Anakku Terbukti Menderita Kanker Darah, 4 Tahun Lalu

Hari ini, tepat 4 tahun lalu, merupakan hari yang sangat berduka dalam hidup. Hasil laboratorium di Rumah Sakit Umum (RSU) Zainoel Abidin menunjukkan anak, Agustrian Proyogi, terbukti menderita penyakit Leukemia (Kanker Darah). Saat itu ia berusia 11 tahun, dan masih duduk di bangku kelas 5 SDN 1 Sigli.

Leukemia adalah penyakit yang disebabkan oleh kondisi abnornal pada sel darah putih. Pada kondisi normal, proses regenerasi sel adalah sebagai berikut: Sel-sel dalam tubuh akan terus tumbuh kemudian membelah diri membentuk sel-sel baru. Sel-sel baru tersebut akan menggantikan sel-sel yang sudah tua dan mati. Namun, pada penderita leukemia, sel-sel baru terus tumbuh meskipun tubuh sudah tidak membutuhkannya lagi. Begitu juga dengan sel-sel tua yang tidak kunjung mati. Akibatnya, sumsum tulang terus menghasilkan sel-sel darah putih hingga mendesak sel-sel lain yang belum mati.

Akibatnya, sumsum tulang belakang menghasilkan sel darah yang tidak normal, karena memiki sel kanker di dalamnya. Sehingga, semakin lama, jumlah sel darah normal semakin sedikit dan menilbulkan gangguan kesehatan. "Untuk mengobatinya, anak harus menjalani kemoterapi," ujar dr Heru Noviat SpA, doter yang merawat anakku di RSU .

Tak kuasa menahan sedih saat itu, namun aku menekannya agar anak tidak takut. "Tidak apa-apa," ucapku pada Agustrian Prayogi, "Kamu pasti sembuh."

Dr. Heru Noviat SpA memberikan protokoler kemoterapi. Ada 4 tahapan yang harus dijalani anakku dalam kemoterapi itu. Sesesai satu tahapan, saya membawa pulan ke Sigli, tapi harus masuk RSU Sigli karena kondisinya sangat kritis. Begitu juga pada tahapan selanjutnya. Saya mendampinginya setiap saat ia dirawat di RSU, sehingga saya tidak punya waktu lagi untuk bersenda gurau dengan teman-teman secawat aku.

Tahapan kemoterapi yang membutuhkan waktu 4 bulan itu bisa dijalani oleh anakku dengan sempurna. Tak ada keluh sekitpun darinya. Seluruh perawat di RSU Zainoel Abidin dan RSU Sigli sangat salut padanya. Aku berharap dia sudah sembuh, tapi harus dikontrol setiap bulan ke RSU Zainoel Abidin.

Akan tetapi, takdir berkata lain, tepat 10 Agustus 2015, ia menumbus nafas terakhir. Padahal 6 hari lagi saya ingin memperingati hari lahirnya ke 12.

Selamat jalan, anakku. Kamu adalah harta yang paling berharga dalam hidupku, tapi sudah duluan menghadap-Nya. Doa ayah selalu menyertaimu.