Stories of Disadvantaged Children From Ferry Salim [Bilingual]
A SHEET of electronic mail landed in my inbox this morning. The sender is a handsome actor who is now an ambassador of the UN agency UNICEF. The contents are calling back to donate to abandoned and destitute aisles across the country.
The interesting thing is not about the sender of the email. But the story of Ferry Salim when meeting children who need a helping hand. About how many children in this unfortunate country, who lost both parents, who had to give up their childhood ended in the wedding and then left by her husband. Children with disabilities from poor families but have extraordinary intelligence.
So many stories. So much sorrow. For that letters elek trellis appealed to not stand idly see elegy children who can not live as normal as our children.
As in Steemit. We must help the little ones, in order to get greater results. We should help early, in order to get greater results.
This children's problem too. We must help them, so that later they can help others. Life is indeed the wheel of the cart, up and down change.
visit https://www.worldchildrensday.id/
[Bahasa]
SELEMBAR surat elektronik mendarat di kotak masuk saya pada pagi tadi. Pengirimnya seorang aktor tampan yang kini menjadi duta lembaga PBB UNICEF. Isinya mengajak untuk kembali berdonasi bagi anak-aak telantar dan miskin di seantero negeri ini.
Yang menarik sebenarnya bukan tentang si pengirim email. Tapi cerita Ferry Salim ketika bertemu anak-anak yang membutuhkan uluran tangan itu. Tentang betapa banyak anak-anak di negeri ini yang tidak beruntung, yang kehilangan kedua orang tuanya, yang harus merelakan masa kecilnya berakhir di pelaminan kemudian ditinggalkan oleh suaminya. Anak-anak penyandang disabilitas dari keluarga miskin namun memiliki kecerdasan luar biasa.
Begitu banyak cerita. Begitu banyak nestapa. Untuk itu surat elek tronik itu mengimbau agar tak berpangku tangan melihat elegi anak-anak itu yang tak bisa hidup normal seperti anak-anak kita.
Seperti juga di Steemit ini. Kita harus membantu yang kecil, agar mendapatkan hasil yang lebih besar. Kita harus membantu lebih awal, agar mendapat hasil yang lebih besar.
Soal anak-anak ini pun demikian. Kita harus membantu mereka, agar kelak mereka bisa membantu yang lain. Hidup ini memang roda pedati, atas dan bawah ganti berganti.
Kunjungi https://www.worldchildrensday.id/
Semoga saja banyak pihak yang tergerak hatinya untuk membantu anak-anak yang tidak beruntung ini. Mereka yang harusnya hidup bahagia bersama keluarga harus menanggung beban berat.
SELEMBAR surat elektronik mendarat di kotak masuk saya pada pagi tadi. Pengirimnya seorang aktor tampan yang kini menjadi duta lembaga PBB UNICEF. Isinya mengajak untuk kembali berdonasi bagi anak-aak telantar dan miskin di seantero negeri ini.
Yang menarik sebenarnya bukan tentang si pengirim email. Tapi cerita Ferry Salim ketika bertemu anak-anak yang membutuhkan uluran tangan itu. Tentang betapa banyak anak-anak di negeri ini yang tidak beruntung, yang kehilangan kedua orang tuanya, yang harus merelakan masa kecilnya berakhir di pelaminan kemudian ditinggalkan oleh suaminya. Anak-anak penyandang disabilitas dari keluarga miskin namun memiliki kecerdasan luar biasa.
Sudah di Up vote ya... Hehehe
Siap bang. Big thanks.
Ntah kapan saya dapat email dari bang ZB...😁😂🤣
Hehehehe apa.mau saya kirim sekarang? Email yg isinya papa sudah pergi dan tak kembali.eh taunya ke rumah sakit lagi. Mau?
Jangan yg itu bang. Tapi email yang berisi trik bagaimana mengundang para curator indonesia, yakni bang @levycore, @aiqabrago, @jodipamungkas dan kak @mariska.lubis agar selalu singgah ke blog saya...😁😂🤣
Wah itu gampang. Ga perlu prasyarat. Cukup sebelum klik post baca nama kurator masing-masing 7 kali. Di sana mereka akan terbatuk-batuk dan langsung ingat kita. Hehehehe
ketika bertemu anak-anak yang membutuhkan uluran tangan itu. Tentang betapa banyak anak-anak di negeri ini yang tidak beruntung, yang kehilangan kedua orang tuanya, yang harus merelakan masa kecilnya berakhir di pelaminan kemudian ditinggalkan oleh suaminya. Anak-anak penyandang disabilitas dari keluarga miskin namun memiliki kecerdasan luar biasa