The Cop that Makes It Uncomfortable | Pelindung yang Membuat tidak Nyaman |

in #life7 years ago (edited)

While still serving as the cop, Michael and Alex Murphy are mutually supportive couples. As a more experienced senior, Michael has always been a protector of Murphy, until then Michael took early retirement from the police and worked as an employee at an insurance company.

They meet again at a difficult time for Michael who just lost his job and get a severance that is not even enough to pay the debt. Michael's father died at the age of 45 years and left a debt burden for his children, including Michael. At the same time, Michael's son, Danny, had to go to college and they did not have a home yet. The financial storm that hit the United States and the world in 2008 helped make Michael's life heavier. "The people bear the burden, but the stocks of banking companies on Wall Street so rose," Michael said.

Everything then goes on like in a movie when a mysterious woman offers money to Michael. Well, so far, you must have remembered this is a story in the movie The Commuter starring Liam Nesson. I read some reviews before watching the movie, but now is not writing about reviews, but about the police. Incidentally Michael and Murphy, police couples and friends while still serving. The difference is, Michael is a good cop and Murphy is a bad cop.


Source

I want to watch the movie since going to Medan, North Sumatra, Indonesia, early January. However, due to eye conditions that have not been possible, can only watch on Tuesday 30 January at 21:40. Certainly no longer actual discuss the matter of the film.

Coming home from watching at Cinema XXI at Center Point Mall with @muammar, we boarded an online taxi. The streets of Medan City began to desert and made the journey run smoothly. However, just in front of the hotel where we were staying on Jalan Surabaya, a tall man in a jacket intercepted the car. Confessed from the police force, but did not wear police uniforms. There is no sign of a raid.

Another person who was also not dressed in police, was checking a car in front of us. The car was parked just in the middle of the night. The taxi that we were traveling also parked in the middle of the road. In the corner too. If there are other cars that run fast, of course very dangerous.

Our online taxi driver, he said for security reasons, apologized for bringing his wife in the middle of the night. He's a guy about 60 years old, Michael's age. His attitude is very friendly.

When the man who confessed to the police called the raid, the driver immediately asked where the officer was and why there was no sign of being a raid. "If there is a sign, people immediately run away before the raid," said the jacketed police officer. He pointed to the row of shops about officers. But when I see it, there is no one there.

The wife of an online taxi driver was courageous by asking the police from which sector. The question the policeman answered was unhappy. "So, it’s a mater for you, Mom?" But he also mentioned the address of the office.

I noticed, only two men jacketed it on the street. Claiming as a cop but not meeting the standards of raids is not a good thing to do. The reason that the bad guys will run away if they know there is a raid, does not mean they can violate the standards. Since there were no officers, no notice, no official uniform, the police easily denied that they were not the police, but the thugs who confessed to the police. If they later proved to be police officers, their superiors easily refer to it as a person.

The two policemen did not commit a crime. But by raiding alone, without marks without officers and without police uniforms, they violate the standard operating procedures.

The bad cop is not just in the movie, in the real world too much. In Indonesia, many of them have been fired. Police who commit crimes, of course, should get tougher sanctions. Those who should enforce the law, protect the community, even destroy the law and even give insecurity for the community. Exclamation "Watch out, there's a cop!" Despite being delivered in a joking tone, but a red warning to the image of the police.

The problem of evil police can not be seen from the legal aspect only. Police of state tools, they are paid by the state which among others get money from taxes paid by the community. The police are authorized by the state to commit acts of violence in law enforcement, armed by the state. If all of that is betrayed, it is certainly an extraordinary crime. Nothing is more painful when the patron actually betrays you, as a child who feels insecure and comfortable with his/her parents.[]



Source


Pengaman yang Membuat tidak Nyaman

Semasa masih berdinas sebagai polisi, Michael dan Alex Murphy adalah pasangan yang saling mendukung. Sebagai senior yang lebih berpengalaman, Michael selalu menjadi pelindung Murphy, sampai kemudian Michael mengambil pensiun dini dari kepolisian dan bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan asuransi.

Mereka bertemu kembali pada saat sulit bagi Michael yang baru saja kehilangan pekerjaan dan mendapatkan pesangon yang bahkan tidak cukup untuk membayar utang. Ayah Michael meninggal pada usia 45 tahun dan meninggalkan beban utang bagi anak-anaknya, termasuk Michael. Pada saat bersamaan, anak Michael, Danny, harus masuk perguruan tinggi dan mereka belum memiliki rumah. Badai keuangan yang melanda Amerika Serikat dan dunia pada 2008 ikut membuat kehidupan Michael semakin berat. “Rakyat menanggung beban, tetapi saham-saham perusahaan perbankan di Wall Street jadi naik,” begitu antara lain yang dikatakan Michael.

