PROFESIONAL YANG TERCABIK

in #indonesia6 years ago

Sahabat, suatu kejadian yang kita alami terkadang menyesakkan dada. Semua hiruk pikuk dalam menjalani kehidupan layak diterima dan juga tidak layak di terima. Sungguh tragis suatu persoalan yang tidak dapat diterima dengan akal sehat. Inilah akibatnya kita masih suka sama duit orang. Maksudnya pekerjaan yang masih diperintahkan bukan menjadi seorang yang memerintahkan.


sumber gambar

Tugas wajib selesai. Tuntutan pekerjaan yang butuh waktu menyelesaikan tidak ada alasan untuk di tinggalkan biarpun tenaga dan pikiran terperas guna menyelesaikan tantangan dan perintah yang dihadapi. Pada akhirnya boss akan senang, operdedomaen dengan anak buah.

Suatu hari di sebuah perusahaan sebagai salah seorang yang diamanahkan untuk menjalankan tugas dan fungsi suatu bahagian mendapatkan pemberitahuan dari atasan bahwa pekerjaan itu harus selesai dalam hitungan hari dan wajib selesai dalam satu ahad ini. Langkah awal dari mulai instrumen, analisis data pendukung dan profil perusahaan wajib di persiapkan sebagai rasa tanggungjawab profesional seorang bawahan. Singkat cerita konsultasi dan koordinasi baik lintas sektoral maupun pemangku kepentingan dilaksanakan. Akhirnya dalam hitungan 2 malam 3 hari sebuah karya profesional landasan dasar dan kerangka ajuan program perusahaan selesai. Sungguh pekerjaan yang melelahkan karena pikiran tenaga dan semua sumber daya di keluarkan sehingga mendapatkan acuan dan dasar menjalankan program perusahaan di tahun berjalan.

Kepuasaan dan kebanggaan tersendiri di dapat karena menyelesaian sesuai schedule terpadat dan pencapaian deadline pekerjaan sehingga naskah acuan perusahaan (renja) siap di tanda tangani oleh pimpinan perusahan.

Profesional yang tercabik

"Letakkan saja di atas meja ajudan, nanti saya balik tanda tangan atau ajudan yang akan antar ke rumah" jawab si yang empunya perusahaan dari sambungan smartphone karena si boss sudah pulang makan dan bobok siang. Jarak antara rumah si boss dengan kantor berkisar 30 menit perjalanan menggunakan kenderaan roda empat.

Setelah berkas tersebut diletakan diatas meja ajudan, lalu bergegaslah untuk melaksanakan kewajiban yaitu sholat Zhuhur di mushalla kantor perusahaan itu.

Selang 10 menit bada shalat telah ditunaikan, bersiap-siap akan meninggalkan kantor guna istirahat dan makan siang, namun alangkah terkejut melihat acuan program sudah di tanda tangani oleh si boss terletak diatas meja kerja sang tercabik hatinya.

Merinding juga melihat berkas tiba-tiba sudah ada, terbayang bagaimana dikdayanya ilmu gaib yang dimiliki oleh siboss sehingga dalam hitungan menit tinta biru tanda tangan telah tertancap diatas nama yang punya perushaan. Terpikir pantas mungkin karena siboss adalah titelnya S.Ag alias Sarjana Alam Gaib.

Profesional yang tercabik

Termenung sejenak, gelora marah dongkol dan sebagainya bercampur jadi satu. Karya yang sangat berharga sebagai rencana kerja perusahaan di lecehkan oleh seorang ajudan yang berangkap supir, merangkap pesuruh dan juga merangkap jabatan sesuka hatinya ditampatkan di perusahaan tersebut. Sesuai keinginan dan kebutuhan ditorehkan asalkan menguntungkan diri pribadi. Sungguh terlalu perbuatan dan perlakuan ajudan terhadap karya orang perusahaan tersebut. Kepercayaan si empunya perusahaan yang dimiliki disalahgunakan untuk merendahkan profesionalitas kepala bahagian di perusahaan tersebut.

Profesional yang tercabik

"Pak boss, saya tidak terima, dokumen perusahaan yang merupakan rencana kerja tahun depan perusahaan ini tidak dibaca oleh yang punya perusahaan" bantahan sang hati yang tercapik.

"Saya yang tandatangan itu, tadi saya dibawakan oleh ajudan ke rumah" belaan sang boss.

"Tapi secepat itu ?"
"jam 13.00 wib tadi ditelpon menanyakan dimana posisi, si boss menjawab masih di rumah"
"sebelum shalat bahan diletakan diatas meja ajudan bada shalat bahan sudah siap diatas meja kerja saya". Bantah sang hati yang tercabik kepada bossnya dengan sedikit nada meninggi karena emosi.

"Saya yang tandatangani" bentak boss yang mulai terpojok atas serangan pembuat renja perusahaan tersebut.

"Ok boss terimakasih". Ungkapnya
"Tapi boss saya tidak terima ajudan merangkap supir merangkap pesuruh yang tandatangani naskah ini".
Terlalu hina dan rendahnya hasil penilaian kerjaan anak buah di mata sang pemimpin yang tak boleh dibantah.

Jangankan ucapan terimakasih yang di terima malah hinaan yang menurutnya didapatkan.
Jangankan memberi reward malahan kedunguan yang didapat dengan lebel ajudan merangkap anak kesayangan si boss biarpun bukan dari benih sari pati tulang sumsum pemilik perusahaan tersebut.

Jangankan menyuruh
"ya sudah sini saya baca dulu renja nya nanti setelah saya baca kamu perbaiki dan print lain untuk saya tanda tangani".

Malahan memperkuat argumentasi tetap si boss yang mengerakan tinta diatas kertas renja itu. Padahal renja tersebut tidak mesti di-KW-kan alias di palsukan tanda tangan masih ada waktu untuk penyempurnaan ataupun adenddum sesuai kondisi kepentingan perusahaan.

Sungguh profesional yang tercabik

Sambil meninggalkan ruangan siboss, sang profesional tercabik melangkah dengan lunglai diiringi lamunan dibawah alam sadar Apa benar Bapak Boss bisa tandatangan secepat itu dan berani bohong mempertahankan argumen bahwa dia tetap yang melakukan. Tidak kah dia takut dosa, berbohong hanya untuk membela dan membenarkan apa yang sudah dilakukan ajudan?.
Wallahu a'lam (hanya Allah lah yang maha mengetahui)

Profesionalitas Tidak Dihargai

(cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan)

Lhokseumawe, 22122018
@sazaliza
image

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62907.73
ETH 2531.30
USDT 1.00
SBD 2.62