Sendiri Jangan Lantas Berhenti, Nikmati Saja Kesendirianmu!

in #indonesia6 years ago (edited)

20171209093347.jpg

Salah satu pasar di dekat Taipei Medical University Hospital. Saya sampai disini karena disorientasi arah. Salah turun ketika naik bus. Sempat bingung sampai pengen nangis karena tidak tahu sebenarnya saya tersesat dimana. Tanya ke orang pakai bahasa Inggris di pasar tak satupun yang paham. Ya sudah, saya jalan terus aja, sambil kalau ada jajanan enak dan vegetarian saya beli. Sampai di ujung jalan, ternyata sampai juga di tempat yang dituju. Hehehe panjang ya deskripsi fotonya, begitulah kalau tersesat, jadi panjang kan rutenya, jadi lebih banyak yang bisa diceritakan.

~~~

Sahabat Steemit, ketika kamu hidup di rantau, jauh dari keluarga juga orang-orang yang sering kamu andalkan, maka kamu harus menjadi sosok mandiri.

Dari urusan sepele makan yang biasanya di rumah well prepared karena Ibu sudah masak. Ketika malam hari dilanda lapar juga tinggal, "Bu, lapar." Tapi di rantau, urusan perut, ya kamu harus bisa handle sendiri. Saat di rumah, paling enggak kalo malam-malam lapar dan kamu lagi asyik dengan tugas sekolah, Ibu dengan sigap dan penuh cinta akan mengambilkan sepiring nasi lengkap dengan sayur mayurnya. Kalaupun hidangan di meja makan sudah habis karena malam menjelang, dengan sabarnya Ibu akan membuat telur dadar atau mie kuah. Kemudian hal sesederhana ini akan sangat dirindukan ketika dirantau. Terlebih, saat tugas menggunung, lapar mendera, dan simpanan makanan siap saji di laci habis (nangis!).

Dan bagiku, sebagai seorang yang tak bisa diam, meski di rantau berorganisasi adalah sebuah kebutuhan, untuk menjaga kewarasan dan keseimbangan hidup dari penatnya tugas-tugas yang kadang membuat gila! Bertemu dengan orang-orang yang satu visi adalah satu kebahagiaan tersendiri. Tapi, tepat tinggalku ini lumayan jauh dari pusat kegiatan yang sering aku ikuti. Apalagi seringnya tak ada teman yang membersamai ketika harus pulang-pergi. Hal ini memaksaku juga untuk lebih mandiri : kemana-mana sendiri.

Awalnya, sangat takut untuk sekedar ke Taipei sendiri. Momok terbesar ketika pergi sendiri adalah keterbatasan saya yang sejak dulu tak hilang-hilang yaitu disorientasi arah. Parah benar aku ini soal arah. Bahkan di Magelang, yang notabenya sudah dua dekade saya tinggal disana, sekedar pergi ke suatu tempat saja saya bisa boros bensin karena muter-muter kebablasan atau salah jalan dulu. Ketakutan yang kedua adalah kendala bahasa. Tinggal di negeri dengan bahasa asing yang tidak saya kuasai membuat was-was, kalau saya tersesat bagaimana meminta tolong atau menjelaskan jalan pulang ke orang lain?

Lama-lama semua juga baik-baik saja karena terbiasa kemana-mana sendiri. Disorientasi arah masih, kendala bahasa juga masih (hiks sedih banget yak). Tapi ternyata tekad dan niat yang baik itu justru memudahkan semuanya. Berangkat ya berangkat aja. Mau ada teman atau tidak, why not? Toh, perjalanan sendiri justru membuat saya lebih bebas mengeksplor tempat-tempat yang saya datangi. Terlebih karena saya suka menangkap momen-momen langka yang saya temui, yang kadang oleh orang lain, khususnya teman-teman saya dianggap kurang kerjaan dan nirfaedah. Pergi sendiri membuat lebih leluasa menentukan kecepatan langkah, lebih bebas ini itu.

Yah, tentu saja dibalik keleluasaan dan kebebasan itu, pasti juga ada kekurangannya. Tak ada teman berbagi cerita sepanjang di perjalanan, tak ada yang mengingatkan dan membantu jadi navigator jalan, dan lain-lainnya.

Tapi, disyukuri sajalah. Perjalanan dalam kesendirian ini justru memberi kesempatan untuk lebih banyak berkomunikasi dengan orang-orang baru, meski kadang hanya bisa menjawab dengan anggukan atau geleng-geleng kepala dan berucap sepenggal kalimat, "Dui bu qi, wo bu zhi dao ni shuo shen me, " hahaha. Dan ternyata, di negeri yang katanya orang-orangnya pelit ini, dalam perjalanan sendiri ini, saya sering dipertemukan dengan mereka yang baik hati, yang ramahnya tak kalah dengan pribumi Indonesia, juga ringan tangan ketika dimintai tolong untuk memfotokan dan lain-lainnya hehehe.

Well, keadaan terkadang memaksa kita keluar dari zona empuk. Selama kita bisa menikmati dan memunguti hikmah disetiap perjalanan, manis juga untuk dikenang. Jangan takut untuk melangkah sendiri, nikmati saja dulu kesendirianmu, sebelum nanti kamu akan merindukan masa-masa itu #eaaa.

~~~

Note: Dui bu qi, wo bu zhi dao ni shuo shen me artinya maaf saya tidak tahu Anda bicara apa.

Sort:  

World of Photography
>Visit the website<

You have earned 6.50 XP for sharing your photo!

Daily Stats
Daily photos: 1/2
Daily comments: 0/5
Multiplier: 1.30
Block time: 2018-06-22T03:35:57
Account Level: 0
Total XP: 39.00/100.00
Total Photos: 6
Total comments: 0
Total contest wins: 0
When you reach level 1 you will start receiving up to two daily upvotes

Follow: @photocontests
Join the Discord channel: click!
Play and win SBD: @fairlotto
Daily Steem Statistics: @dailysteemreport
Learn how to program Steem-Python applications: @steempytutorials
Developed and sponsored by: @juliank

Sudah saatnya mencari yang bisa menunjukan arah mba @sarahrizkyw 😊

Dan yang bisa digandeng 😂😂😂😂

Assek, sudah sana matur sama romo hehe

Seru pasti ya mbak, keliling dan jalan-jalan dalam situasi seperti itu 😊.

Salam kenal dari Pekanbaru.

Seru banget mba, walaupun campur panik 😂

Salam kenal juga ya @diyanti86

Zaman dulu kan “malu bertanya sesat di jalan”, kalo sekarang mah “malu bertanya jalan-jalan” 😉🤣🤗

padahal bukannya malu, tapi nggak bisa komunikasi karena terkendala bahasa, wkwkwk 😂

Semoga selalu sehat di negeri orang sana, ya, kk 🤗🙏🏻

Aamiin, terima kasih mba... Doa yg sama untuk mba..

Orang pelit ada di mana mana layaknya orang baik juga selalu muncul dari mana saja

Mba Sarah gk mudik ya?

Yang penting selalu berusaha bersikap baik ya mba... Enggak mba, mohon doanya saja bisa selesai waktu dekat ini dan lanjut pulang mba @nnaachlam

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65359.95
ETH 3492.90
USDT 1.00
SBD 2.51