Karnaval Kemerdekaan, Cara Kita Memperkenalkan Pakaian Adat Nusantara

Selamat malam, abang, kakak dan teman-teman steemian semuanya. Semoga mala mini kita selalu ceria dan penuh rasa kebahagiaan. Sebenarnya kepingin tidur, namun rasanya tak enak kalau belum posting cerita hari ini di steemit. Tapi tak apalah, kan besok libur, hari Minggu.

Hari minggu ini, merupakan hari yang melelahkan sekaligus menggembirakan bagi kami-kami yang masih pelajar, terutama bagi saya sendiri. Mengapa? Karena hari ini di kota Banda Aceh dilaksanakan karnaval kemerdekaan dalam rangka HUT ke 73 RI.

Mengapa melelahkan, karena hari ini meskipun saya tidak ikut karnaval, namun saya mendapat tugas yang lumayan berat, yakni mengawal teman-teman yang ikut karnaval. Sebagai sekretaris OSIS di SMPN 13 Banda Aceh, kami pengurus OSIS mendapat tugas menjaga dan mengawal para kawan-kawan yang ikut karnaval tersebut.

Meskipun tidak ikut karnaval dengan mengenakan pakaian adat, namun kami ikut berjalan mengiringi kawan-kawan yang ikut. Mana tahu ada yang pingsan, kehausan atau apapun lah ceritanya. Sungguh, sangat melelahkan.

Mengapa gembira, karena kami dari SMPN 13 Banda Aceh sukses mengikuti karnaval tersebut. Semua teman-teman terlihat ceria dan gembira mengikutinya. Inilah yang mengobati rasa lelah jadi ceria kembali.

Abang dan kakak serta teman-teman steemian semuanya. Rutinitas karnaval 17-an ini sudah sering diikuti setiap tahunnya, memang kesannya seremonial belaka. Namun, bagi saya sendiri, karnaval merupakan salah satu cara kita melestarikan sekaligus memperkenalkan pakaian adat nusantara kepada masyarakat luas, khususnya Banda Aceh.

Dengan karnaval, kita bisa mengenal pakaian adat hampir dari seluruh nusantara. Sebab para perserta karnaval “diwajibkan” memakai pakaian adat, tidak mesti harus pakaian adat Aceh atau suku yang ada di Aceh.

Disinilah, kita mengenal pakaian adat Minang, Sunda, Jawa, Makassar, Dayak dan banyak ragam pakaian adat lainya. Andai tidak ada karnaval, apakah kita pernah melihat pakaian adat tersebut. Ya.. pasti ada. Saat ada kerabat atau saudara serta orang yang melangsungkan pernikahan atau pesta perkawinan saja. Selebihnya, pasti tidak ada.

Mungkin itulah makna yang tersirat dari balik sebuah parhelatan yang namanya karnaval tersebut. Tentu, kita bangga juga jika di daerah lain di Indonesia, menggelar karnaval 17-an mengenakan pakaian adat Aceh. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pak Presiden Jokowi, yang mengenakan pakaian adat Aceh saat peringatan detik-detik proklamasi di istana negara.

Melestarikan sekaligus memperkenalkan pakaian adat nusantara, adalah tugas kita sebagai generasi muda saat ini. Kita berharap ragam pakaian adat nusantara ini tidak lenyap terkikis mordenisasi jaman yang ke barat-baratan.

Dan satu lagi rasa kegembiraan yang kami rasanya, yakni untuk mengabadikan momen manis tersebut bersama ibu-ibu guru dan teman-teman dari sekolah lainnya yang mengenakan pakaian adat yang berbeda juga dengan berfoto ria.

Karnaval 17-an juga menjadi ajang silaturrahmi sekaligus saling mengenal dengan kawan-kawan dari sekolah lainnya di Banda Aceh. Begitulah sekilas cerita kami hari ini di Banda Aceh teman-teman semuanya. Lalu bagaimana cerita di daerah kalian masing-masing. Berbagi cerita yuk..

Tulisan dan foto ini diikut sertakan dalam Kontes Fotografi “Serba-serbi Kemeriahan Peringatan HUT RI ke 73” yang diselenggarakan @sevenfingers dan disponsori oleh @podanrj dan @shaphir.

Terimakasih.. Salam hangat selalu

Pencinta bunga
@zadaalzena

Catatan: Seluruh foto dibadikan di Lapangan Balng padang, Banda Aceh usai karnaval kemerdekaan pada Sabtu, 18 Agustus 2018