Karena Kartini Menulis

in #indonesia6 years ago

186-871b5cb4b6e660125986f96944a0b030.jpg
Sumber

PERNAHKAH terpikir olehmu kenapa Kartini lebih dikenal dunia, dibandingkan perempuan pejuang sebelum dia? Kenapa Kartini yang lebih dulu disebut pahlawan, ketimbang Cut Nyak Dien atau Laksamana Keumala Hayati yang langsung berperang? Kenapa Kartini yang usianya hanya 25 tahun selalu dikenang dan dijadikan sebagai ibu pertiwi? Dan kenapa pula setiap tanggal 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini yang menjadi pelopor kebangkitan perempuan pribumi?

Sebagian orang yang kontra terhadap Kartini menganggap semua ini tak pantas dan berlebihan, terhadap perempuan yang dibentuk oleh Belanda ini. Namun, begitulah kenyataannya sekarang bahwa kita lebih mengenal sosok Kartini, bahkan semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Apalagi dengan adanya buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, hasil dari tulisan-tulisan Kartini membuat dirinya terus hidup sepanjang masa.

139803856552ce28c9100e173d9a5f8232057a53ce_view.jpg
Sumber

Lantas, apakah kita harus marah ketika Kartini lebih eksis dan sering diperbincangkan dibandingkan dengan pahlawan perempuan lainnya? Saya rasa itu semua karena Kartini menulis, makanya dia lebih dikenal walau dirinya hanya seperempat abad tinggal bumi. Kartinilah yang menceritakan bagaimana kondisi perempuan pribumi Indonesia pada zamannya, hingga muncul gerakan emansipasi wanita.

Andaikan Cut Nyak Dien dan Laksamana Keumala Hayati juga menuliskan kisahnya, saya yakin itu akan lebih hebat lagi dibandingkan wanita berdarah Jawa yang bernama Kartini. Sayangnya kisah perjuangan dua orang wanita dari tanah Aceh yang telah melakukan gerakan emansipasi itu, dikisahkan lewat tulisan tangan orang lain. Kisahnya pun banyak disamarkan dan terdapat beberapa versi yang berbeda sesuai dengan sudut pandang penulis sejarah.

Gerakan Menulis

1d37d4db-f1c3-4880-8d31-96053db084a8.jpg
Kelas Forum Aceh Menulis (FAMe) Pertemuan yang Ke-38

Bercermin dari apa yang dilakukan oleh Kartini, hendaknya kita menyadari betapa pentingnya menulis. Mungkin kita hanya hidup puluhan tahun di bumi, tapi dengan menulis kita bisa dikenal sepanjang masa karena tulisan itulah yang menghidupkan jiwa kita bagi para pembaca.

Pada era Kartini memang kegiatan menulis tidak bisa dilakukan oleh semua orang, apalagi bagi wanita pribumi yang sulit mengenyam bangku sekolah. Namun sekarang, akses untuk menulis sangatlah mudah bahkan siapa saja bisa asalkan mau untuk melakukannya. Apalagi dengan adanya wadah menulis seperti Forum Aceh Menulis (FAMe) yang hampir setahun sudah mewarnai literasi di Aceh, dapat dijadikan sebagai tempat untuk belajar menulis.

Forum yang dibuka secara gratis untuk umum ini diajarkan oleh guru-guru yang berkualitas, dari disiplin ilmu yang berbeda. Yarmen Dinamika sebagai pembina pun juga menghimpun orang-orang yang berilmu untuk mengajar secara sukarela, tanpa ada paksaan dan juga bayaran.

54da59a9-e693-4069-bd8a-20dfba11c743.jpg

Hebatnya semuanya mau berbagi dari yang bergelar profesor dan doktor, penulis buku, novel, steemit, fotografer, sastrawan, sejarahwan, ahli geologi, dan juga juga psikolog mau mengajarkan cara menulis sesuai dengan keilmuan mereka masing-masing.

Menurutku inilah era kebangkitan gerakan menulis di Aceh sehingga yang menulis Aceh bukan lagi orang luar seperti Snouck Hurgronje dari Belanda, tapi anak Aceh sendiri. “Yang tahu tentang Aceh ialah orang Aceh sendiri” seperti yang dijelasakan Prof. Kamaruzzaman Bustaman Ahmad, Ph.D dalam bukunya Acehnologi. Dengan adanya penulis Aceh ini, khusunya bagi perempuan pamor Cut Nyak Dien dan Laksamana Keumala Hayati akan terlihat melalui tulisan perempuan Aceh, melebihi apa yang diperbuat Kartini pada massanya.

