Cerita Jelang Meet Up KSI Chapter Pidie
Di depan Agro Farmer Market, Saree, Aceh Besar. Jepret by @yellsaints24
Sudah sering saya bolak-balik Banda Aceh - Sigli dengan sepeda motor, tapi baru kali ini mengalami kesan dan sensasi yang luar biasa. Bisa jadi ini efek euforia Meet Up KSI Chapter Pidie yang digelar Pukul 14:00 WIB hari ini, Minggu, 18 Maret 2018. Sampai-sampai saya tidak mau menunggu besok untuk membagikan cerita ini kepada teman-teman.
Karena jarak yang dekat, saya memilih menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi. Tidak sendiri, ada @yellsaint24 yang menemani saya. Lagipula setelah meet up selesai saya harus menemui Ibu yang saat ini di rumah Nenek di Teupin Raya. Membawa serta sepeda motor adalah pilihan bijak, meskipun, untuk itu, harus rela badan agak sedikit lelah. Tapi, gowes berpuluh kilometer saja sanggup, masak sih mengemudikan sepeda bertenaga mesin enggak sanggup, ya kan?
Seulawah Agam dengan payung awan berarak dengan sisa sulur-sulur keemasan yang memesona
Sebelum pukul tujuh pagi saya dan Yelli sudah bergerak dari Banda Aceh. Menikmati kelengangan jalan raya tanpa khawatir dengan serbuan polusi dan sengatan sang surya. Pagi selalu membuat saya bahagia, dan perjalanan selalu saya nikmati dengan berimajinasi. Tentang apa saja. Saking semangatnya dengan perjalanan ini, saya lupa jarak yang kami tempuh lebih dari 80 kilometer. Saya lupa membawa mantel, saya lupa memakai jaket, saya bahkan tak ingat untuk bawa bekal air minum. Hm, kalau yang terakhir ini saya memang sengaja. Sudah merencanakan ingin mampir dan menikmati kopi di Horas Coffee, Saree.
Areal persawahan di Kecamatan Seulimum. Indah, menenangkan, sekaligus mendebarkan.
Berkendara melewati jalan nasional di pagi hari seperti tadi sungguh menyenangkan, masih minim lalu lalang kendaraan. Saya pun bisa mengemudi dengan nyaman namun tetap awas dan siaga. Laju kendaraan hanya berpacu antara 70-80 km/jam. Saya puas menikmati senda angin berhawa sejuk yang mendarat manja di wajah. Sang surya menyiram pagi dengan semburat keemasan yang hangat.
Di beberapa tempat saya berhenti untuk menjepret pemandangan yang menurut saya sangat memanjakan mata. Perhentian pertama adalah areal persawahan di Samahani, Aceh Besar. Ini adalah salah satu pemandangan favorit saya setiap kali melintasi jalan sepanjang Banda Aceh menuju Medan. Berhektare-hektare padi hijau kekuningan terbentang di depan mata, diselingi pohon-pohon hijau dan rindang, meneduhkan saat matahari terpacak garang di puncak kepala. Tak lama lagi musim panen akan tiba, inilah keriangan paling riang bagi para petani.
Jembatan Seumapet di Seulawah. Konon di sini kalau malam angker.
Pemandangan itu berlatar Gunung Seulawah, anggun dan gagah, namun terkesan misterius dengan balutan kabut, dan embun-embun yang masih bertahan di pucuk daun-daun padi. Kami terus bergerak, pemberhentian selanjutnya di Kecamatan Seulimum. Pemandangan serupa juga mampu menghipnotisku, bedanya, di areal persawahan ini banyak gubuk-gubuk atau rangkang yang warnanya begitu kontras dengan di sekelilingnya. Saya berhenti sejenak, memotret, merekam pemandangan itu di dalam ingatan, mengalirkan sensasi senang ke seluruh syaraf.
Sanger mini ala Horas Coffee, Saree, Aceh Besar
Horas Coffee di Saree, Aceh Besar adalah pemberhentian selanjutnya. Di sini saya menikmati sarapan berupa nasi gurih dan sanger, racikan kopi dan susu khas Aceh yang belakangan namanya mulai naik daun, sejajar dengan kopi yang lebih dulu menjadi minuman favorit masyarakat Aceh. Akhir-akhir ini saya memang lebih sering minum sanger dibanding kopi hitam. Eh, enggak juga ding, kemarin sore saya baru minum kopi dingin. Efeknya, semalam saya tidak bisa tidur hingga menjelang pukul tiga dinihari.
Usai sarapan dan minum kopi, saya dan Yelli berniat berkeliling, beberapa tanaman dan keberadaan Agro Farmer Market di sebelah Horas telah menggelitik rasa penasaran kami. Saat hendak beranjak, siapa nyana justru bertemu dengan Fakhri dan Sayed Jamaluddin. Ih, benarlah, ternyata dunia ini tak luas-luas amat, yang luas itu ya pikiran kita hehehe. Hasil jelajah singkat kami akan saya ceritakan di lain postingan.
Saya suka berjalan, karena perjalanan tak hanya mengayakan imajinasi tapi juga jalan mengenal diri sendiri.
Pukul sebelas kami tiba di Sigli, mampir di Taufik Kopi dan bergabung bersama steemian lainnya. Sudah ada @rastaufik10, @riodejaksiuroe, dan dua steemian dari Lhokseumawe: @ezhadolphin. Di Steemit saya kerap menemukan cerita yang berbeda.[]
Wah perjalanan yang seru. Jadi penasaran sama agro farmer
Iya hehehe.... Aduh, sorry baru sempat balas ya...
Upvote aku ya
aiiihhh.... aku belum pernah mampir ke Agro Farmer Market tu laah... next time lah
Aini sempat beberapa kali singgah kalau ada perjalanan ke Sigli. Terakhir sekitar bulan februari. Tapi sayang lah Kak, nggak terawat lagi tanaman-tanamannya.
Sesekali Eky harus mampir kalau lewat sana, penataan buah dan sayur di toko ini keren. Kak Aini, iya sih, kemarin kami lihat di belakang cuma ada labu jipang aja...
selamat berjuang salam ksi
Salam kembali ya.... hehehe...
Selamat meetup
Salam sukses buat teman2 steemian Pidie....
Hahaha sudah selesai nih bg, sorry baru sempat balas ya...
Mengasyikkan jalan Seulawah ini ya, biasanya Yel lewat jalur Barat Selatan, sekarang lintas Timur, asyik deh. Thanks ya kak @ihansunrise udah ngajak ke acara meet up steemian ini.
Jalur ke sana nggak ekstrem ekstrem kali kayak ke barat Selatan....
very nice
geugeos-eun naegahaeyamanhaneun nollaun nal-ieossda. siljelo geugeos-eun gisaleul ilgneun jaemiyeossseubnida. aleumdaun sajin.
Saya tunggu Abang di Pidie ya 😁
Kita sudah ketemu ya.... Heheee
Semoga sukses selalu salam KSI
Ini di Idi ya... Kampung saya...