Kita Butuh Lebih Banyak Sukarelawan untuk Bencana | We Need More Volunteers for Disaster |

in #life7 years ago

Utah_01.jpg
Salt Lake City, Utah, di musim dingin.

Kita Butuh Lebih Banyak Sukarelawan untuk Bencana

Oleh @ayijufridar

Peserta International Visitor Leadership Program (IVLP) ke Amerika Serikat tahun 2012.

Sebagai daerah yang dekat dengan bencana, Indonesia membutuhkan lebih banyak sukarelawan dari berbagai kalangan. Rasa kesetiakawanan sosial harus ditumbuhkan sejak kecil. Bagaimana mencetak lebih banyak relawan yang bersedia membantu sesama tanpa melihat suku bangsa dan agama?
Berikut ini sebuah pengalaman yang saya dapatkan dari Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, tahun 2012 yang lalu.

SEBAGAI daerah rentan bencana seperti Aceh, kehadiran sukarelawan (volunteer) menjadi sebuah keniscayaan. Keberadaan para relawan sangat terasa dalam beberapa kali bencana di Aceh. Di tengah ketidakberdayaan korban, kehadiran relawan bukan saja memberikan daya hidup, tetapi juga menguatkan ikatan sosial.

Kegiatan relawan membantu para korban sekaligus membantu relawan itu sendiri dalam proses aktualisasi diri sebagai makhluk sosial.

Keyakinan seperti itu yang secara bertahap ditanamkan di Utah Commision on Volunteers (UCV), sebuah organisasi nonpemerintah yang mendorong serta mendidik masyarakat untuk menjadi relawan. “Tak peduli apa pun pekerjaan Anda, bagaimana gaya hidup, agama, dan ideologi Anda, selama hidup Anda membutuhkan bantuan orang lain,” demikian Manajer Program Pelatihan UCV, Susan Hayward, menyatakan kepada kami, peserta IVLP, akhir Desember lalu.

Setiap hari, Susan bersama aktivis UCV lainnya bekerja keras meningkatkan jumlah relawan dan mengefektifkan kinerja mereka dalam memberikan bantuan ke berbagai pihak. Setiap tahun mereka menerima ratusan calon relawan baru yang jumlahnya demikian banyak, sehingga sebagiannya harus ditolak.

“Pada musim Natal, calon relawan membludak. Kami harus menolak mereka, tapi menyemangati mereka agar bersedia dihubungi saat dibutuhkan. Kami menjaga komunikasi dengan para calon relawan,” ucap Susan yang mengklaim jumlah relawan di Utah terbanyak dari seluruh negara bagian di Amerika Serikat.

Mereka menolak, karena sebelum diterjunkan ke tengah masyarakat, para relawan ini harus diberikan pelatihan lebih dulu, meski sekecil apa pun tugas relawan itu, seperti membersihkan tumpukan salju di tengah jalan. Pelatihan inilah yang membuat UCV membutuhkan biaya untuk mendidik para relawan dan kemudian diharapkan relawan ini bisa mendidik calon relawan lainnya. “Jadi, semacam training for trainer,” tambah Tracy Healey, seorang koordinator dari AmeriCorps, sebuah lembaga yang mendanai komisi relawan di berbagai negara bagian.

Seorang calon relawan dididik untuk kegiatan di berbagai bidang. Di Utah, fokusnya untuk mengajar di sekolah atau memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga tak mampu. UCV hanya membayar relawan yang mendidik relawan lainnya. Namun, jumlah upah yang diterima relawan yang melatih puluhan relawan lainnya tidak lebih dari upah minimum di Negara Bagian Utah, yakni 7,5 dolar per jam.

Sedangkan para calon relawan lainnya tak menerima upah sama sekali. 50 Persen dari mereka adalah anak muda berusia 18-25 tahun. “Kami mendorong menjadi relawan menjadi bagian dari budaya masyarakat Utah,” kata Susan lagi.

Menariknya lagi, para relawan ini dididik bukan hanya bagaimana membantu orang lain. Seorang relawan juga diharapkan bisa membangun sebuah mekanisme baru dalam bidang yang ia terjuni. Apa yang menjadi pemikat bagi pemuda Utah untuk menjadi relawan?

Penghargaan materi memang tidak ada. Mereka yang sudah mengajar selama 100 jam per tahun mendapatkan sertifikat yang diteken Presiden Barack Obama (presiden Amerika Serikat waktu itu). Relawan yang mengajar paling tinggi mendapatkan kesempatan makan siang dengan Wakil Gubernur Negara Bagian Utah. “Sejak kecil mereka perlu disadarkan untuk tidak mementingkan materi. Daripada hanya duduk di depan tv, hidup akan lebih berarti dengan membantu orang lain,” ujar Susan.

Menurut Tracy, pelatihan untuk para relawan ditangani langsung oleh tenaga profesional sesuai bidangnya. Mereka yang mendapatkan upah ini minimal harus melayani selama 1.700 setahun yang terkadang dipadatkan dalam satu musim saja, sehingga pada musim lainnya mereka bisa bekerja mencari uang.

