Makna Keris Dalam Budaya Masyarakat Jawa

in #kerislast year

makna keris dalam budaya jawa.jpg

Bagi masyarakat Jawa Keris tidak hanya dianggap sebagai senjata fisik saja, tapi lebih di fungsikan sebagai piandel. Piandel adalah sebuah keyakinan dan kepercayaan yang termanifestasi dalam wujud berbagai jenis benda pusaka yang di sakralkan dan sarat makna yang harus dipahami dan dimengerti dengan pemahaman yang benar dan mendalam.

Kepercayaan tersebut bukan merupakan sesuatu untuk disembah atau dipuja, tetapi hanya merupakan sebuah media yang berisi doa, harapan, ajaran dan tuntunan hidup bagi orang Jawa yang termaktub dalam “sangkan paraning dumadi, sangkan paraning pambudi dan manunggaling kawula Gusti”.

Piwulang-piweling tersebut dikemas secara halus dan tersirat dalam bentuk sebilah Keris. Memaknai Keris sama halnya dengan memaknai Wayang yang sarat akan makna dan perlambang tentang kehidupan serta muatan spiritual.

Akan tetapi pemahaman dan pengertian mengenai Keris dan Wayang sangat tergantung dari seberapa luas cakrawala dan pengalaman dalam hidup dan kehidupan dari setiap individu.

Sekarang ini hanya segelintir orang yang mampu memahami ajaran luhur yang terkandung dalam sebilah Keris dan juga Wayang, bahkan ada sebagian orang yang memberikan stigma negatif dengan label syirik pada benda-benda pusaka yang penuh makna dan perlambang yang merupakan peninggalan adiluhung dari leluhur kita yang sangat berjasa membawa ajaran Islam ke tanah Jawa.

Padahal jika kita memahami makna dan filosofi Keris, sama sekali tidak ada ajaran yang mengarahkan pada kesesatan. Keris merupakan media yang digunakan oleh para leluhur terdahulu untuk mengajarkan Manusia pada jalan kebaikan dan agar selalu ingat pada sangkan paraning dumadi.

Batas antara Keris dan syirik memang sangat tipis, karena “Keris” jika dibalik akan menjadi “sirek” (syirik). Artinya, jika kita tidak bisa memagami filosofi Keris maka akan cenderung menganggap Keris sebagai benda klenik yang diharapkan tuahnya.

Jadi dalam menilai Keris akan sangat tergantung pada “Kadhewasaning Jiwa Jawi” atau kedewasaan orang dalam berfikir dan memilah secara arif dan bijaksana. Semakin orang itu kaya pengalaman rohani (spiritual), maka semakin dia mampu dalam menjabarkan apa makna dan maksud yang tersirat pada sebilah Keris.

Ilmu Keris adalah ilmu perlambang, dan untuk dapat memahami bahasa perlambang hanya bisa dilakukan dengan mengandalkan rasa, bukan hanya dengan kemampuan intelektual.

Jadi sangat keliru jika memahami Keris secara dangkal sebagai sebuah benda yang berkekuatan magis untuk mengangkat derajat dan martabat Manusia. Anggapan tersebut sudah menyimpang dari tujuan awal dibuatnya Keris.

Keris di anggap sebagai benda pusaka karena selain berwujud sebagai senjata, ada sisi lain berupa makna dan perlambang yang mengajarkan pada kebaikan agar pemilik Keris bisa menjalani kehidupannya secara benar, baik dan seimbang.

Bagi orang Jawa, hidup selalu penuh perlambang yang masih samar-samar dan perlu dicari serta ditemukan maknanya melalui berbagai laku, tirakat, maupun dalam berbagai aktivitas sehari-hari, misalnya dalam bentuk makanan seperti tumpeng, ketupat, bubur merah-putih, jenang, jajanan pasar dan lainnya yang semuanya memiliki makna tersendiri.

Dalam bentuk bangunan ada rumah joglo, limasan, gapura dan bentuk-bentuk bangunan lainnya yang masing-masing memiliki filosofi sebagai pesan dan piwulang serta wewler yang diperlukan Manusia untuk mengarungi kehidupan didunia ini sampai pada saatnya nanti kembali kepada Sang Pencipta.

Pesan-pesan dan piwulang tersebut sengaja disampaikan secara halus dan tersirat melalui benda-benda tersebut mengingat pada masa itu adalah masa peralihan tradisi, budaya dan kepercayaan.

Source: https://www.hartalangit.com

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.12
JST 0.027
BTC 64807.94
ETH 3507.27
USDT 1.00
SBD 2.37