Trauma Masa Kecil Mempengaruhi Perkembangan Otak

in #indonesia7 years ago

Screenshot_20171225-201135.jpg


PTSD merupakan kondisi kejiwaan yang dipicu oleh peristiwa tragis yang pernah dialami. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa dampak PTSD pada pria dan wanita ternyata berlangsung secara berbeda. Oh ya, PTSD merupakan Gangguan stres pascatrauma salah satunya termasuk trauma di masa kecil juga dapat mempengaruhi perkembangan otak remaja pria dan wanita secara berbeda. Inilah hasil sebuah studi dari Stanford University School of Medicine dan Early Life Stress and Pediatric Anxiety Program. Anak-anak yang lahir dan berkembang dalam tekanan mental menyebabkan ia cenderung pesimis diketika remaja. Merasa minder, tidak mampu untuk mengerjakan yang orang lain mampu. Kepercayaan dirinya terbunuh dan tertanam di alam bawah sadar.

Tingkat kejiwaan antara pria dan wanita itu sangat tergantung dari tekanan traumatis yang dirasakannya. Insula adalah bagian dari korteks serebral yang memainkan peran kunci dalam regulasi emosi dan kesadaran. Semakin besar tekanan jiwa yang diperoleh maka semakin besar pula volume dan luas permukaan insula.


Screenshot_20171225-201003.jpg


Anak laki-laki dengan trauma memiliki volume insula dan luas permukaan yang lebih besar. Sementara itu, anak perempuan dengan trauma memiliki volume insula dan luas permukaan yang lebih kecil. Temuan ini menunjukkan bahwa trauma tidak hanya berdampak pada perkembangan otak, tetapi juga pada perkembangan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda.

Perlu kita ketahui bersama para ahli mengatakan bahwa tidak semua anak-anak baik lelaki maupun perempuan yang mengalami trauma akan terdiagnosis PTSD. Namun demikian, anak-anak yang mengalami trauma lebih rentan untuk terkena PTSD, oh ya bukan anak-anak saja bahkan orang dewasa juga demikian. perubahan pada insula setelah trauma tidak hanya berkontribusi terhadap pengembangan PTSD, tetapi juga penanganannya.

Selain itu, PTSD umumnya lebih banyak memengaruhi wanita ketimbang pria. Namun untuk hal ini, masih dibutuhkan penelitian untuk menyelidiki alasannya. Iya, memang demikian adanya. Karena perempuan lebih memendam perasaan ketimbang lelaki. Yang perempuan sering baper atau apalah istilah lainnya yang lebih sopan untuk kaum hawa. Haha


Screenshot_20171225-201355.jpg


Kebanyakan kasus PTSD, gejala trauma dapat membaik setelah beberapa minggu tanpa penanganan khusus. Namun, lain halnya bagi pasien dengan gejala yang bertambah parah. Pasien-pasien tersebut membutuhkan langkah penanganan lebih lanjut, yakni dengan kombinasi terapi psikologis dan pemberian obat. Tekanan jiwa memang bukan saja membuat trauma. Bahkan bisa-bisa menjadi stress berat. Terkadang ada yang setengah gila.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63439.39
ETH 2545.40
USDT 1.00
SBD 2.66