Tenun Songket Asma, Murid Nyakmu dari Lamno

in #indonesia6 years ago

2f110fdf-a7ef-4959-ac35-fe229270bd51.jpg
Asma sedang menyelesaikan kain tenunan pesanan pelanggan

“Kalau ada orang yang pesan songket, uangnya jangan diambil dulu. Selesaikan tenunannya baru dikasih uangnya, supaya kita tidak terutang kepada orang lain,” ujar Asma mengutip pesan Nyakmu yang dulu pernah disampaikan kepadanya.

Asma perempuan asal Lamno ini merupakan murid dari Maryamu Ali atau yang dikenal dengan sebutan Nyakmu. Dia belajar menenun kepada Nyakmu 36 tahun silam saat usianya masih 13 tahun.

Ketika kami dari I Love Songket Aceh (ILSA) dan tim jurnalis dari majalah Kina mendatangi rumahnya di Gampong Meunasah Serba, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, dia menyambut kami dengan ramah.

3a4c2c3d-667c-4361-9406-9fe2ff50bdb1.jpg

Di rumah yang masih berdindingkan batu bata itu terdapat empat buah alat tenun bukan mesin (ATBM), tapi tak ada satu pun pengrajin yang menenun. Bukan karena pengrajinnya sedang cuti, tapi memang tidak ada pengrajin lain selain Asma.

“Kadang saya dibantu oleh adik, tapi tidak rutin karena dia punya kesibukan lain,” kata perempuan yang mempunyai nama lengkap Asmarni.

Ya, begitulah kondisi tenun songket Aceh yang hidup segan, mati tak mau. Sungguh sangat berbeda saat Nyakmu masih hidup, dikala songket menjadi primadona di Aceh hingga dia mendapat penghargaan Upakarti pada tahun 1991 dari Presiden Soeharto.

Asma masih menekuni kerajinan tenun songket hingga sekarang, tapi ini bukan pekerjaan prioritasnya lagi karena kadang dia juga bersawah, jualan somay, dan menjadi penatu untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.

Penghasilannya dari membuat tenun songket tidak bisa dijadikan pegangan karena selain pembuatannya lama, harga satu kain songket hanya Rp800.000. Sungguh tidak sepadan dengan pekerjaannya yang dibuat secara manual melalui ATBM sampai beriminggu-minggu lamanya.

38e92331-2add-4678-90ef-82ab69aba328.jpg

Walaupun begitu, Asma bersyukur karena ilmu yang didapat dari Nyakmu juga bisa dajarkan kepada orang lain. Dulunya ada 20 warga di sekitar tempat tinggalnya dan juga keponakannya pernah belajar menenun, tapi itu hanya sebentar.

“Mana ada anak-anak muda sekarang yang mau mengerjakan ini? Cuma duduk di rumah menenun. Lebih baik mereka pergi kuliah atau kerja di tempat lain yang penghasilannya lebih cepat.” Asma prihatin dengan kelangsungan tenun songket Aceh karena tidak ada lagi orang yang mau menenum selain dirinya.

Kreasi Motif Songket Asma

c6f521a7-fb13-404e-bc84-8eb8d7f706d9.jpg

Walau Asma belajar dari Nyakmu, tapi motif songket yang ditenunya tidak semuannya diambil dari motif songket Nyakmu. Ada beberapa motif kombinasi yang dibuat berdasarkan idenya sendiri seperti bungong meulapeh (bunga berlapis) dan bunga rantai.

ef75bf78-d6dd-4eb4-9a3d-846f91a2e83d.jpg
Motif bungong meulapeh

Biasa Asma membuatnya secara coba-coba, bila menarik maka akan dilanjutkan motif tersebut, tapi bila tidak bagus maka dia akan membuka kembali tenun tersebut. Berkat uji cobanya, sudah banyak motif baru yang dihasilkannya, tapi sayangnya tidak ada pendokumentasian motif tersebut.

“Saya Cuma punya HP tek, tot, bagaimana saya memfotokannya? Jadi, jika ada orang yang memesan apa yang teringat oleh saya sajalah,” kata Asma sambil tertawa dan mengulang kata tek, tot (sejenis HP yang hanya bisa digunakan untuk menerima telpon dan pesan singkat saja).

0bd8c65c-2d93-48ed-b86f-59a5f3529c1e.jpg
Perca dari tenunan songket Asma

Untuk memperlihatkan motif songket kepada konsumennya, dia menyimpan beberapa perca dari tenun songket yang dibuatnya. Sayangnya perca tersebut tidak ditempatkan dalam album atau tempat yang lebih bagus sehingga bagian perca tersebut bergulung-gulung. Motifnya pun terlihat kurang jelas karena kainnya ada yang sudah rusak.

Aku mencoba menawarkan diri untuk membuat katalog supaya memudahkannya mendokumentasikan motif Tenun Songket Asma. Dia pun setuju asalkan tidak diminta bayaran. Aku meyakinkan dirinya bahwa tugas ILSA ialah membantu pengrajin mendokumentasikan motif buatan pengrajin supaya kelestariannya tetap terjaga.

729450ce-09e5-4daf-9668-f597350590f2.jpg

Sort:  

Halo @yellsaints24, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!

Terima kasih sudah datang berkunjung ke tulisanku.😊

sihiyyyy daang garuda...

Tamu yang tak disangka😆

Hello @yellsaints24, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!

Ok, thank you visit my blog.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64222.08
ETH 3135.29
USDT 1.00
SBD 3.99