Lelaki yang Menangis

in #indonesia6 years ago (edited)

Hari itu untuk kedua kalinya kulihat lelaki itu menangis. Entahlah, aku bahkan tak mampu bertanya mengapa tiba-tiba dia berurai air mata. Tak ada yang bisa kulakukan selain mengulurkan selembar tissu putih agar dia menghapus air yang hampir mengalir ke pipinya tersebut. Kemudian aku diam di dekatnya.

Jika saja dia muhrimku tentu saja ingin kuraih tangan dia, lalu telapaknya kutaruh dalam genggamanku untuk memberinya sedikit keyakinan bahwa aku bisa dijadikan teman dalam kesedihannya.

"Tuan, maukah jika kubawa Anda ke taman rumah sakit? Hari ini matahari sangat cerah," kataku kepadanya setelah air matanya surut.

Dia menurutiku, entah karena iklas atau karena tak ingin mendebatku yang telah memergokinya menangis tadi. Dengan kursi roda kubawa dia turun. Dengan beerjemur di bawah matahari barangkali bisa membuat tubuh dan pikiran pasienku itu lebih segar.

Tak banyak percakapan antara aku dan dia selama ini. Aku memaklumi itu. Bagiku yang penting tugas dan pekerjaanku mampu kulakukan. Tentang kerjasama dengan pasien aku lebih mengikuti mereka.

Ketika dia memintaku berhenti mendorong kursi rodanya di tempat yang dia pilih maka kemudian aku pun menurutinya. Dia hanya akan mengajakku bicara untuk hal hal yang penting yang ingin aku lakukan untuk membantunya. Dan diamnya itu membuatku sungkan jika hanya berdiri di dekatnya. Maka aku menggembirakan diri dengan bermain hp mencari bunga-bunga untuk kubidik. Ternyata lelaki itu memperhatikan tingkahku. Dia memanggilku.

"Kamu suka bunga?"tanyanya. Kuanggukan kepalaku, walaupun sebenarnya aku tak yakin dengan anggukan tadi, benarkah aku menyukai bunga? Seingatku, aku tak memiliki ketertarikan menanam bunga di rumah sejak dulu.

"Bawa aku kesana!" Dia menunjuk sebuah kolam kering yang di pinggirnya di tumbuhi bunga Leonard Iris warna orange. Aku menuruti saja perintahnya.

"Bunga-bunga itu cantik, iris adalah gambaran kesetiaan dan perhatian." Dia berkata lirih, hampir tak kudengar suaranya.

Kudekati kolam dan mengambil foto beberapa kali. Ketika sedang membidik, kulirik majikanku itu. Dia tersenyum melihat tingkahku, kontras sekali dengan yang kulihat di ping fang setengah jam sebelum ini.

"I am divorse." katanya ketika aku telah kembali di dekatnya. "Aku, punya ni pengyu, lalu istriku marah. Dia meminta bercerai, aku mengabulkan keinginannya."

"Bunga itu?" Kutunjuk kolam kering di sebelah kananku.

"Dulu, istriku sangat menyukainya."

"Tadi di atas Anda menangis. Apakah Anda rindu kepadanya?" Pertanyaan itu tiba-tiba meluncur dari bibirku.

"Tidak. Tadi aku nonton sinetron. Kamu saja yang terlalu asyik bermain hp dan tak mau melihat tv." Kali ini aku tahu kalau dia sedang berbohong.

The end

Tulisan ini untuk mengikuti Photo Challenge dengan tema FLOWERS yang di sponsori oleh @ekavieka dan @doyanphotography. Semoga @ettydeallova sebagai yuri berkenan.

Salam tengah malam
25 April 2018, 00.10

Ping fang (bahasa mandarin)= kamar pasien di rumah sakit
Ni pengyu = wanita idaman lain

20180422_104009.jpg
20180422_103934.jpg

20180422_103954.jpg

IMG-20180327-WA0018.jpg

Sort:  

Kisah menyatu dengan foto maka akan menjadi juara 😍😎

Terima bang @andrianhabibi sudah bersedia untuk singgah di post saya.

Senang melihat post ini.

Ceritanya sangat menyentuh, ketika seorang lelaki harus rapuh

Terima kasih sudah bersedia mampir di post saya kakak @bahtiarlangsa.

Sapaan Anda memberi semangat baru bagi saya.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63635.72
ETH 2597.20
USDT 1.00
SBD 2.91