Pengalaman Menyusui Kucing

Siang kemarin, saya disibukkan dengan kedatangan tamu dari Kota Sigli. Karena kedatangan beliau tidak dulu dikabarkan, saya sedikit sibuk di dapur karena harus menyiapkan makan siang untuk tamu saya yang jauh-jauh dari sana datang kemari untuk bersilaturrahmi. Biasanya kalau tamu dekat rumah kami menjamu dengan minuman dan aneka kue khas Aceh. Berbeda dengan tamu jauh. Mereka tidak dijamu dengan kue dan minuman saja, karena perjalanan jauh, berangkat pagi siang baru tiba disini. Mereka pasti sudah sangat lelah, haus dan lapar.
Disela-sela kesibukan saya menyiapkan menu makan siang untuk saudara saya, saya mendengarkan suara tangisan bayi kucing, saya mencari sumber suaranya, karena semakin lama semakin keras suaranya. Nampaknya seperti bayi yang sedang haus dan menginginkan susu dari ibunya. Rupanya kucing jahat yang biasa kami cegat dia untuk tidak masuk ke dalam rumah sudah melahirkan. Karena mamaknya jahat suka mencuri dirumah, saya tidak peduli dengan tangisan bayi dia itu. Saya hanya mengambil bayi kucing itu dan mendekatkan ke mamaknya yang sedang tidur nyenyak tidak jauh dari tempat anak-anaknya merayap, dan saya lanjut memasak.
Saat lagi sibuk menyiapkan hidangan untuk para tamu, bayi kucing itu masih terdengar suara tangisannya. Saya tidak peduli karena ada mamaknya disamping, saya terus melayani tamu saya, hingga tamu saya siap makan dan berangkat menjamu kerumah saudara lainnya, bayi kucing itu masih saja menangis tak terdiam.
Saya juga tidak peduli, karena waktu dzuhur pun sudah tiba, saya bergegas mandi dan melaksanakan kewajiban. Setelah semuanya selesai, saya penasaran kenapa bayi kucing itu terus menagis, padahal ada ibunya disamping. Rupanya mamaknya kucing itu tidak memperdulikan anaknya, bayi kucing ini kelihatannya sudah sangat haus dan lapar.
Sampai ibu saya mengatakan, "na cit binatang hana sayang keu aneuk (ada juga binatang yang tidak sayang sama anaknya)". "ankeuh mak, sayang teuh, sang hi kok brat ka grah ih nyan (itulah mak, sayang, sepertinya ia sudah sangat haus)", jawabku.
Saya mengambil ketiga anak bayi kucing itu dan saya mandikan, lalu saya kasih dia makan. Karena masih bayi, sikucing ini bahkan tidak tau cara makan, dia hanya menginjak-menginjak dan menaiki di atas piring nasi yang saya berikan.
Lalu saya teringat, didalam kulkas ada susu kaleng, karena dulu pernah saya melihat umi (istri dari pimpinan dayah tempat saya menuntut ilmu), memberikan minum untuk bayi kucing. Saya campurkan sedikit susu dalam gelas, lalu saya masukkan kedalam kantong plastik ukuran 1/4. Saya lobangin sedikit diujungnya, kemudian saya mencoba untuk memberikan bayi kucing ini minum.
Benar rupanya bayi kucing ini sudah sangat haus. Buktinya setelah saya berikan mereka susu, bayi kucing ini langsung terdiam dan tidak lama kemudian tertidur lelap hingga sorenya.
Sekian, terimakasih telah berkunjung, membawa dan membaca postingan saya hari ini, semoga bermanfaat. 🙏
Salam Sukses
By @zulfa0109

Follow https://steemit.com/@bible.com
Baik sekali 😍
Cihuy kasian dianya nangis terus kak,😊
Cerita yang sangat menarik
Trimkasih kak rika 😊
Wadus fa, kakak nyerah kk nyerah kalau sama kucing, apalahi yang imut begitu
Kk mau ngadopsi, boleh zlfa kasih 😁
Oh tidak zulfa heleppp. Di rumah banyak dam geliinya minta ampun, kasih makan saja sambil merem
Oh apa macan lah kakak ni 😁