KAKEK TUA DITANGGA MESJID

in #indonesia7 years ago

Cerita ini bermula dari seorang kakek yang duduk ditangga mesjid setelah menunaikan shalat Ashar secara berjamaah .
Udara dilangit masih terlihat mendung sejak pagi matahari masih malu-malu untuk menunjukan dirinya ia lebih memilih untuk bersembunyi dibalik awan mungkin maskudnya hendak memberi giliran kepada sang hujan untuk menyirami bumi memberi asupan energi kepada para penghuni bumi.

Namun hujan pun seolah olah mengikuti perangai matahari. Hari ini ia hanya merintikan tetesan tetesan kecil yang jatuh kebumi. Mungkin untuk menguji para penduduk bumi bagi yang memiliki tekat kuat serta hanya jiwa-jiwa yang istimewa yang akan bangkit dan mau bergerak melesat melawan kemalasan yang amat kuat saat cuaca mendung seperti hari ini.
Namun percayalah untuk sesuatu yang istimewa anda akan rela melakukanya bahkan bila kita menyadari dan tau kita akan merangkak,berlomba-lomba menuju arah datangnya suara bilal memanggil dengan kalimat-kalimat menuju keberkahan, kemenangan yang hakiki dengan mendayu-dayu.

Mungkin itu yang disadari dan diketahui oleh sebagian ummat dan kakek itu, betapa istimewanyanya ia (Kakek). Beberapa saat setelah bilal memanggil para jamaahpun berdatangan dari segala penjuru salah satunya ia (Kakek), ia tampak sedikit tertatih dan berhati-hati menapaki anak tangga masjid.
Seperti jamaah lainya iapun melaksanakan shalat sunat terlebih dahulu.
Beberapa saat kemudian shalat Ashar pun dilaksanakan, imam memberi isyarat kepada makmum untuk dapat merapatkan shaf serta meluruskannya.

Setelah shalat selesai dilaksanakan semua jamaah meninggalkan masjid namun terkadang masih ada juga yang duduk bersila membuka lembaran kitab suci Al-quran, dan ada yang berzikir karena cuaca mendung banyak dari jamaah yang bersegera meninggalkan masjid melanjutkan segala aktifitasnya ataupun bersegera pulang kerumah masing-masing.
Saya masih enggan bergerak karena selain semua pekerjaan saya telah selesai walau belum sempurna namun saya masih ingin berada didalam masjid untuk beberapa saat lagi sambil bersantai sejenak mencari tiang kosong untuk bersandar sambil melihat lihat langit-langit masjid yang begitu indah pola pengecatanya dimana terukir Asma-asma ALLAH diatas sana.

Dimana kini langit-langit masjid tidak hanya ada lampu penerang disana kini ada nilai seni yang patut diapresiasi menambah indah serta kenyamanan masjid.
Namun setelah beberapa saat tertujulah pandangan saya kesosok orang tua yang duduk terdiam dikaki tangga masjid ia tampak sedikit kebingungan semula saya berpikir ia tidak membawa payung karena,hujan mulai agak deras.
Hujan pun sepertinya sudah tidak malu-malu lagi ingin membasahi bumi dengan derasnya terdengar suara dentuman-dentuman dari balik awan yang sekan-akan memberi isyarat kepada saya untuk segera pulang kerumah.

Tibalah saatnya saya beranjak untuk pulang namun dikaki tangga masjid saya masih melihat ia (kekek) terduduk saya pun mencoba menyapa “karap ujeun Tengku” (hampir hujan Tengku) karena saya melewati didepan beliau yang duduk di tangga masjid. Beliaupun menyahuti sapaan saya “siat teuk” (sebentar lagi).
Namun setelah beberapa langkah saya turun dari tangga masjid beliau menanyakan “mantoeng ureung bak kulah” (masih ada orang dibak tempat wudhuk) saya jawab “lagee hana le Tengku” (sepertinya tidak ada lagi Tengku)
beliaupun menyahut dengan dingin ”Oooo” dan saya pun berpamitan “Duluan Tengku” walau dalam hati saya masih terasa janggal dengan pertanyaan yang terakhir dari kakek itu.
Kenapa ia menanyakan masih ada orang ditempat wudhuk, saya berlari kecil karena gerimis mulai deras.

Sesampai ditempat parkir sayapun masih penasaran dengan pertanyaan kakek ditangga itu. Saya melihat ada beberapa jamaah lainya mengikuti langkah saya meninggalkan masjid dan menyapa juga kakek yang duduk ditangga masjid namun dari cara gerak tubuh para jamaah tersebut seperti mencoba membantu kakek itu mencari sesuatu yang sepertinya membuahkan hasil.

Saya pun masih belum menghidupkan kendaraan saya karena melihat apa yang dilakukan oleh para jamaah ditangga mesjid, hingga seorang jamaahpun ketempat parkiran dimana saya berdiri tempat dia juga memakirkan kendaraanya. Saya pun mencoba memberanikan diri menayakan apa gerangan yang terjadi ia menceritakan bahwasanya kakek tersebut menunggu sandalnya yang dipinjam oleh jamaah untuk berwudhu.
Yang membuat saya tersentak adalah jamaah tersebut mengatakan bahwasanya kakek tersebut tidak daptat melihat.



![image]()

Link



![image]()

🐳

Sort:  

@royrodgers has voted on behalf of @minnowpond. If you would like to recieve upvotes from minnowponds team on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond.

        To receive an upvote send 0.25 SBD to @minnowpond with your posts url as the memo
        To receive an reSteem send 0.75 SBD to @minnowpond with your posts url as the memo
        To receive an upvote and a reSteem send 1.00SBD to @minnowpond with your posts url as the memo

That syg teuh munjow na ureung tuha dipeulaku lagee njan

Kadang-kadang geutanyoe tuwo untuk ta peduk bak set, peu-peu yang kata pinjam, Mungkin salah sidro jamaah meukarat nyak bek masbuk...

yes uncle, sayang teuh..

Begitu perhatiannya dirimu sehingga mendapatkan pelajaran penting yah...

Semangat untuk beribadahnya sikakek patut dicontoh.

Cerita yang menarik

Terima kasih telah berkunjungbke akun uncle @bangjuh

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.12
JST 0.028
BTC 64382.51
ETH 3501.74
USDT 1.00
SBD 2.53