Ihwal Studi Acehnologi

in #indonesia6 years ago

Acehnologi adalah sebuah buku karya seorang penulis kelahiran 17 september 1978 di Desa Krueng Mane, ia adalah Kamaruzzaman Bustamam Ahmad atau kerap disapa KBA.
IMG_20180421_122251.jpg

Selain penulis, beliau juga merupakan seorang dosen fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Beliau menulis buku Acehnologi hingga 6 jilid dan mencapai 2000 halaman dengan beberapa bab di dalamnya. Buku ini ia tulis dengan harapan dapat membangun basis filosofis ilmu tentang Aceh.
Buku ini tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Aceh, tetapi juga untuk seluruh peminat studi Aceh, dimanapun mereka berada. Para pembaca tentunya akan mendapat warna-warna keilmuan seperti Studi Islam, Sejarah Sosial, Sosial Antropologi, Sosiologi, dan Gnosiologi.
Nah, kali ini saya akan sedikit mereview bab satu dari buku Acehnologi jilid pertama tentang Ihwal Studi Acehnologi.
pengkhianatyangtelahmusnah___VC2rnYjiZp___.jpg

Pada bab ini penulis banyak mengupas tentang pengalaman pribadinya yang mengapa pada akhirnya tertarik pada studi Aceh atau Acehnologi.
Bermula dari banyaknya kajian studi Islam yang ditemukannya pada perpustakaan pribadi, salah satunya adalah karya-karya dari M.B.Hooker yang mengkaji hukum Islam dalam konteks Asia Tenggara.
Pada tahun 2004, Malaysia sedang hangat-hangatnya membicarakan tentang isu hukum Islam. Pada saat yang sama pula Aceh sedang gencar promosi Syariat Islam. Hingga suatu ketika penulis berniat melakukan riset tentang hukum Islam di Asia Tenggara. Namun dari niat itu, penulis malah menghasilkan beberapa buku dan artikel yang terbit pada tahun-tahun berikutnya.
Selain itu, bab ini juga menceritakan pengalaman pribadi penulis yang memulai karir sebagai peneliti lepas hingga terdampar di beberapa negara Asia Tenggara.
aldi.ni___BHbzPo3Duzf___.jpg

Latar belakang keilmuan penulis adalah lulusan Fakultas Syariah tahun 2000 pada jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam melakukan riset, mahasiswa dari jurusan tersebut biasanya diarahkan untuk meneliti dua kasus yang berlainan, selain untuk mencari persamaan dan perbedaan, juga diajak untuk melihat satu kasus dari berbagai cara pandang. Dari pengalaman tersebut, penulis menulis skripsi tentang Mohammad Natsir dan Abu al-A'la al-Maududi yang terbit pada tahun 2001. Skripsi beliau ini kemudian sering dijadikan acuan oleh dosen dan mahasiswa ketika mereka melakukan penelitian pemikiran politik Islam. Dan beberapa bagian dari skripsi tersebut pun telah terbit di Malaysia.
Selanjutnya penulis tertarik untuk melakukan beberapa penelitian yang memakai kerangka perbandingan, namun masih dalam koridor hukum Islam. Ada beberapa buku atau tulisan ketika penulis hendak melakukan penelitian ini, seperti tulisan dari M.B.Hooker, Tim Lindsey, Greg Fealy, Atho Mudzhar, dan beberapa tulisan sarjana tekemuka seperti Joseph Schacht, Ignaz Goldziher, Wael B. Hallaq, David S. Power, dan Elizabeth Mayer. Dari situlah akhirnya penulis menulis proposal untuk menggabungkan dua negara, termasuk beberapa penelitian dan proyek workshop yaitu Voices of Islam in Southeast Asia yang belakangan dikembangkan dalam dua buku.
Penulis menjelaskan, tahap menyusun proposal adalah tahap yang paling menegangkan bagi sebuah penelitian yang melibatkan dua negara. Sebab, ketika menulis proposal, harus dipastikan bahwa persoalan yang akan diteliti adalah hal yang benar-benar dikuasai secara mendetail.
Di dalam kajian Asia Tenggara, khususnya mengenai Islam, hukum Islam, dan masyarakat Islam, selain buku-buku, jurnal-jurnal yang terbit di kawasan ini juga perlu diperhatikan, sebab kadangkala ada isu atau topik yang sedang kita kupas, ternyata sudah diteliti oleh peneliti lainnya. Jadi, disarankan sebelum menulis atau mengkaji suatu penelitian, alangkah baiknya untuk melakukan studi pendahuluan, dan betul-betul menguasai bagaimana menulis proposal dengan baik. Dalam hal ini, faktor bahasa menjadi hal yang cukup sensitif, sebab proposal akan dibaca oleh mereka yang tidak mengerti bahasa Indonesia.
Dalam menyusun proposal, salah satu hal yang cukup penting adalah mengikuti petunjuk yang dikenal dengan istilah guidelines. Jangan pernah menulis proposal diluar petunjuk yang diinginkan oleh calon pemberi dana. Adapun strategi lain ketika menulis proposal yaitu partner atau institusi yang akan menjadi tuan rumah (host) ketika kita meneliti. Dalam hal ini, disarankan untuk mencari partner yang sudah diakui reputasinya secara internasional, sehingga funding dapat melihat langsung kualitas calon dan jaringan yang dimilikinya.
Hal lain yang cukup penting dalam menulis atau mempersiapkan proposal adalah menyusun anggaran secara realistik dan tidak mengada-ada. Dan setelah proposal siap, maka tempatkan dalam satu folder di komputer, supaya siap "jual".

