Pembidangan Ilmu Dalam Acehnologi : Sejarah Aceh

20180422_143716.jpg
Dalam bab ini penulis @kba13 menguraikan beberapa pembelajaran yang sangat berharga untuk diketahui para pembaca, khususnya kita, orang yang mengatakan “saya orang Aceh”. penulis berusaha mengutarakan ini semua dengan harapan agar pembaca bisa mengetahui apa saja yang ada di Aceh terutama sejarahnya.

Bermula dari pengalaman penulis ketika ada mahasiswa dalam satu sesi perkuliahan pada tahun 2014 dikampus UIN Ar-Raniry yang bertanya, dia mengatakan apakah Sultan Aceh hanya seorang saja, yaitu Iskandar muda? Maka dalam hal ini penulis amat tergejut ditambah dengan hamper semua mahasiswa yang ketika ditanya sejarah apa yang mereka pelajari di bangku sekolah sebelum bangku perkuliahan, semua mahasiswa menjawab sejarah kerajaan- kerajaan di pulau Jawa. Perlu diketahui bahwa Aceh merupakan suatu peradaban, sebagaimana peradaban/ Tamaddun Melayu dan peradaban jawa. Bahkan bisa dikatakan bahwa Aceh lebih besar narasi sejarahnya, jika dibandingkan dengan narasi peradaban-peradaban yang ada di Nusantara. Namun sayangnya narasi peradaban Aceh disajikan dalam karya-karya yang berserakan sehingga tidak mudah untuk menemukan akar-akar filosofinya. Dapat dipamahami bahwa yang dimaksud dengan peradaban Aceh dalah suatu hasil karya manusia da dalam tiga bentuk yaitu bahasa, budaya dan sejarah. Tiga syarat ini paling tidak harus terdapat didalam sejarah Aceh.

Dikalangan akademisi di banda Aceh sendiri jika berbicara tentang sejarah Aceh cendrung dipandang sebagai romantisme sejarah, inilah kalimat yang kerap muncul penulis dengar didalam beberapa sesi diskusi di Banda Aceh. Bagi mereka menceritakan tentang sejarah Aceh adalah suatu yang tabubahkan memalukan untuk dibicarakan, dengan ala an karena kondisi Aceh yang saat ini menunjukkan perbedaan dengan zaman kegemilangan Aceh dahulu.

Pengkajian sejarah Aceh memang tidak masuk dalam kurikulum pendidikan sejarah di Indonesia. sehingga literatur sejarah Aceh jarang sekali dikenali atau dipahami secara mendalam oleh generasi muda Aceh beda hal nya dengan sejarah jawa yang sudah tidak terlalu asing bagi generasi muda Aceh , karena memang sudah menjadi kurikulum yang dipelajari dari bangku Sekolah Dasar (SD).
Literatur sejarah Aceh saja kurang dipahami oleh orang Aceh karena memang tidak masuk dalam kurikulum pendidikan sejarah Indonesia. terlebih lagi, literatur yang berwujud hikayat-hikayat yang lahir di tanah Aceh. Tidak ada satupun dijadikan sebagai rujukan didalam tradisi pembelajaran sejarah disekolah dan perguruan tinggi. Akibatnya hikayat-hikayat tersebut menjadi asing bahkan dianggap tidak ada bagi sebagian rakyat Aceh.

Dapat diambil kesimpulan bahwa penulis berusaha menyampaikan perlunya penulisan ulang mengenai sejarah Aceh, sampai pada era kontemporer. Karena warisan intelektual dan spiritual yang muncul dalam bahasa lokal di Aceh, cendrung tidak mendapatkan perhatian dikalangan para sarjana Aceh. Untuk membangkitkan kontruksi bangunan Acehnologi, salah satu kunci utamanya adalah mempelajari sejarah Aceh. Tampak bahwa Aceh memiliki khazanah literatur data dan fakta sejarah yang masih belum banyak ditulis, apalagi diketahui oleh masyarakat banyak. Pentingnya menjadikan Sejarah Aceh sebagai kurikulum, agar para generasi Aceh dapat memahami secara kaffah tentang aceh, meliputi dari sejarah, bahasa bahkan budanya. Karena tidak jarang kalau orang yang bukan asli tinggal di Aceh tidak mengetahui bahasa Aceh. Maka sejarah harus menjadi hal utama yang harus dikuasai untuk bisa mengaku sebagai orang Aceh yang identitas atau jati diri Acehnya sangat sempurna.

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.12
JST 0.032
BTC 61195.86
ETH 3009.46
USDT 1.00
SBD 3.80