Apa Salahku Bunda Hingga Kau Buang?

Apa salahku Bunda?

Sosok bayi mungil tidak berdosa di temukan oleh warga di depan sebuah kios di Desa Blang Weu Baroh kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Personil kepolisian masih menyelidiki siapa ibu dari bayi malang tersebut. Begitu isi beberapa media online beberapa jam lalu.

Seandainya saja bayi mungil itu bisa berkata maka pasti dia akan berkata "Bunda, mengapa bunda marah sama aku, mengapa bunda menbenci aku?, sampai bunda malu mengakui kalau aku adalah darah daging bunda sendiri.

Bunda aku rasakan kegundahan bunda mulai saat aku berada didalam rahim bunda, bunda mulai tidak menyukai aku sejak itu, bunda berusaha agar aku tidak lagi berada dalam perut bunda, aku dengar detak jantung bunda yang lagi emosi jika melihat perut bunda yang terus membesar karena aku terus tumbuh didalamnya.

Terkadang aku sampai terjepit di dalam karena bunda memakai celana ketat, dan mengikat perut bunda sekuat-kuatnya agar nampak pada orang lain bunda tidak dalam keadaaan hamil, tapi aku tidak marah bunda meskipun aku terjepit saat itu.

Bunda, dimana laki-laki yang seharusnya aku panggil Papa, bukankah seharusnya dia berada disamping kita untuk melindungi, menyayangi dan menafkahkan kita seperti layaknya anak-anak lain seusiaku.

Semasa aku berada dalam kandungan, suara beratnya sering terdengar di telingaku, tapi kini suara itu sudah lama tidak aku dengar lagi. Apakah dia tidak sayang dan cinta kepada kita bunda?, Bukankah aku juga darah dagingnya.

Bunda, kenapa bunda tidak bahagia seperti layaknya orang lain saat melihat anaknya lahir ke dunia. Aku malah melihat bunda menyambut dengan tangisan penyesalan, seolah-olah aku merupakan bencana terbesar dalam hidup bunda.

Aku malah melihat bunda menyambut dengan tangisan penyesalan, seolah-olah aku merupakan bencana terbesar dalam hidup bunda.

Bunda, bukankah aku tidak pernah meminta kepada bunda dan laki-laki yang sering bunda panggil sayang kepadanya agar aku lahir kedunia menjadi anak kalian.

Bunda salahku apa sampai bunda harus masukkan aku kedalam kotak mie instan dan meletakkan aku di tempat yang asing di malam buta. Aku takut bunda...

Bunda meskipun kini engkau tidak lagi bersamaku, aku harap bunda tetap sayang padaku, kelak kalau aku besar aku akan cari dimana bunda biar kuhapus duka bunda yang telah mempertaruhkan nyawa agar aku bisa nikmati dunia ini.

Lhokseumawe, RS Cut Mutia ,14 Januari 2018