Semuanya kemudian berlangsung seperti dalam film ketika seorang perempuan misterius menawarkan bantuan uang kepada Michael. Yah, sampai sejauh ini, Anda tentu sudah ingat ini adalah kisah dalam film The Commuter yang dibintangi Liam Nesson. Saya membaca beberapa resensi sebelum menonton film tersebut, tetapi kini tidak sedang menulis tentang resensi, melainkan tentang polisi. Kebetulan Michael dan Murphy, pasangan polisi dan bersahabat ketika masih berdinas. Bedanya, Michael adalah polisi baik dan Murphy adalah polisi jahat.

Saya ingin menonton film itu sejak berobat ke Medan, awal Januari lalu. Namun, karena kondisi mata yang belum memungkinkan, baru bisa menonton pada Selasa 30 Januari pukul 21.40. Tentu sudah tidak aktual lagi membahas soal film tersebut.

Sepulang dari menonton di Cinema XXI di Center Point Mall bersama @muammar, kami menumpang sebuah taksi online. Jalanan di Kota Medan mulai sepi dan membuat perjalanan berjalan lancar. Namun, persis di depan hotel tempat kami mnginap di Jalan Surabaya, seorang lelaki kekar berjaket mencegat mobil. Mengaku dari kepolisian, tetapi tidak memakai seragam polisi. Tidak ada tanda ada razia. Seorang lainnya yang juga tidak berpakaian polisi, sedang memeriksa sebuah mobil di depan kami. Mobil itu parkir persis di tengah malam. Taksi yang kami tumpangi juga parkir di tengah jalan. Di tikungan pula. Kalau ada mobil lain yang berlari kencang, tentu sangat berbahaya.

Sopir taksi online yang kami tumpangi, katanya demi alasan keamanan, meminta maaf karena membawa istrinya kalau beroperasi tengah malam. Dia seorang lelaki berusia sekitar 60 tahun, seusia Michael. Sikapnya sangat ramah.

Ketika lelaki yang mengaku polisi itu menyebut razia, sopir itu langsung bertanya mana perwiranya dan mengapa tidak ada tanda sedang razia. “Kalau ada tanda, orang langsung kabur sebelum kena razia,” sahut polisi berjaket itu. Dia menunjuk ke deretan pertokoan soal perwira. Tapi ketika saya lihat, tidak ada siapa-siapa di sana.

Istri dari sopir taksi online pun berani dengan bertanya kepolisian dari sektor mana. Pertanyaan yang dijawab oleh polisi itu dengan kurang senang. “Memangnya kenapa, Bu?” Tetapi dia juga menyebutkan alamat kantor dinas.

Saya melihat, hanya dua orang berjaket itu saja di jalanan. Mengaku sebagai polisi tetapi tidak memenuhi standar razia, bukanlah tindakan yang baik. Alasan bahwa orang jahat akan kabur kalau mengetahui ada razia, bukan berarti mereka boleh melanggar standar. Karena tidak ada perwira, tidak ada tanda pemberitahuan, tidak ada seragam dinas, pihak kepolisian pun dengan mudah membantah bahwa mereka itu bukan polisi, melainkan preman yang mengaku polisi. Kalau kemudian terbukti mereka polisi, atasan mereka dengan mudah menyebut itu sebagai oknum.

Kedua polisi itu memang tidak melakukan kejahatan. Tapi dengan melakukan razia berdua saja, tanpa tanda tanpa perwira dan tanpa seragam kepolisian, mereka sudh melanggar standar operasi prosedur.

Polisi jahat bukan hanya ada dalam film, di dunia nyata juga banyak. Di Indonesia, sudah banyak dari mereka yang dipecat. Polisi yang melakukan tindak kejahatan, tentunya harus mendapat sanksi lebih keras. Mereka yang seharusnya menegakkan hukum, melindungi masyarakat, malah merusak hukum dan malah memberi rasa tidak aman bagi masyarakat. Seruan “Awas, ada polisi!” meski disampaikan dengan nada bercanda, tetapi menjadi peringatan merah bagi citra kepolisian.

Masalah polisi jahat memang tidak bisa dilihat dari aspek hukum saja. Polisi alat negara, mereka dibayar oleh negara yang antara lain mendapatkan uang dari pajak yang dibayar masyarakat. Polisi diberi kewenangan oleh negara untuk melakukan tindak kekerasan dalam penegakan hukum, dipersenjatai oleh negara. Kalau semua itu dikhianati, tentu sebuah kejahatan yang luar biasa. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan ketika pelindung malah mengkhianati Anda, sebagaimana anak yang justru merasa tidak aman dan nyaman bersama orang tuanya.[]



Source


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Polisi baik hanya ada dalam film Bollywood (India) yaitu INSPEKTUR VIJAY, Bang @ayijufridar.. :D, selebihnya ya model-model begitu. Bahkan ada beberapa polisi yang mengejar pengemudi memberhentikan di tengah jalan. Mereka bukan menertibkan lalulintas tapi mengejar setoran selama berbaju dinas. Saya sering kenak tilang, mereka mencoba merayu untuk minta uang, saya selalu bertanya kenapa minta uang di jalan, kalau memang saya salah saya suruh tilang terus, saya bayar ke pengadilan cuma 50 ribu, masuk ke kas negara bukan ke kas oknum polisi tersebut, ketika tahu kita dari kalangan jurnalis, baru mereka malu sendiri. Begitulah perangai polisi kita di jalan raya. Masuk polisi setor uang, tentu jadi polisi harus kembalikan modal.

