Menyorot Pengelolaan Sampah dan Sistem Drainase di Kota Lhokseumawe

in #indonesia7 years ago (edited)

Salam Hangat Para Steemian Indonesia.

Tema tentang “Fasilitas Publik di Indonesia” yang di angkat dalam Tantangan #IndonesiaSteemitChallenge7 kali ini menjadi sangat menarik di ikuti. Mengapa sangat menarik? Karena berbicara “Fasilitas Publik atau Fasilitas Umum” memiliki cakupan yang sangat luas dan topiknya bisa sangat beragam untuk di angkat sebagai objek tulisan.

Saya sepakat pada saudara @masriadi selaku Juri dalam even kali ini, bahwa Isu layanan publik itu isu yang ‘seksi’. Benar kawanku, sampai-sampai akupun begitu ber-syahwat untuk ikut menulis pada tema tersebut dan ingin klimaks berulang-ulang rasanya. Persoalan yang menjadi perhatian saya dalam tulisan ini adalah seputar : "Buruknya Managemen Pengelolaan Sampah dan Infrastruktur Drainase di Kota Lhokseumawe”


2011-12-19 14.08.28.jpg


Sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi salah satu penyebab meningkatnya pencemaran air, tanah, udara dan dapat meningkatkan potensi banjir. Sedangkan Drainase merupakan salah satu fasilitas sarana dasar yang sangat penting sebagai sebuah komponen sistem dalam perencanaan infrastruktur perkotaan.

Dalam arti lain, sistem drainase yang di bangun mesti dapat mengontrol pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada saat musim penghujan. Sistem drainase perkotaan yang baik akan mewujudkan kebutuhan warga untuk mendapatkan kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat.



Bandingkan dengan apa yang terjadi di Kota Lhokseumawe, kota dimana tempat saya dan om Juri @masriadi tinggal dan menetap. Surat kabar cetak dan online pada tahun lalu (2016) mengumumkan bahwa Kota Lhokseumawe Darurat DBD (Demam Berdarah Dengue) (sumber : www.ajnn.com), bahkan Kepala Dinkes mengeluarkan pernyataan di situs www.aceh.antaranews.com ‘Seluruh Desa di Kota Lhoseumawe Endemis DBD.

Artinya, Bahwa mayoritas warga yang tinggal di seputaran kota belum aman dari ancaman virus penyakit yang muncul akibat pengelolaan lingkungan yang buruk.


16406920_10210133562289238_3261590658928466108_n.jpg


Minimnya Fasilitas Umum khususnya tempat sampah, tempat penampungan sampah sementara dan penempatan petugas layanan kebersihan yang tidak merata masih memberi nilai buruk bagi Pemko Lhokseumawe dalam managemen pengelolaan fasilitas publik yang mendasar secara layak khususnya dalam hal pengelolaan sampah.

Begitu juga sistem drainase yang di bangun tanpa konsep perencanaan yang matang, terstruktur dan berkelanjutan. Contohnya pembangunan parit lebih tinggi dari badan jalan, lalu kemana air akan mengalir? Tentu pada titik yang lebih rendah.

Kemudian apa yang dirasakan warga saat musim hujan turun? sampah-sampah telah menyumbat saluran drainase ditambah sendimentasi yang mencapai lebih dari 50 % sehingga air sulit bergerak mengalir dengan deras sampai genangan air di badan jalan, di lingkungan pemukiman tidak dapat di hindarkan.





Warga yang datang kepusat perkotaan pada saat setelah hujan pasti menyaksikan tingginya genangan air yang menutupi ruas jalan di depan toko-toko pusat kota. Tentu bagi anggota komunitas steemit yang berasal dari kota Lhokseumawe akan mengakui kenyataan yang sedang saya bicarakan ini.

Membangun citra buruk terdahap kota sendiri tentu bukanlah contoh baik untuk di tiru. namun membangun citra positif dari apa yang tidak sebenarnya terjadi menurut saya adalah bagian dari ‘pembodohan publik’. Terkadang kita tidak menyadari, bahwa baiknya sebuah managemen pengelolaan fasilitas publik akan memberi pengaruh terhadap baiknya kwalitas hidup penduduk sebuah kota, begitu pula sebaliknya.

16114836_10210046610395495_2298639772821427411_n.jpg

Semoga di masa mendatang, Kota Lhokseumawe dapat keluar dari permasalahan classic ini, hingga warganya bangga mengatakan bahwa kami adalah warga kota yang lebih dulu maju di banding Kabupaten Kota lainnya di Provinsi Aceh dalam hal membangun, memanfaatkan fasilitas publik sesuai peruntukan plus layanan publik yang lebih prima.

Sort:  

Lhokseumawe itu kota kecil dengan segala macam masalahnya bung @sofda. bahwa Lhokseumawe punya harapan untuk bangkit. Namun, kebangkitan itu belum terlihat tanda-tandanya. ada satu yang saya suka, soal taman. sayangnya, taman ini pun terbilang tanggung. luasnya terbatas. sehingga kurang nyaman akan untuk tempat kita duduk. harusnya, taman bisa digunakan untuk taman bermain, taman baca atau lainnya. smg ke depna, konsep taman, jalan, drainase dll semakin lebih baik dari waktu ke waktu.

Ruang Terbuka Hijau diganti menjadi Ruang Terbuka Beton. he..he. kota tanpa hutan kota, tapi inilah kota tercinta kita bung @masriadi kota dimana kita membesarkan anak-anak kita. :)

sangat menyedihkan bila negeri ini seperti ini, kapan ya anak negeri mengerti akan pentingnya kebersihan lingkungan. mudah-mudah dengan selalu adanya posting yang seperti ini pelan2 budaya malas membuang sampah pada tempatnya akan hilang. selamat berkarya

tentu harapan kita demikian bg @atafauzan79 pengelolaan fasilitas publik sangat minim perhatian sejak lama. tidak hanya soal sampah dan drainase saja. ada banyak persoalan yang belum terselesaikan di kota kami

semoga terus memposting berita-berita bermanfaat @sofda

terimakasih support nya bung @saifannur

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 56949.15
ETH 2401.26
USDT 1.00
SBD 2.33