Kisah nyata pasca tsunami : Seorang Paman Ditelepon Keponakannya yang Sudah Meninggal

Namanya pinta iya dua kali menelepon pamannya juli, padahal keluarganya tahu persis bahwa pinta sudah meninggal.

            Saat itu tanggal 28 desember 2004 juli baru saja berhasil memejamkan matanya tatkala hp miliknya tiba-tiba berdering. Sontak pak juli terbangun. Namun, hp yang diletakkan di ruang tamu keburu diangkat anak perempuannya mutia.

              Saat dilihat di layar tertera nama pinta, anak saya takut untuk mengangkat karena pinta sudah meninggal dunia. Saya ambil hp itu dan mencoba berbicara tapi yang terdengar hanya suara angin seperti suara saat tsunami sedang datang. Karena kecil sekali hubungan saya putuskan dan kemudian saya yang menghubunginya tapi tidak bisa.

           Pak juli beberapa kali mencoba menghubungi keponakannya itu dengan pesawat hp, namun tetap tulalit...... Pak juli kemudian melaksanakan shalat tahajud dua rakaat.

             Setelah mengucapkan salam, hp miliknya berdering kembali saat dilihat lagi-lagi nama pinta tertera di layar monitor. Saat pak juli menekan tombol penerima dia kembali mendengar suara yang sama gemuruh angin di kejauhan dan seperti suara orang panik. Kali ini pak juli mendengarkannya sampai 2 menit lebih sampai akhirnya hubungan terputus. Saat di call back yang didengar hanyalah tulalit.

              Pak juli tidak mampu menerjemahkan mengapa telepon seluler keponakannya sampai bisa menyambung ke nomornya. padahal ketika itu mereka tahu persis pinta sudah meninggal "kami yakin hp nya sudah tidak lagi di rumahnya di krueng mane karena hancur berantakan. Kalaupun hpnya selamat dan ditemukan orang lain jelas tidak mungkin bisa dipakai karena sudah lama terendam air laut" tutur pak juli.