakan keakraban dan kehangatan, memupuk rasa percaya pada diri sendiri dalam pergaulan dengan orang lain maupun pengambilan keputusan dan tindakan sendiri. Peran dan tanggung jawab orangtua dalam pembinaan iman kepada anak-anak adalah dengan memberi pengajaran, dalam rangka menciptakan kerukunan hidup keluarga yang damai, bersukacita dan sejahtera yang merupakan sumber-sumber kebahagiaan hidup dan nilai-nilai hidup yang sangat berharga. Orangtua harus bisa mengajarkan anak-anak untuk patuh kepada segala sesuatu yang telah disepakati bersama dalam keluarga. Tujuan semua aturan dan disiplin dalam keluarga tidak sekadar agar anak patuh kepada orangtuanya, melainkan menjadikan aturan itu sebagai alat pengajaran. Sebenarnya cara menyikapi gaya hidup modern pada remaja itu sendiri bisa dilakukan dengan cara adanya kontrol sosial dari orang tua, guru, dan masyarakat sekitar, juga dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan remaja. Adanya sosialisasi tentang pentingnya melestarikan budaya warisan leluhur. Perhatian dan pengawasan dari orang tua dan guru terhadap remaja harus lebih besar dan lebih dekat terhadap mereka, agar mereka lebih terbuka dan mudah diarahkan. Komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan remaja. Perkembangan tentang globalisasi dan informasi harus terus diikuti oleh orang tua dan guru. Hal yang paling penting dari gaya hidup anak muda masa kini adalah kualitas diri, bukan penampilan diri. Pasalnya, kualitas diri susah untuk didapatkan, sedangkan penampilan diri dalam sekejap bisa berubah. Untuk mendapatkan kualitas diri, dibutuhkan pembelajaran yang lama, konsisten, dan perjuangan yang maksimal. Anak muda atau remaja yang foya-foya, dia akan tertinggal. Akan jauh dari sukses. Hidup mapan takkan tercapai. Akan remaja yang kerja keras dan pembelajar demi menempa diri, akan lebih cerdas, cepat mapan dan sukses dalam karir. Remaja yang memiliki kualitas diri, penampilannya sederhana, elegan, dan menarik. Memiliki inerbeauty yang terpancar. Mudah disukai orang lain. Tidak banyak tingkah. Akan lebih banyak kreativitas. Selain itu, remaja masa kini yang mengutamakan kualitas diri lebih mudah untuk mengatasi masalah-masalah dalam hidup. Maka dari itu hidupnya akan lebih survive. cara membedakan mengetahui gaya hidup yang negatif dan positif. Masa remaja adalah masa pencarian identitas.Sedangkan gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain demi mendapatkan status didalam pergaulannya. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Para bintang muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah gaya hidup remaja. Disamping itu juga anak muda jaman sekarang terkesan terlihat glamour ,Gaya hidup serba mewah, serba enak dan serba berkecukupan yang dianut para remaja sesungguhnya karena diajarkan oleh idola-idola mereka yang berada di layar telivisi yang kita lihat sehari hari. Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain. Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh televisi. Kehidupan sinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan cara instan telah menjadi trend baru bagi remaja. Siapapun yang terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron itu akan mendapat stigmatisasi tidak gaul dan tidak funky. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi mereka, karena itu sedapat mungkin harus dihindari. Kebutuhan hidup yang tercipta akibat keinginan mengejar syahwat kenikmatan duniawi, berpadu dengan budaya instant, menyebabkan para remaja seringkali menjerumuskan diri ke dalam perilaku sesat. Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi masalah bagi anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian besar keinginan mereka. Tapi, bagaimana dengan remaja dari keluarga pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki handphone, sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja dari keluarga kurang mampu biasanya mengambil jalan pintas. Bagi yang telah mengimani budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba mewah. Kita juga harus melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman yang baik agar tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung dari diri remaja masing-masing. Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya jelaskan di atas. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan. Karena pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media. Tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri.
