Hikmah dari Sebuah Silaturahmi

Photo by: @zulfikarsyehpeng

Banyak yang menyebutkan bahwa merajut silaturahmi dapat memperpanjang umur dan meluaskan pintu rezeki. Saya sangat sepakat dengan kata-kata tersebut.

Sebagai makhluk sosial, kita tentunya tidak dapat hidup dengan sendiri-sendiri. Dimanapun dan kapanpun, kita kerap sekali membutuhkan bantuan orang lain dalam hidup kita, maka sudah semestinya mempererat tali sliaturahmi kepada sesama.

Dalam sebuah Hadist-nya Rasullallah Bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

yang Artinya: "Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim) | Source:

Kembali ke judul tulisan ini, Sabtu 17 Maret 2018 kemarin, saya dan beberapa teman-teman dari komunitas Van Dekmi University bertakziah ke rumah duka salah satu dari teman kami di daerah Kuta Blang, Bireuen. Satu rombongan sekitar 6 orang berangkat dari Banda Aceh, sedangkan saya dan berangkat dari Lhoksukon.

Sesampai di rumah duka, kami saling menyapa dan bertukar cerita. Dari bertukar cerita tersebut, banyak hikmah yang kami dapat. Bahkan kembali mempererat tali persaudaraan (ada diantara kami adalah saudara jauh, yang baru diketahui kalau mereka itu saudara dari hasil percakapan kami itu).

Itulah kenapa kita diharuskan untuk terus bersilaturahmi. Dari yang tidak tau dulunya bersaudara kemudian semakin jadi akrab dengan tali persaudaraan.

Dari Kuta Blang, kami meranjak ke kawasan Pandrah. Kebetulan salah satu teman saya kampungnya di Pandrah, kami pun bersilaturahmi ke rumahnya. Selang beberapa menit, kami disajikan mie udang yang sangat nikmat.

Photo by: @sizikir

Itulah hikmah dari sebuah silaturahmi yang dapat meluaskan rezeki dan memperpanjang umur. Semoga kita semua senantiasa menjaga tali persaudaraan dan silaturahmi agar hidup kita tetap bahagia.

Note: Mohon maaf jika tulisan ini sangat kacau, saya menulisnya di dalam bus hendak berpergian ke Medan. Maklum, saya orangnya mabuk perjalanan.

---

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya, jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan memerikan komentar, upvote, dan resteem.

---

Best Regards

Zikirullah Alfarisi