Inspektur Vijay itu macam-macam rupanya. Ada yang tua, muda, ada yang klimis dan ada yang berkumis. Entah kenapa kalau berpangkat inspektur, banyak yang bernama Vijay.

Sikap @hayatullahpasee yang memilih penyelesaian dengan jalur hukum, patut didukung. Banyak yang maunya "jalan damai" saja karena tidak mau repot.

Resteem... Saya sangat suka dengan pelindung...biar aman gak aman

Aaaah, kau Dinda. Saya tahu kamu suka dengan pelindung yang lain, kan? Saya tahu @yahqan.

Belum nonton filmnya.. Katanya sih bagus..
Hehehe

Lumayan menghibur @ssikumiss, meski banyak pertanyaan yang tidak terjawab dalam film tersebut.

Kemarin sebenarnya mau menonton film ini tapi ternyata pilihan jatuh ke The Greatest Showman :)

Kalau melihat di negara kita ini bg, masyarakat takut terhadap aparatur negara tersebut. Tapi di negara orang lain malah sebaliknya. Tugas mereka adalah untuk mengayomi masyarakat bukan menindas. Keberadaan mereka sebagai keamanan bagi masyarakat. Negara ini memang sangat lucu bg. Seperti kata ustad Felix shauw. Banyak orang lucu-lucu di Indonesia. Hehe

Ketika mengikuti public review draf qanun kepolisian Aceh, Ifdhal Kasim yang waktu itu masih pengamat masalah HAM mengatakan polisi di negara kita sebagian adalah antiplisi di negara lain. Mungkin ada yang tidak sepakat, tapi banyak survey sudah membuktikan. Makanya, ketika dilantik menjadi Kapolri, Tito menyebutkan memperbaiki citra kepolisian menjadi agenda utamanya. Selalu ada ujian di lapangan.

Makanya orang Indonesia awet muda @harismunandar, karena banyak yang lucu.

Iya bg @ayijufridar semoga sedikit demi sedikit polisi kita akan berubah dan menjalani tugasnya dengan baik. Polisi bukanlah musuh masyarakat, tapi teman untuk masyarakat. :)
Tapi orang indonesia ada juga yang tua bg😂😂

Hahaha. Teringat saat konflik, ketika adik-adik polisi muda menggertak warga Aceh. Tak ada etika dan tak sesuai juknis polisi. Salah jawab ditendang. Serba tak pasti. Razia sesuka hati. Yang tidak disukai akan ditembak mati.

Itu pengalaman paling buruk, termasuk bagi kita wartawan @muhajir.juli. Saya pernah menulis tentang pengalaman seorang wartawan yang sopirnya dipukul polisi. Wartawan TV ini langsung mengamuk dan marah-marah. Tapi ketika moncong senjata mengarah, dia terdiam. "Kenapa, kamu tidak senang, tidak ikhlas kawanmu kupul?"

Dengan nada panik, wartawan itu menjawab: "Ikhlas, Bang. Demi Allah, saya ikhlas..."

Kawan dipukul pun kita harus ikhlas pada masa itu.

Saya sudah menonton filmnya. Liam Nesson sudah tua sekali di film itu. Tapi masih berantam juga.

Yg bener suci.. Becanda kamu

Ciyus @yahqan eeee....

Iya benar pak, saat melihat polisi bukannya merasa aman, tapi malah kita jadi takut seolah-olah sedang berbuat kesalahan :D

Seharusnya tidak boleh begitu @rukaiyahhusaini. Miris juga melihat, ketika ada razia yang resmi, masyarakat pada kompak menjauhi polisi. Kata Pak Hoegeng, hanya orang jahat yang takut pada polisi. Tapi kata saya, orang baik pasti takut sama polisi jahat, hehehehe....

Kadang kita merasakan pelindung rakyat yang sangat tidak merakyat. Namun tidak semuanya bang @ayijufridar. Hehehe Tulisan bagus. Thanks

Saya sepakat kita tidak boleh menggeneralisir. Bahkan polisi yang baik cukup banyak, polisi jahat itu persentasenya sangat kecil @nyakti. Di Steemit banyak juga polisi baik, hehehehe. Ketika masih aktif menjadi wartawan, 10 tahun saya ngepos di Polres. Jadi, sangat tahu kondisi yang sebenarnya.

Yg baik polisi tidur... Hehehehe

Ketika ke Aceh, mobil Gusdur tersandung polisi tidur. "Apa itu?" tanya Gusdur kaget.

"Polisi tidur, Gus," sahut Yahya Staquf, jubirnya.

"Dasar polisi," balas Gusdur. "Tidur aja bikin masalah."

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 57975.44
ETH 2289.64
USDT 1.00
SBD 2.46