Di dunia ini, kalau ingin menjadi peneliti terkenal, maka rajin-rajinlah berselancar di google atau sering jalan-jalan ke berbagai pusat penelitian. Sebab lalulintas uang selalu bersumber pada dua hal tersebut.
Ada beberapa trik untuk mencara fundings yang diungkapkan oleh penulis pada bab satu ini, yaitu : Pertama, mengamati situasi global, terutama jika ada perubahan skenario global setiap 10-15 tahun sekali. Kedua, funding yang baik adalah funding yang mendanai peneliti pemula, dimana mereka ingin menciptakan satu jaringan dan jalinan di satu kawasan. Ketiga, usahakan membuat daftar funding dan deadline mereka, sehingga anda punya waktu untuk menyusun proposal atau setidaknya untuk ikut tahap selanjutnya.
Ketika proposal diterima, maka harus dipikirkan beberapa isu penting yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya ketika menulis proposal.
Pengertian-Proposal-Unsur-Unsur-Dan-Tujuan.jpg

Banyak yang menanyakan kepada penulis, mengapa ia tidak menulis buku tentang Aceh. Padahal tidak sedikit tulisannya yang berkait tentang Aceh.
Pada tahun 2000, ketika penulis masih menjadi mahasiswa di IAIN, ia berusaha sekuat tenaga untuk memperkenalkan "penulis Aceh" khususnya dari IAIN Ar-Raniry ke pentas nasional. Caranya adalah mengusahakan agar karya-karya mereka bisa dibaca secara nasional, yang tentu saja harus diterbitkan di pulau Jawa.
Upaya mempublikasikan karya dari "penulis Aceh" terus berlanjut hingga penulis melanjutkan S2 di Malaysia. Saat itu ia membawa beberapa naskah dari "penulis Aceh" pada penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.
Setelah 10 tahun penulis bekerja untuk memasukkan aceh dalam "impian intelektual", maka tahun-tahun berikutnya yang dilakukan penulis adalah membinhkai keilmuan mengenai Acehnologi.
Pada tahun 2006 penulis kembali ke Aceh, pada saat itu riset mengenai Aceh sangat luar biasa banyak. Aceh dijadikan sebagai objek studi master dan doktoral. Ada juga yang menjadikan Aceh sebagai objek studi bagi post-doktoral. Bahkan Aceh menjadi proyek riset di beberapa lembaga terkemuka seperti ARI di Singapura.
Setelah kepulangannya ke Aceh, penulis juga banyak melakukan penelitian tentang ke-Aceh-an yang pada akhirnya mengantarkan dirinya sebagai Peneliti Muda Indonesia pada tahun 2012 silam.
Dalam hal ini, setelah Christian Snouck Hurgronje, Anthony Reid dapat juga dikatakan sebagai para Peletak Kajian Ke-Aceh-an di era modern. Karya-karya Reid memang sangat banyak bersentuhan dengan sejarah dan kebudayaan Aceh. Walaupun dia berpindah-pindah tempat tugas, namun studi tentang Ke-Aceh-an masih selalu mendominasi karya-karyanya.
Pasca Reid, muncul nama Aspinnal yang merupakan murid dari Harold Crouch. Tulisan Aspinnal mengenai Aceh juga tidak sedikit, walaupun dia kerap menggunakan kacamata politik. Selain Aspinal, nama Antje Misbach dan Paul Zechola juga mulai nampak dalam studi ke-Aceh-an, selain nama baru yaitu Dina Afrianty yang meneliti tentang gender di Aceh. Dan peneliti asing yang telah selesai meneliti wilayah Nagan Raya adalah Daniel Andrew Birchok. Adapun nama lain yang bisa dikatakan sebagai Acehnologis adalah Jhon R. Bowen, Denys Lombard, dan Baginsky.
Salah satu organisasi ilmiah di Belanda mencoba mengumpulkan studi mengenai Aceh dalam sebuah website dimana di situ ditemukan ratusan buku tentang Aceh era 1980-an.

Demikian pengalaman akademik penulis yang menggiring pada studi Acehnologi. Maka dengan berakhirnya pengalaman dari penulis, berakhir juga review bab satu dari buku Acehnologi jilid pertama ini. Semoga bermanfaat :)

Sort:  

Congratulations @setiawati! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.031
BTC 60708.09
ETH 2619.74
USDT 1.00
SBD 2.58