Muncul Lagi Tulisanku di Serambi Indonesia Setelah Dua Tahun Absen

in #indonesia6 years ago

52575bab-48a3-478c-b3b4-4d056849ca98.jpg

Kabar baik di pagi ini, 12 Mei 2018 bertepatan dengan peringatan Hari Perawat Internasional, tulisanku muncul lagi di halaman opini Serambi Indonesia (SI).

Sebelum aktif di dunia blog dan Steemit, SI adalah media yang kugunakan untuk mempublikasikan tulisan-tulisanku. Tidak mudah untuk masuk ke media cetak ini, karena puluhan saingan yang bertitel doktor, bahkan profesor juga menulis di media cetak ternama di Aceh ini.

Baca juga tentang Perjuanganku Menulis untuk Menembus Koran Serambi Indonesia

Beruntung sejak tahun 2012, aku yang masih berstatus sebagai mahasiswi Keperawatan Unsyiah bisa bersanding dengan tulisan orang hebat lainnya. Semenjak itu tulisanku terus bermunculan, hampir setiap bulan tulisanku dimuat di SI hingga terakhir 12 November 2016, tulisanku tidak pernah dimuat lagi.

Tulisanku yang terakhir di tahun 2016 baca di sini.

Ada juga beberapa kali kukirimkan, tapi tidak ada lagi yang dimuat. Memang sih, aku tidak mengirimkannya serutin dulu saat kuliah karena aku lebih banyak menulis di blog pribadi.

Apalagi dengan seringnya menang lomba blog, membuatku semakin bersemangat mempublikasikan tulisan di blog. Pembaca tulisanku pun bisa langsung berinteraksi di kolom komentar yang disediakan blog.

Di awal tahun 2018, platform baru berbasis blockchain pun muncul. Di mana setiap tulisan yang diposting, bila mendapatkan vote, akan dinilai dalam bentuk mata uang virtual yang kemudian bisa dirupiahkan.

Semangat menulisku pun semakin menggebu-gebu, bahkan aku setiap hari menulis di steemit lebih dari 600 kata yang biasanya satu minggu hanya menghasilkan dua buah tulisan dengan 800 kata. Akibatnya tulisan untuk SI pun tidak pernah lagi kukirimkan.

Padahal aku dikenal orang karena tulisan-tulisanku yang dimuat di SI. Mantan pacarku kenal denganku karena tulisanku di SI yang sering dikutinya. Bahkan si dia (calon suami) juga menyukaiku karena tulisan-tulisanku yang sering dimuat di SI.

Tak disangka melalui tulisan di SI, banyak orang yang menyukaiku. Namun, pilihanku ada pada si dia karena dia tidak hanya menyukai tulisanku, tapi juga diriku dan keluargaku.

Bertemu dengan Editor Opini SI

Minggu lalu, aku mendapat undangan dari USAID Lestari untuk Fild Trip bersama jurnalis Aceh, komunitas video dukumenter, dan blogger.

52d73cdf-251b-4dcf-8efb-1c198c354369.jpg

Aku mewakili blogger untuk kegiatan ini. Ternyata yang mewakili jurnalis dari SI adalah editor opini SI yang juga menjabat sebagai Kepala Litbang. Dia adalah Asnawi Kumar yang selalu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun di hari ulang tahunku, selama lima tahun terakhir ini.

Perjalanan dari Banda Aceh ke Gayo Lues itulah, aku mulai mengenal wajah Pak Asnawi. Begitu juga dengan dia yang selama ini hanya mengenal namaku.

Banyak hal yang kami bicarakan selama perjalanan, khususnya tentang tulisan-tulisanku yang dulu sering dimuat di SI. Dia juga menanyakan “kenapa sudah jarang mengirimkan tulisan SI?” Alasannya tentu karena blog dan steemit.

Dia juga menceritakan tentang penulis SI lainnya seperti Kemal Pasya dan Asmaul Husna yang masih aktif menulis di SI, walaupun bermain steemit. Yang menjadi kebanggaanku ialah saat dia mengatakan bahwa tulisan-tulisanku setara dengan dua orang yang disebutkan tadi. Secara tidak langsung dia pun berharap aku kembali aktif menulis di SI.

11cdbdc8-5733-43e9-b157-eec801d9a940.jpg
Pak Asnawi Kumar

Sepulang dari kegiatan tersebut, aku pun melihat kembali tulisan-tulisan yang pernah dimuat di SI. Media inilah yang membuatku menjadi besar dan dikenal banyak orang, terutama dengan si dia. Aku pun bertekat untuk aktif kembali menulis di SI.

Suara Perawat Indonesia

Ide tulisan ini muncul ketika seorang teman yang satu angkatan denganku di Fakultas Keperawatan, menceritakan tentang nasibnya yang sangat susah untuk melamar kerja dengan gelar perawat.

