PEMUDA dan PERDAMAIAN
Ketua Pelatihan Penulisan Kreatif UKM Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Aceh, Muhammad Syakir, mengutip kalinat Bung Karno saat membuka kegiatan pelatihan: “Beri saya 10 pemuda, maka akan saya mengguncang dunia.”
. Zubaidah mengajar - foto Kef
Acara yang dimulai pukul 14:00 pada Kamis 10 Mei 2018 itu diikuti peserta terbatas, 22 orang mahasiswa dari berbagai jurusan plus peserta tamu, Ibu Sam dari Dinas Pendidikn dan Kebudayaan Lhokseumawe. Disebut Creative Minority karena hanya menerima para peserta yang benar-benar memiliki passion menulis dan dilakukan secara berkesinambungan untuk kelak masing-masing menyerahkan karya (berupa puisi, cerita pendek, atau esai) yang bakal dihimpun dalam sebuah buku bunga rampai.
Kef Mengajar - foto oleh Panitia WCM
Saya ditugasi menjadi pemateri pelatihan yang berlangsung dua hari (disambung Jumat 11 Mei 2018) di aula Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh itu. Pembina sekaligus juga pemberi motivasi menulis yang sejak awal membimbing baik secara penggalian maupun teknis adalah Zubaidah Djohar – seorang aktivis yang terlatih dan pernah menjadi anggota konsultan bagi NGO-NGO di Indonesia.
. Book signing - foto panitia WCM
Saling mengisi, kami menyampaikan meteri mengenai pengolahan gagasan, teknik menyampaikan tema, kaidah penulisan yang harus dipenuhi, dan pentingnya masalah-masalah lokalitas sebagai warna tulisan. Ini merupakan pelatihan lanjutan yang bersifat memperdalam kemampuan peserta dalam menulis. Tampak dari tugas yang dibuat para peserta, menunjukkan tak ada hambatan dalam mengomunikasikan pesan (tema), menyusun naratif dan dialog, mengungkap karakter tokoh dan pemilihan frasa metafor yang cukup segar. Bagi kami, kemampuan dasar menulis yang cukup penting sebagai bekal peserta mengarungi dunia sastra, mempermudah jalannya pelatihan. Kami anjurkan agar mereka banyak membaca buku-buku yang baik dari para pengarang kelas dunia, mencari inspirasi (bukan menunggu) dan menciptakan mood (bukan tergantung), meluaskan cara pandang mereka terhadap tema-tema dan gaya penulisan.
Para peserta - foto Kef
Kebuntuan menulis (writer block) adalah “penyakit” yang menjangkiti hampir semua penulis, bahkan mereka yang ternama sekalipun. Untuk keluar dari perangkap itu, bisa dengan melakukan hobi lain, mencari suasana yang berbeda, membaca buku-buku hebat (yang pernah atau yang belum dibaca), bertemu orang lain untuk saling bertukar informasi. Kegiatan penyela seperti berkebun, traveling, memasak, olahraga, nonton film atau pertunjukan karya seni lain, memungkinkan pikiran dan perasaan kita mendapatkan hal-hal baru yang menggugah.
. Menerima sertifikat - foto panitia WCM
Pada pelatihan tersebut ada jeda untuk menonton video pendek mengenai proses mereka berlatih yang dikaitkan dengan penggalian trauma masa lalu, saat DOM (Daerah Operasi Militer) diberlakukan di Aceh pada masa kecil mereka, untuk diungkapkan sebagai katarsis dan memandang masa depan dengan lebih baik. Menurut saya “rekonsiliasi” sangat penting sebagai upaya keluar dari “dendam politik”. Orang tua para peserta yang menjadi “korban” kebijakan pemerintah saat itu tentu menjadi bayang-bayang buruk jika mata rantai kepedihan itu tidak diputus. Menulis adalah salah satu cara membebaskan diri dari kemarahan dan kegelisahan, sebagaimana fungsi buku harian bagi seseorang.
Laila membacakan hasil tulisan - foto Kef
Di masa damai kini tentu tidak sehat jika kita masih memelihara trauma sejarah. Namun sebaliknya, dengan histori yang kelam, para pemuda menjadi terlatih dan bijak dalam menghadapi situasi politik yang dari tahun ke tahun semakin panas. Perjalanan hidup yang berat bagi warga Aceh yang telah dilalui, baik secara politik maupun bencana (tsunami 2004), tidak berarti menghancurkan tetapi justru menguatkan. Dari sekitar 35 orang yang tertarik pada bidang sastra (penulisan) di Universitas Malikussaleh ini dibina secara kontinyu dan konsisten oleh Zubaidah Djohar. Selain dua pelatihan sebelumnya, akan dijadwalkan mendatangkan pemateri berikutnya yang menguasai pengetahuan berbeda, misalnya penulis fiksi sejarah, pemerhati dokumen penting perjalanan sastra di Indonesia.
Foto bersama - foto panitia WCM
(Kef)
Waduh, muka saya terlihat seram sekali difoto
Hehehhehe
Ngomong-ngomong,
Terima kasih atas ilmu dan motivasi luar biasanya di kelas pelatihan ini Pak @kurnia-effendi
Anak-anak senang dan bangga sekali bisa jumpa sama Mas @kurnia-effendi dan @ibedzubaidah. Akhirnya, Mas Keff pun bisa ke Lhokseumawe.