#JumatBerkah: Selain Tampilan Luar, Isi Hati Juga Harus Diperhatikan
Assalamualaikum teman-teman. Sudah Jumat lagi dan menjelang weekend yang cukup panjang ya (kalau Senin bolos).
Mari kita kembali mengambil momen Jumat berkah ini dengan saling instropeksi diri kita masing-masing. Saya tentu tidak sedang membicarakan si A, si B, atau si C. Tulisan ini juga self reminder bagi saya pribadi.
Saya sering melihat orang mem-framing dirinya dengan sebaik mungkin. Yang kalau dia berbicara, semua orang bisa kagum. Namun, setelah mengenal lama, baru terlihat ternyata dia tidak melakukan hal yang sama bagi hatinya.
Entah ini disengaja entah ini terlupakan baginya. Frame fisik sudah bagus, namun ia membiarkan hatinya terus diselimuti dengan kedengkian dan sifat-sifat busuk lainnya.
Untuk apa terus menyimpan rasa benci berlebihan di dalam hati? Bukankah kita tidak boleh mencintai dan membenci berlebihan? Cobalah ketika framing fisik sudah bagus, teruslah perbaiki isi hati juga.
Memperbaiki isi hati juga harus diiringi dengan pikiran yang jernih. Ketika hati sudah ditutupi awan gelap, maka sulit otak untuk berpikir dengan jernih. Baik buruknya manusia hanya Tuhan yang berhak menilai. Dan menjadi celaka ketika kita sudah merasa yang paling baik dan paling benar.
Merasa paling benar membuat kita tidak mau mendengar masukan orang lain lagi. Tapi, saya pernah mendengar kalimat "siapa percayai apa". Maksudnya, setiap orang memiliki kecencerungan untuk percaya sesuatu yang ia ingin percaya.
Sebaiknya, setiap ada sesuatu yang kita dapat, coba ditelaah dulu baik dan buruknya. Dikroscek dulu kebenarannya. Jangan belum apa-apa, kita sudah menyimpan kebencian. Kebencian yang kian terawat adalah penyakit hati.
Semoga kita terjauhkan dari penyakit hati tersebut. Terus menjadi orang baik dengan menampilkan kebaikan dan juga merawat kebaikan di dalam hati. Selamat Hari Jumat. Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Amin. Wasallam.
Langsa, 27 April 2018
AD || @ariefdermawan