Tulisan hari ini di Serambi Indonesia Suara Perawat Indonesia

Lamaran yang diajukannya ke berbagai pelayanan kesehatan ditolak dengan alasan tidak memiliki STR, “orang dalam”, dan pengalaman kerja. Akhirnya dia terpaksa harus bekerja sebagai buruh kasar di pabrik kacang dengan gaji 25 ribu per 18 jam kerja tiap harinya.

Sebenanya desas-desus tentang keluhan perawat sudah terdengar sejak aku melepaskan almamater perawat di bangku perkuliahan. Sebagian teman-temanku yang tidak mau diperlakukan sebelah mata oleh pemerintah dalam negeri, terhadap profesi yang menghabiskan waktu belajar hampir 7 tahun ini, memilih bekerja di luar negeri.

Tentu dengan gaji dan perlakuan yang pantas sesuai ilmu yang dimilik dan gelar yang disandang. Sedangkan yang lainnya harus rela bekerja dengan gaji secukupnya, bahkan ada yang tidak digaji. Aku pun memutuskan untuk tidak melakoni sebagai praktisi keperawatan, tapi lebih ke promosi kesehatan melalui tulisan.

Aku tidak pernah lupa tentang latar belakangku meskipun aku tidak bekerja sebagai perawat praktisi. Aku adalah perawat trveler yang menyuarakan suara perawat Indonesia dan menyebarluaskan informasi kesehatan, melalui SI, blog, dan steemit.

Apapun paltformnya yang terpenting bagiku adalah menulis dan menyampaikan informasi kepada orang lain. Tentunya setiap platform mempunyai pembaca yang berbeda-beda sesuai denga kalangannya.

Semoga apa yang aku sampaikan selama ini melalui tulisan-tulisanku dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Selamat Hari Perawat Internasional.

11e538a7-7272-4df2-ad10-d88722f2a013.jpg

Sort:  

Luat biasa sekali kak. Artikel tsb mewakili suara perawat lainnya juga.

Kak, mintak nama blognya, itupun kalau mau ada saingan lomba blog. Haaa

Sangat diragukan cinta si dia itu. Wwkwkwk

Si dia itu setia orangnya e, 😄

Ini blog saya : www.yellsaints.com

Ikut aja lomba blog, biasanya diadakan setiap bulan. Serukan kalau rame2 ikutnya 😁

Salut and bangga dengan Yelli... Happy nurse day...

Happy nurse day kak. Yel juga bangga dengan kakak yang merupakan praktisi perawat yang mau bekerja di pelayanan kesehatan.😃

Bangga sekali dengan Yelli, kk baca tulisan Yelli sangat matang, sungguh mencerminkan orang yang sudah lama malang melintang di dunia penulisan, semoga semakin sukses, selamat hari perawat sedunia.

Alhamdulillah, makasih ya kakak.😊🙏

Wah..hebat..alhamdulillah saya bisa berteman dengan orang-orang punya kemampuan yang mumpuni di bidang menulis, moga ketularan.

Hehehe, saya juga senang bisa berteman dengan kepala sekolah. Biasanya kepsek kan sangat disegani, tapi ini asyik nggak semenakutkan orangnya😆

Sepupuku sudah bertahun-tahun menjadi tenaga bakti di Puskesmas di kampung, dari belum menikah sampai sekarang hampir beranak tiga, penghasilannya aduhhhhhh..... jangankan untuk makan, untuk popok anak pun kurasa takkan cukup, di satu dunia paramedis seakan-akan begitu wah dengan fasilitas ini itu, di sisi lain masih banyak terjadi kesenjangan ya....

Begitulah kak, miris memang ketimpangan sosial bagi paramedis ini. Tidak hanya bisa mengadalkan gelar dan titel, karena sistemnya siapa yang dekat ke api dia yang panas.

Kak titip juga suara bidan indonesia ya. :)
Karena masih banyak juga bidan2 di indonesia yang tidak ada kerja. Karena sulitnya peluang yg diberikan pemerintah untuk profesi kesehatan, karena mesti ada "orang dalam" dulu. Dan untuk menjadi siapa2 harus ada siapa2. :)
Salam kenal kak dari Bidan rumah tangga. :)

Ayo kita suarakan dengan tulisan tentang profesi kita yang selama ini berjuang untuk melayani dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Bidan, perawat, dan dokter kehidupannya masih jauh dari kata sejahtera, maka dari itu kita suarakan apa yg menjadi tugas kita dan hak kita.

Salam sesama praktisi kesehatan.😃

Alhamdulillah, terima kasih bg🙏😁

Selamat yelli bisa dimuat lagi dan lanjutkan eksistensinya di SI, blog, dan steemit.

Hehehe, iya Bal. Mendapat petunjuk lagi menulis di SI setelah berjumpa dengan Pak Asnawi Kumar 😁

Beliau rindu tulisan yelli di SI nongkrong lagi. 👍

Dan ternyata, @yellsaints24 rombongan gass 😁

Yes, you are right, hehehe😆
Gassssssss✊

Jangan lupa pakai rem ya. Hehe

Yeli keceeeeeee... panutanqoe

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 56836.82
ETH 2341.45
USDT 1.00
SBD 2.41