Mengapa Menulis?

Tahukah kamu apa yang ditulis Kartini melalui surat-suratnya berasal kegalauan yang dirasakannya pada saat itu? Dia menjelaskan bagaimana tertinggalnya perempuan pribumi Indonesia yang mengekang kehidupan perempuan. Cara yang dilakukan Kartini ialah menulis ekspresif dengan menuangkan emosi yang dirasakannya saat itu.

f3ee5158-0935-4e9c-8e65-2370107ca71c.jpg
Penyampaian dari Dra. Nur Jannah Psikolog, M.M., CHt di kelas FAMe pertemuan yang ke-38

Ternyata menulis ekspresif menurut Dra. Nur Jannah Psikolog, M.M., CHt “Expressive Writting Technique; Sebagai Terapi Psikis” di kelas FAMe, menyebutkan bahwa menulis ekspresif dapat dijadikan terapi atau pengobatan untuk memulihkan psikologis. Sebab menulis ekspresif merupakan porses penuangan emosi yang melibatkan kerja otak dan motorik tangan dalam mengungkapkan perasaan yang dirasakan.

Ibarat sebuah gelas yang bila diisi terus menerus maka dia akan tumpah. Begitu juga dengan perasaan seseorang yang bila tidak disalurkan dengan baik, maka akan menumpuk menjadi beban psikologis. Menulis bisa menjadi saluran untuk menyampaikan beban perasaan, karena banyak karya yang hebat berasal dari keterpurukan penulisnya.

Kita bisa melihat karya Prof. Dr. Hamka yang berhasil menulis Tafsir Al-Azhar saat dia berada di dalam penjara. B.J Habibie yang menulis puisi setelah kepergian sang istri, hingga kisahnya dibukukan dan diangkat jadi film. Mereka menulis untuk mengekspresikan perasaannya sehingga mendaur ulang duka, menjadi energi positif.

Kartini pun juga melakukan hal yang sama semasa hidupnya, yaitu dengan menulis surat kepada teman-temannya di Eropa. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda membukukan surat Kartini. Buku itu diberi judul Door Duisternist tot Licht yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” dan diterbitkan pada tahun 1911.

kartinii.jpg
Sumber

Sampai sekarang pun kita masih bisa menikmati tulisan-tulisan yang dibuat Kartini, meskipun dia telah tiada lebih dari 100 tahun yang lalu. Oleh karena Kartini menulis, dia lebih dikenal oleh banyak orang dan juga dijadikan sebagai pahlawan nasional.

Tulisannya jauh melampaui usianya yang hanya 25 tahun. Begitulah kekuatan tulisan, tidak hanya bermanfaat bagi penulisnya saja, tapi juga orang lain yang membaca tulisan-tulisan tersebut. Semoga akan lahir perempuan penulis Aceh yang karyanya bisa berpengaruh bagi dunia, seperti yang dilakukan Kartini dalam memajukan perempuan pribumi Indonesia lewat surat-suratnya. Selamat Hari Kartini.

Sort:  

Exactly! Semua tentang menulis. Menulis untuk melawan lupa, menulis untuk terus berjaya dan menulis untuk abadi dikenang masa.
Terima kasih untuk inspirasi pagi ini @yellsaints24. Semoga pit bisa terus banyak blajar dr Yelli.
Salam Kartini❤️

Teruslah menulis, karena kamu hidup sampai umur bumi berakhir. Semangat untuk menghasilkan tulisan-tulisan ya Bu Duta :)

Saya jg trmasuk org yg g setuju klw kartini lbh dikenang drpd sosok cut nyak dien...
Tp ya itu tadi, dia ngambil peran yg pas dibanding pahlawan lainnya, baru aja kmrn slh satu surat kbr Indonesia menunjukkan tulisannya...
Keren @yellsaints24...

Mungkin, kita patut mencontoh apa yang dilakukan Kartini karena kita hidup bukannya di zaman perang lagi, tapi di zamannya era digital yang membutuhkan tulisan-tulisan yang menginspirasi banyak orang.

Dalam membuat terkenal Kartini ini ada politiknya juga Yelli. Ok misalnya bakal diingat karena menulis. Coba hitung berapa yang kenal dengan Syeikh Ismail Al-Asyi (penulis kumpulan kitab-kitab ulama Aceh dalam satu kitab bernama Jam'ul Jawami' /kitab 8). Juga Syeikh Jalaluddin Al-Asyi. Kemudian penulis kitab Masailal Mubtadi yang kuburannya sendiri ada di Banda Aceh.

