BERDAMAILAH DENGAN DIRI SENDIRI

Sudahkah kita benar-benar merasa syukur atas apa yang telah kita dapat? Sudahkah kita benar-benar ikhlas atas sesuatu pemberian kita? Dua pertanyaan itu tak perlu dijawab dengan lisan, tapi jawablah dengan hati.

Kalau memang benar telah ada rasa syukur, apa bentuk syukur yang telah kita lakukan? Atau kalau sudah ikhlas, apa bentuk rasa ikhlas yang telah kita lakukan. Lagi, dua pertanyaan ini jawablah dengan hati, bukan dengan lisan.

Syukur dan ikhlas adalah dua kata yang gampang untuk diucap. Bukan hanya kamu, kita juga sama. Namun terkadang, syukur dan ikhlas hanya kamuflase belakang. Tindak tanduk kita jauh sekali dari kata syukur dan ikhlas.

Meskipun kadang kala tak terlihat dengan nyata, tapi tak sedikit yang menggurutu dalam hati. Umpamanya kita berniat mendapatkan 1000, kemudian setelah berikhtiar yang kita dapat hanya 900. Tentu, tak sesuai harapan.

Pertanyaan, apakah dengan mendapatkan 900 itu kita benar-benar mengucap syukur?

Contoh lain, misalkan kita ingin memberi 5000 tapi ketika secara tak sengaja yang keluar malah 10.000. Apakah kita benar-benar ikhlas atas 5000 yang telah dikeluarkan diluar rencana?

Syukur dan ikhlas memang bukan perkara mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kunci utamanya adalah berdamailah dengan diri sendiri. Artinya sebisa mungkin kita menenangkan diri dan berpegang teguh pada semua yang kita dapatkan adalah anugerah. Dan semua yang telah kita keluarkan tidak akan pernah sia-sia.