Di tengah tingginya hasrat menjadi relawan, di train Kota Salt Lake City dan di beberapa sudut kota masih sering terlihat tunawisma. Mereka meminta beberapa dolar kepada warga atau terkadang hanya rokok saja. Menurut Susan Hayward, tunawisma masih sulit diberantas meski pemerintah sudah menyediakan tempat penampungan bagi mereka serta menanggung kebutuhan sosial lainnya. “Ada orang-orang tertentu yang memang ingin hidup secara bebas,” katanya.

Saya sering membayangkan, bagaimana kita masyarakat Aceh yang sering menerima bantuan dari pihak lain, kini beralih menjadi pemberi bantuan, sekecil apa pun bantuan tersebut. Lembaga seperti UCV memang belum ada di Aceh, bahkan mungkin di Indonesia. Tapi setidaknya, lembagai sosial seperti Palang Merah Indonesia bisa menjadi tempat para pemuda belajar menjadi manusia yang lebih berarti bagi dirinya sendiri dan orang lain.[]
Source

We Need More Volunteers for Disaster

By @ayijufridar

Participant of International Visitor Leadership Program (IVLP) to US, 2012.

As an area close to disaster, Indonesia needs more volunteers from various quarters. Social solidarity must be grown from childhood. How to print more volunteers willing to help others regardless of ethnicity and religion?
Here's an experience I got from Salt Lake City, Utah, USA, last 2012.

City Park_9_Des_2012.jpg

As a vulnerable area like Aceh, the presence of volunteers becomes a necessity. The existence of the volunteers was felt in several disasters in Aceh. In the midst of the victim's helplessness, the presence of volunteers not only provides life, but also strengthens social ties.

Volunteer activities help victims as well as help the volunteers themselves in the process of self-actualization as social beings.

Such beliefs are gradually being invested in the Utah Commission on Volunteers (UCV), a non-governmental organization that encourages and educates people to volunteer. "Regardless of your work, your lifestyle, your religion, your ideology, your life needs the help of others," UCV Program Manager Susan Hayward told us IVLP participants late last December.

Every day, Susan and other UCV activists work hard to increase the number of volunteers and streamline their performance in providing assistance to various parties.Each year they receive hundreds of new volunteer candidates, so many of them have to be rejected.

"In the Christmas season, volunteer candidates boomed. We have to refuse them, but encourage them to be contacted when needed. We maintain communication with volunteer candidates," says Susan, who claims the highest number of volunteers in Utah from all parts of the United States.

They refused, because before being deployed to the community, these volunteers had to be trained first, no matter how small the volunteer's job was, like cleaning the pile of snow in the middle of the road. It is this training that makes UCV cost to educate volunteers and then hope this volunteer can educate other volunteer candidates. "So, sort of training for trainers," added Tracy Healey, a coordinator from AmeriCorps, an institution that funds volunteer commissions in various states.

A volunteer candidate is educated for activities in various fields. In Utah, his focus is to teach at school or provide education to children from needy families. UCV pays only volunteers who educate other volunteers. However, the amount of wages earned by volunteers who train dozens of other volunteers is no more than the minimum wage in Utah State, which is $ 7.5 per hour.

While the other potential volunteers do not receive any wages at all. 50 percent of them are young people aged 18-25 years.

"We encourage volunteering to become part of the Utah community culture," Susan said again.

Interestingly, these volunteers were educated not just how to help others. A volunteer is also expected to build a new mechanism in the field he occupies. What is the appeal for Utah youth to volunteer?

Material awards do not exist. Those who have taught for 100 hours per year get a certificate signed by President Barack Obama (president of the United States at the time). The highest teaching volunteers get a lunch opportunity with the Deputy Governor of the State of Utah. "Since childhood they need to be made aware to not attach importance to the material. Rather than just sitting in front of the tv, life will be more meaningful by helping others," said Susan.

According to Tracy, training for volunteers is handled directly by professionals according to their fields. Those who earn these wages must at least serve for 1,700 a year sometimes compacted in one season alone, so in other seasons they can work to earn money.

In the midst of a high desire to volunteer, on the train City of Salt Lake City and in some corners of the city are still often seen homeless. They ask for a few dollars to the citizens or sometimes just cigarettes. According to Susan Hayward, homelessness is still difficult to eradicate even though the government has provided shelter for them and bear other social needs. "There are certain people who really want to live freely," he said.

I often imagine, how we Acehnese people who often receive assistance from other parties, now turn to helpers, no matter how small the aid. Institutions like UCV do not exist in Aceh, maybe even in Indonesia. But at the very least, social sorts like the Indonesian Red Cross could be where youth learn to be more meaningful to themselves and to others.[]


Ayi Jufridar@Indonesian Community.jpg

Sort:  

Program Disaster Risk Reduction atau Pengurangan Resiko Bencana salah satunya adalah melibatkan banyak relawan utk kontijensi bencana. Terutama membimbing kaum Manula dan Anak2 yg beresiko besar bila trjadinya Bencana. Tulisan yg penting!

