Sumber
Saya menjadi salah satu saksi dari jutaan masyarakat Aceh lainnya tentang betapa dahsyatnya gempa dan tsunami yang melanda daerah tersebut pada 24 Desember 2004 silam. Sebagian wilayah Aceh yang berada di pesisir timur dan barat luluh lantak. Ibu kota provinsi, Banda Aceh tak luput dari hantaman bencana maha dahsyat tersebut.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk proses rekonstruksi dan recovery korban. Karena itu, saat gempa berkekuatan 7,4 yang menghancurkan Palu, Donggala, dan Mamuju di Sulawesi Tengah pada Jumat kemarin, saya pun membayangkan apa yang harus dilakukan terhadap daerah dan korban terdampak bencana ini.
Walau tak separah Aceh, tapi korban jiwa akibat bencana di daerah ini tak sedikit. BNPB mencatat sudah ada sekitar 832 korban meninggal.
Sumber
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun media sosialnya, kebutuhan dasar yang masih sangat dibutuhkan untuk membantu korban adalah bahan bakar (solar dan bensin), air minum, tenaga medis, obat-obatan dan rumah sakit lapangan.
Selain itu juga dibutuhkan segera tenda, terpal, selimut, tandu, tangki air, makanan, lampu, genset, dapur darurat, kantung mayat, kafan dan makanan bayi.
Negara dengan anggaran yang terbatas tak kan mampu menyuplai semua itu dalam waktu cepat. Apa lagi untuk membangun kembali rumah dan sarana pendukung yang hancur.
Sumber
Untuk itu dipelrukan uluran tangan masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk memberikan bantuan. Aksi Cepat Tanggap (ACT Indonesia) merupakan salah satu lembaga besar yang langsung melakukan pengalangan dana untuk korban gempa.
Sumber
Lembaga ini sudah lahir sejak tahun 2005. Mereka juga sudah bekerja di Lombok dan daerah lain sebelum gempa Palu. Bagi Anda yang ingin menyumbang melalui lembaga ACT dapat mengirimkan via rekening:
BNI Syariah 0270 360 372
Mandiri 101 000 4802 482