Mereka terkenal di Mesir. Ada sebuah percetakan yang khusus mencetak karya-karya mereka di Mesir. Nah, di Aceh?

Mungkin karena Kartini seorang perempuan yang bila dibandingkan dengan penulis lainnya dulu kebanyakan dari kaum Adam. Syeih yang Akbar sebutkan di atas, apakah ada yang dari perempuan?

Cut Nyak Dhien Cs tidak sempat pegang pinsil, pena dan kertas Yell
tapi pegang rencong dan semangat fii sabilillah, dan nama mereka juga tetap abadi kok, toh kenapa Kartini lebih sering disebut karena fakto chauvenismen/sentimen daerah dari Jawa sana, biar ada tokoh dari daerah mereka... Mari

Bisa jadi berbeda kondisi dan situasi, tapi efek jangka panjangnya orang lebih mengenali karena tulisannya sendiri dibandingkan dengan dituliskan orang. Aku bukan membandingkan, hanya saja ingin menyampaikan bahwa di saat kondisi kita yang aman sekarang, semangat menulis itu harus tetap ada karena berperang dengan rencong bukan zamannya lagi.

Sarungkan rencong, buka mata pena dan tuliskan tentang sejarah. Terima kasih sudah berkunjung dan menanggapi.

Cut Nyak Dien Lahir thn 1848 dan Kartini Lahir 1879. Usia CND 59/60 thn dan Usia Kartini 25 thn. Gelar Pahlawan duluan Kartini, sedangkan CND sudah lama hidup dan juga duluan lahir.

Inilah yang dipertanyakan, kenapa?
Usut punya usut, Kartini punya dokumen tertulis dan CND tidak [modal sejarahwan]. Begitu Bro! #BacaKembali dengan Seksama, beuk asai peugah haba. Hahahahaha

Setuju banget kak @yellsaints24. Andai kata pahlawan Aceh seperti Cut Nyak Dien mengabadikan kisah hidupnya dengan cara menulis, Ida yakin pasti kisah Cut Nyak Dien lebih menarik.

Yups benar sekali. Sedangkan ditulis sama orang saja menarik kisahnya, apalagi kalau dia sendiri yang menulisnya? Pasti sungguh luar biasa kisah Cut Nyak Dien, mungkin banyak orang yg akan berprofesi sebagai penulis sekarang.

Seru banget kak.

Dengan membaca kau mengenal dunia, dengan menulis terkenal di dunia, lupa pula sy hari Kartini hari ini:)

Yel paling suka caption itu kak, itulah yang membuat Yel beresemangat untuk membaca dan menulis.

Jika ingin dikenal, maka menulislah :)

Yups, benar sekali, karena umur hanya sebentar dan tulisan sepanjang masa.

Similiar though and tittle, Yelli..kakak pun pernah menuliskan ini di hari Kartini. Benar, karena ia menulis menjadikan namanya hidup hingga kini walau banyak pahlawan wanita yang kiprahnya jauh di atas Kartini.

Tulisan bagus, Yelli...

Pemikiran kita sama berarti kak, ayuk kita amalkan apa yang dilakukan Kartini :)

Mantap banget Kak. Luar biasa pemaparannya.
Ini menjadi motivasi untuk kaum hawa sekarang agar mampu menulis dan mengenalkan dirinya pada dunia.

Good job Kak Yel

Yups, saatnya kita eksiskan Cut Nyak Dien dan Malahayatinya Aceh dengan cara menulis.

Sebab Kartini orang terpandang, oleh karenanya suara beliau selalu di dengar. Sejarah mencatat, bukan cuma Kartini yg memiliki andil besar dlm negara ini, namun masih banyak wanita-wanita hebat lainnya yg sengaja ditenggelamkan dan memuncul sosok baru yg dielu-elukan skrg ini, ya Kartini..

Sayangnya sejarahwan yang mencatat itu bukan hidup semasa era Kartini. Akan sangat berbeda bila sejarah tersebut dicatat oleh orangnya sendiri dibandingkan orang yang catat. Dan Kartini mengambil peran itu sebagai pelaku yang menuliskan tentang kisahnya. Kalau dari segi perjuangan memang lebih hebat dan tangguh yang lainnya, hanya saja mereka tidak menuliskan sejarah tersebut.

Ketika pelaku sejarah itu meninggal dunia, maka era baru akan muncul dan melupakannya kecuali ada tulisan yang diwariskan olehnya. Ada baiknya baca tulisan ini sampai habis biar lebih paham :)

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 67808.66
ETH 3248.00
USDT 1.00
SBD 2.67