Former Haj Quarantine Building Indonesia Rubiah Island Lived History

in #island7 years ago (edited)

Miris indeed, when we see the former building quarantine Hajj Indonesia in Rubiah Island, District Sukaraya, Sabang, Aceh Province, the 1920s ago the Dutch colonial period. Imagine, the place known as the last quarantine of pilgrims of Indonesia pilgrims, before leaving for Jeddah with a ship ago, now let be abandoned.

Miris memang, ketika kita melihat bekas bangunan karantina haji Indonesia di Pulau Rubiah, Kecamatan Sukaraya, Sabang, Provinsi Aceh, tahun 1920-an silam masa penjajahan Belanda. Betapa tidak, tempat yang dikenal sebagai karantina terakhir jamaah calon haji Indonesia, sebelum berangkat ke Jeddah dengan kapal lalu, kini biarkan telantar.

indahnya pulau rubiah.jpg

According to the history of Rubiah island it means the island of 'rubi gem' which serves as a quarantine location for Indonesian pilgrims before anchoring to the Holy Land. What a good, Sabang Government with the Government of Aceh, even in particular the Government of Indonesia should pro actively play to restore the place quarantine Haj Indonesia. Because at this time, the condition is very memprihatikan and make the visiting tourists feel uncomfortable in the location.

Menurut sejarah pulau Rubiah itu artinya pulau ‘permata rubi’ yang berfungsi sebagai lokasi karantina jamaah haji Indonesia sebelum berlabuh ke Tanah Suci. Alangkah, baiknya Pemerintah Sabang bersama Pemerintah Aceh, bahkan khususnya Pemerintah Indonesia harus pro aktif berperan untuk memugar tempat karantina Haji Indonesia itu. Karena saat ini, kondisi sangat memprihatikan dan membuat wisatawan yang berkunjung merasa tidak nyaman berada di lokasi tersebut.

tempat karantina jamaah haji indonesia.jpg

The rest of the dormitory buildings and quarantine quarantine can not be found anymore. Only the remains of the foundation building alone. Then also there are two remaining haj boarding houses, but already overgrown with grass and shrubs. Apparently, the Government of Indonesia, the Government of Aceh and including the City Government (Pemko) Sabang, as if not care about the historic building. Supposedly, the former building can be restored and become a historical tourist attraction of hajj in Indonesia. Now the condition is very memrihantikan, the former building was already filled with bushes and grassland.

Sisa bangunan asrama dan karantina haji sudah tidak dapat ditemukan lagi. Hanya tinggal sisa-sisa bangunan pondasinya saja. Kemudian juga masih ada dua sisa bangunan asrama haji, tapi sudah banyak ditumbuhi rumput dan semak belukar. Sepertinya, Pemerintah Indonesia, Pemerintah Aceh dan termasuk Pemerintah Kota (Pemko) Sabang, seakan tidak peduli terhadap bangunan yang bersejarah tersebut. Seharusnya, bekas bangunan itu dapat dipugar dan menjadi objek wisata sejarah haji di Indonesia. Kini kondisinya sangat memprihantikan,bekas bangunan itu sudah banyak dipenuhi semak belukar dan padang ilalang.

Whereas the place, formerly serves as a quarantine location of Indonesian pilgrims, before leaving for the Holy Land by sea. Because during the Dutch colonialism, all Indonesian pilgrims, both willing to depart and return from the Holy Land must stop at Rubiah Island.

Padahal tempat itu, dulunya berfungsi sebagai lokasi karantina jamaah haji Indonesia, sebelum berangkat ke Tanah Suci dengan menggunakan kapal laut. Karena saat penjajahan Belanda, seluruh jamaah haji Indonesia baik yang mau berangkat maupun pulang dari Tanah Suci harus singgah di Pulau Rubiah.

karantina jamaah haji.jpg

In the location where quarantine Jamaah Hajj Indonesia there are two former buildings that stand firmly eaten by age. In another location there is a former foundation of the building is overgrown with shrubs. So is the concrete ladder as a way to ride down the quarantine location.

Dilokasi tempat karantina Jamaah Haji Indonesia masih ada dua bekas bangunan yang berdiri kokoh dimakan usia. Dilokasi lain ada bekas pondasi bangunan sudah banyak ditumbuhi semak-semak belukar. Begitu juga tangga beton sebagai jalan untuk naik turun kelokasi karantina itu.

If we Rubiah Island, can see on the shore of Rubiah island there is a signpost of direction marked "Place Quarantine Hajj Pilgrims 100 Meters". However, when we go up to the location of the former quarantine, along the road is overgrown with grass. The government seems to let a location that has a global historical value of the Indonesian pilgrims forgotten.

Kalau kita Pulau Rubiah, bisa melihat di bibir pantai pulau Rubiah ada papan penunju arah bertulis “Tempat Karantina Jamaah Haji Berjarak 100 Meter”. Namun, ketika kita naik keatas lokasi bekas karantina itu, disepanjang jalan banyak ditumbuhi rumput-rumput. Pemerintah terkesan membiarkan lokasi yang punya nilai sejarah mendunia tentang haji Indonesia terlupakan.
pulau rubiah.jpg

It should be, a place that has historical value of Indonesian pilgrimage can be managed properly. In the hope of every tourist visiting, there is a caretaker who explained about the history of Indonesian Hajj quarantine on Rubiah Island, Gampong Iboih. Not only that, also the concrete written "Quarantine Haji Rubiah Island Sabang", many overgrown fields of reeds.

Sudah semestinya, tempat yang punya nilai sejarah haji Indonesia itu dapat dikelola dengan baik. Dengan harapan setiap wisatawan yang berkunjung, ada juru kunci yang menjelaskan tentang sejarah karantina jamaah haji Indonesia di Pulau Rubiah, Gampong Iboih. Bukan itu saja, juga beton yang tertulis “Karantina Haji Pulau Rubiah Sabang”, banyak ditumbuhi padang ilalang.
bangunan yang tersisa.jpg

Then, if the Government does not care then do not hope the children of Aceh successor of this nation certainly do not know and forget the history of quarantine Haj Indonesia. In fact, history is important and expensive so before the longest if both do for the sons of Aceh's future grandchildren.

Kemudian, kalau Pemerintah tidak peduli maka jangan harap anak- anak Aceh penerus bangsa ini dipastikan tidak tau dan lupa dengan sejarah karantina haji Indonesia. Padahal, sejarah itu penting dan mahal harganya sehingga sebelum terlama bila baik berbuat demi anak cucu bangsa Aceh kedepan.

Sort:  

Hello sahabat steemit

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 59329.35
ETH 2613.53
USDT 1.00
SBD 2.44