Pemulung Buku Tua #1: Sebuah Profesi
@tinmiswary di Gudang Rongsokan
Tuan dan Puan Steemians...
Apa yang terpikir oleh Tuan dan Puan ketika mendengar istilah "pemulung"? Tentu ada beragam jawaban di pikiran Tuan dan Puan. Tapi secara umum, "pemulung" sering dianggap sebagai sebuah profesi yang dipandang sebelah mata.
Tentu bebas saja seseorang memberi penilaian terhadap orang lain. Tapi bagi saya pribadi, profesi pemulung tetap mulia, semulia dan bahkan setara dengan profesi lain.
Buku di tumpukan sampah
Bagi sebagian kita, apa yang dipungut oleh pemulung hanyalah sampah belaka. Sebaliknya, para pemulung justru memperoleh kehidupan dari sampah yang saban hari kita buang.
Dari tumpukan-tumpukan sampah itulah mereka menghidupi anak dan isterinya. Berbeda dengan petugas kebersihan yang dibayar untuk membersihkan sampah, para pemulung justru "bergembira" dengan tumpukan sampah, sebab di sana ada penghidupan.
Hasil buruan
Dengan kreativitasnya, para pemulung mengubah sampah-sampah itu menjadi uang. Mereka tidak peduli dengan bau yang menyengat dan tidak pula risih dengan debu dan kotoran, sebab hidup memang mesti berjuang.
Saya sendiri adalah seorang pemulung. Jika pemulung lain memungut botol-botol bekas, patahan-patahan besi atau pun plastik-plastik tua, maka saya memulung buku-buku tua yang dibuang oleh pemiliknya.
Buku-buku yang kotor saya bersihkan
Profesi ini sudah saya lakoni hampir satu tahun secara diam-diam, sebab tak mungkin saya berteriak-teriak.
Saya mengunjungi tempat-tempat penampungan barang bekas di sepanjang Pantai Timur Aceh, sampai ke perbatasan Sumatera Utara.
Pada awalnya saya merasa kesulitan mendeteksi pusat-pusat rongsok itu, tapi seiring perjalanan waktu, tempat-tempat itu sudah berhasil terekam di kepala, dan bahkan saya sudah mencatatnya dalam peta sasaran.
Saya bergerak memasuki gudang-gudang rongsokan yang penuh debu dan kotor itu. Membongkar tumpukan besi-besi tua yang telah berkarat untuk mencari buku-buku yang kesepian. Meskipun perjalanan begitu lelah, ada kebahagian ketika buku-buku itu berhasil saya selamatkan dari penghancuran.
Buku-buku yang dibuang pemiliknya
Saya kumpulkan buku-buku tua itu dengan penuh semangat. Dan sebagian buku yang nampak kotor itu saya bersihkan dengan penuh kesabaran.
Sebagian buku hasil memulung itu saya koleksi di pustaka mini saya, dan sebagian yang lain saya jual kembali kepada Tuan dan Puan.
Demikian dulu Tuan dan Puan, lain waktu disambung kembali...
Bersambung ke Part 2
Membuang buku? Wah, tidak terbayang aku dengan pekerjaan yang begitu tolol itu....
Ya, sebab itulah kita harus mampu memanfaatkan ketololan mereka, hehe. Sayang melihat buku2 menangis tersedu
Bisa dijadikan sebuah pustaka rumah tuh @tinmiswary. Salud
Ya, sudah kita gerakKen,😁
Wah mantap tu saya pun ada menyimpan buku-buku tua peninggalan abang saya. Sebagian ada yang terkena tsunami. Yang kotor saya bersihkan. Sayang untuk dibuang
Kita memang harus mencintai buku2😁👍
Sebuah ide dan kegiatan yang positip dan berguna, saya tunggu bagian kec2.
Terima kasih sudah berkunjung, insya Allah bagian 2 segera menyusul😁
Terima kasih kpd kurator Indonesia, @levycore sudah bersedia berkunjung😁
Pemulung buku, penyelamat sumber ilmu