Pendidikan tentang kebencanaan sebaiknya diajarkan sejak kecil @bahagia-arbi. Dari sekolah dasar sehingga menjadi bagian dari karakter anak. Ketika terjadi bencana, mereka sudah tidak panik lagi. Kepanikan terkadang hanya akan membuat korban jatuh sebelum waktunya. Terima kasih.

postingan yang luar biasa, saya selalu menyukainya, saleum

Kalau @masriadi sudah menyukai, habis sudah. Yang lain tinggal mengekori.

Saya gak mau ekor... Paha saja lah.. Kiban cocok kanda

Paha yang jareung @yahqan? Di KFC banyak... Dada juga ada.

Kok bisa diterbitkan dalam dua bahasa? Bagaimana caranya? Terjemahannya bagus

Aaaah, Bro @alchaidar jangan begitulah.... Terjemahannya banyak yang salah. Tapi nulis yang benar pun saya tidak bisa. Itu Apa Google yang terjemahin.

Banyak kok grup sukarelawan lokal seperti Turun Tangan dll

Betul, silakan bergabung....

Saya ngekor aja ya.

Hati-hati mengekori Pak @dsatria. Jangan sampai terinjak ekornya atau diseruduk dari belakang

Postingan yang hebat

Aceh dengan pengalaman bencana paling lengkap mestinya memang menjadi daerah yang menyediakan relawan unggul di dunia.

Bayangkan, kita tidak hanya pernah mengalami bencana paling dasyat yaitu gempa dan tsunami tapi juga pernah mengalami bencana konflik panjang dan juga tidak kalah parah.

Disamping pernah mengalami, sesungguhnya kita adalah orang-orang yang tidur di atas dipan bencana yang entah kapan bisa saja datang. Tapi, dengan segenap keberanian kita hadapi semuanya. Dan, alhamdulillah, kita juga diakui sebagai daerah yang paling cepat pulih dari trauma bencana dan konflik meski tanpa pendampingan yang maksimal.

Lantas mengapa dari Aceh tidak hadir Tim Kebencanaan yang hebat, yang siap turun dan terjun terdepan di nasional, asia dan dunia? Patut kita renungkan dan pikirkan dan postingan ini bisa menjadi titik awal.

Salam #kupitalisme

Kita sudah banyak mendapatkan momen besar dengan pengorbanan yag luar biasa Bro @rismanrachman, seperti konflik bersenjata dan bencana tsunami. Sayangnya, momen tersebut gagal kita manfaatkan untuk sebuah perubahan besar dan permanen. Kalau tsnuami saja gagal kita ambil hikmahnya, bencana apa lagi yang lebih besar?

Sengkak ta jaweub hehe

Pertanyaan yang tidak perlu dijawab Bro @rismanrachman atau bisa dijawab dengan senyum sambil geleng-geleng kepala.

Homhai. Ini jawaban final awak kita.

Kalo bicara mengekori, kheun ureung Aceh "tayue jak di keu ditoh geuntet, tayue jak di likot disipak teuot.

Pada intinya, kita semua harus punya ilmu kerelawanan, karena Aceh secara khusus dan Indonesia secara umum adalah daerah rawan bencana alam, terutama gempa dll.

Pepatah "tayue di keu ditoh geuntet, tayue jak di likot disipak gatok (gaki) itu untuk menggambarkan itikad yang tidak baik.

benar bang :)
saya ralat gatok ke teuot

Kalo ada lebih byk lembaga yg nerima sukarelawan, itu bagus banget. Mahasiswa bisa jadi sumber tenaga. Daripada cuma kampus kos, kos kampus, lebih baik belajar dengan menjadi sukarelawan. Eh, tapi kalo di aceh, mahasiswa bukan kampus kos, kos kampus ya tapi nambah satu tempat lagi: kedai kopi :D

Sekarang sudah banyak mahasiswa yang fokus menjadi sukarelawan, bahkan ada yang kuliahnya terbengkalai @horazwiwik. Di Unimal, ada beberapa lembaga sukarelawan yang dibentuk mahasiswa, tidak hanya untuk bencana, tetapi juga untuk kegiatan positif lainnya.

o, bagus banget. dulu waktu sy kuliah ga pernah ikut volunteering. sibuk kegiata n di kampus dan kerja saampingan sana sini. maklum orang susah hahaha

Sama. Saya juga tidak sempat karena harus cari uang untuk biaya kuliah sendiri. Kalau kita susah saat kuliah, itu wajar dan bukan kesalahan kita. Tapi kalau setelah kuliah masih susah, itu adalah kesalahan kita.

hahaha roger that!

This post has been ranked within the top 50 most undervalued posts in the first half of Sep 04. We estimate that this post is undervalued by $16.32 as compared to a scenario in which every voter had an equal say.

See the full rankings and details in The Daily Tribune: Sep 04 - Part I. You can also read about some of our methodology, data analysis and technical details in our initial post.

If you are the author and would prefer not to receive these comments, simply reply "Stop" to this comment.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56111.00
ETH 2371.27
USDT 1.00
SBD 2.31