culture indonesia city semarang English indonesia
{English}
Warak ngendok (Indonesian: warak spawn) is a toy that is always associated with Dugderan celebration, a folk festival in Semarang City, Central Java held at the beginning of Ramadan to welcome, enliven, as well as da'wah efforts.
Origin
Warak ngendog originally was just a child's toy with a form resembling an animal. When compared with the current form of wreath ngendog, the original ngendog warak is made of cork mangroves, and the shape is straight angle.
Culture
This toy is a form of fiction creature that is acculturation / unity of various ethnic groups in Semarang that is ethnic Chinese, ethnic Arab and Javanese ethnic. is:
Its head resembles a dragon's head typical of ethnic Chinese culture
His body shaped like a typical camel culture of ethnic Arabs
The four legs resemble typical goats culture of ethnic Javanese
Characteristic
It is said that the characteristic of the straight form of Warak Ngendog contains deep philosophical meaning. It is believed that the straight form depicts the image of Semarang's citizens who are open and speak the way they are. There is no difference between the expression of the heart and the oral expression. In addition Warak Ngendog also represents the cultural acculturation of ethnic diversity in Semarang City. Warak spoons the form of a four-legged creature, resembling a tiger / lion but slim. His body was given colorful papers and on his feet were wheeled to draw.
{indonesia}
Warak ngendok (bahasa Indonesia: warak bertelur) adalah mainan yang selalu dikaitkan dengan perayaan Dugderan, suatu festival rakyat di Kota Semarang, Jawa Tengah yang diadakan di awal bulan Ramadan untuk menyambut, memeriahkan, sekaligus sebagai upaya dakwah.
Asal Usul
Warak ngendog aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud menyerupai hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk warak ngendog yang ada sekarang ini, warak ngendog yang asli terbuat dari gabus tanaman mangrove, dan bentuk sudutnya lurus.
Budaya
Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan akulturasi/ persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu etnis Cina, etnis Arab dan etnis Jawa. ialah:
Kepalanya menyerupai kepala naga khas kebudayaan dari etnis Cina
Tubuhnya berbentuk layaknya unta khas kebudayaan dari etnis Arab
Keempat kakinya menyerupai kaki kambing khas kebudayaan dari etnis jawa
Ciri
Konon ciri khas bentuk yang lurus dari Warak Ngendog ini mengandung arti filosofis mendalam. Dipercayai bentuk lurus itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Selain itu Warak Ngendog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Kota Semarang. Warak ngendok berwujud makhluk berkaki empat, menyerupai macan/singa tetapi langsing. Tubuhnya diberi kertas berwarna-warni dan pada kakinya diberi roda supaya dapat ditarik.