Disini, memang tidak dapat dipungkiri jangankan remaja, tapi anak-anak zaman sekarang juga sudah meiliki handphone. Handphone (Hp), mungkin benda itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Benda elektronik ini menjadi kebutuhan bagi semua orang tak terkecuali bagi remaja. Hp memiliki dampak negatif dan positif bagi remaja (pelajar).Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut, tapi tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas yang dilakukan seorang siswa SD di kota Pangkep baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena orangtuanya tak membelikan dia blackberry yang dimintanya. Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja. Solusi yang tepat agar dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif. Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan. Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan. Menurut hasil pengamatan yang saya peroleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa remaja saat ini mayoritas bergaya hidup modern. Dimana mereka mengikuti arus globalisasi yang mengharuskannya untuk mengikuti zaman terfokus pada hp, karena jika tidak begitu, tidak sedikit dari mereka mendapatkan judgment “kurang gaul atau gaptek”. Menurut hasil pengamatan saya sendiri, di zaman sekarang mayoritas menyatakan bahwa mereka memiliki gaya hidup modern pada saat ini, dikarenakan harusnya mereka mengikuti arus globalisasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dan hampir semua remaja dari kalangan SMP, bahkan SD sudah dikasih hanphone oleh orang tuanya. Hal ini yang dapat kami simpulkan, bahwa para remaja sudah bisa menggunakan hanphone dengan seharusnya, maksud seharusnya disini, jadi untuk remaja yang bergaya hidup modern tidak seenaknya saja menggunakan gadgetnya digunakan untuk membuka situs yang tidak bermanfaat. Justru hampir semuanya lebih mengutamakan belajar hp nya digunakan untuk mengerjakan tugas atau searching, walaupun tidak bisa dipungkiri jika dari sebagian responden ada juga yang lebih banyak menggunakan hp untuk sekedar facebookan, twitter-an dibanding searching tentang pelajaran. Semua itu tergantung dari individu masing-masing. Tidak dipungkiri juga, bahwa mereka memiliki gaya hidup modern itu selain pengaruh globalisasi juga karena terlalu di manja oleh orang tua nya yang kebanyakan berasal dari keluarga berada. Kami menyadari bahwa ada perbedaan prinsip hidup, saya pribadi sangat menghargai kepada responden yang menyatakan bahwa hidup modern itu perlu agar tidak ketinggalan zaman, dan yang menyatakan tidak terlalu setuju dengan gaya hidup modern. Maka dengan ini, saya akan ingin memberikan saran-saran kepada pembaca yang mungkin bisa bermanfaat, diantaranya. Bagi responden yang menyatakan tidak setuju dengan gaya hidup modern, dapat menjalani kehidupannya dengan sederhana, karena mungkin mereka beranggapan bahwa hidup sederhana itu lebih baik. Bagi responden yang menyatakan setuju dengan gaya hidup modern, sebenarnya boleh-boleh saja tergantung individu masing-masing asal jangan sampai menyalahgunakannya. Dan jadikan gaya hidup modern itu bukan hanya untuk mengeksitensikan diri agar di puji orang, tetapi untuk belajar dan membuat diri kita lebih baik dari sebelumnya, yang intinya kita harus bisa menggunakan fasilitas hp tersebut dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, di zaman yang serba ada atau modern ini, mari kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus memajukan bangsa Indonesia terutama dalam budayanya karena negara Indonesia yang terkenal akan kaya dengan kebudayaan. Hindari hal-hal yang berdampak negatif, hindari pergaulan bebas, hindari narkoba, dan hindari hal-hal yang dapat menjerumuskan anda kedalaman kerugian kelangsungan hidup. Kemudian Orang tua harus memberikan pengertian-pengertian kepada anaknya bahwa bijaklah dalam penggunaan gadget tersebut sehingga meminimalkan resiko buruk terhadap anak Pilihlah teman yang dapat membuat anda cerdas dan selalu mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa. Dan boleh kita mengikuti gaya kebarat-baratan asalkan itu mengandung nilai yang positif.

source

sangat beda pergaulan dulu dengan jaman sekarang.
Zaman ini di sebutkan dengan zaman teknologi yang canggih,

edysukmawan

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 60938.00
ETH 2386.38
USDT 1.00
SBD 2.57