Komposisi Sukses Zaman Now; Ijazah Plus Kreatifitas

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Sumber

Hari ini beberapa junior di kampus mengundang saya ke acara wisuda di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh, Indonesia.

Perlu lengkap menulis alamat kampus keramat tersebut agar kedepan kampus itu benar-benar keramat dan menelurkan manusia-manusia kreatif.

Namun, berhubung sedang di luar daerah, saya pun urung hadir di acara seremonial tersebut. Dari propinsi tetangga, Sumatera Utara, saya menghantarkan doa dan ucapan suka cita kepada mereka.

Semoga mereka tak lama-lama larut dalam euforia tersebut dan bersiap diri menghadapi dunia yang lebih nyata, lebih kejam dan penuh tetek bengek lainnya.

Ya, saya ingin bilang kepada adik-adik saya yang wisuda tadi pagi, bahwa, tak perlu memperpanjang gegap gempita seremonial wisuda tadi. Lho, apa haram? Tidak, tentu saja.

Tetapi saya hanya ingin mengingatkan ada keadaan dan sesuatu yang lebih serius menunggu kalian di gerbang kehidupan yang lebih nyata: masa depan.


image

Sumber

Saya menulis ini bukan untuk menakut-nakuti mereka. Bukan juga untuk meruntuhkan kebahagiaan mereka hari ini. Tetapi hanya untuk mengajak berpikir lebih matang dan dewasa agar siap menghadapi segala hal terberi pasca wisuda itu.

Bahwa wisuda bukan segalanya pasti tak ada yang membantah. Namun tetap, wisuda adalah ujung dari perjuangan setiap dedek gemesh mahasiswa.

Saya mengerti perasaan junior-junior yang sedang wisuda hari ini. Barangkali mereka sedang memikirkan masa depan yang gemilang setelah berhasil memegang gelar sarjana dan ijazah S1 di tangan.

Itu persis seperti yang saya pikirkan setelah wisuda dulu. Padahal semua itu hanya fatamorgana. Wisuda adalah seremonial yang mampu menunda keresahan hanya sekejab.

Dulu, sehari setelah wisuda dan ijazah sudah di tangan, saya muluk-muluk membayangkan akan menempati satu slot atau posisi di kantor besar.

Menjadi kepala bagian atau minimal menjadi karyawan berpakaian rapih dan mengutak-atik komputer di depan muka saban hari. Jujur saja, itu ilusi paling kurang ajar yang pernah saya pikirkan sejauh ini.


image

Sumber

Alhamdulillah saya sudah bertaubat dari pikiran instan macam itu. Karena saya tahu, kita berada di zaman di mana komposisi sukses tak cukup hanya mengandalkan ijazah.

Kita membutuhkan berbagai faktor X lainnya untuk siap bersaing dan menjadi orang sesungguhnya di era segawat ini. Salah satu faktor X tersebut adalah kreatifitas. Catat, kreatifitas!

Perlu diingat bahwa, setinggi apapun IPK yang berhasil kamu gondong dari kampus, tanpa kreatifitas kamu adalah kentut yang hanya bersuara besar dan berbau amis. Sangat amis.

Karena di dunia yang sebenarnya, ijazah hanya faktor pelengkap penderita yang bisa mengantarmu ke jenjang karir bagus. Kreatifitaslah faktor utama yang padanya kamu bisa bergantung.

Lha, tapi kan memang faktanya kalau orang-orang lulus dengan pujian akan mudah mendapat kerja dan posisi bagus pada sebuah perusahaan? Benar, tapi tidak semua. Perbandingannya 10:1000. Itupun karena mereka didukung berbagai faktor lainnya yang tak dimiliki oleh setiap sarjana ber-IPK tinggi.

Hanya orang-orang yang punya relasi kuat yang akan beruntung. Yang punya "orang dalam" dsb. Adapun kita yang tak punya faktor-faktor macam itu, hanya kreatifitas yang mampu menyelamatkan mimpi-mimpi yang ingin kita raih.


image

Sumber

Saya memiliki dua teman yang pas untuk kisah ini. Satu namanya sebut saja A dan satu lagi B. Si A adalah anak nelayan yang tak memiliki ijazah sarjana. Boro-boro sarjana, ijazah SMA saja diraihnya setelah sekolah di empat tempat berbeda. Kelas satu dua tahun, kelas dua dua tahun, kelas tiga setahun. Itulah dia.

Dia nyaris tidak memiliki apapun untuk bisa sukses di masa depan. Untung saja dia suka bola dan rajin mengikuti berita bola dari internet. Kalau tidak, mungkin dia akan bilang Obama sebagai striker LA Galaxy dan Cavani adalah presiden Uruguay.

Adapun si B adalah anak orang kaya. Ayahnya kepala dinas di Kota Lhokseumawe. Ia sarjana ekonomi bisnis dan lulus dengan predikat pujian. Dalam pandangan siapapun, ia memiliki segalanya untuk sukses dan menjadi orang besar setelah lulus.

Ia punya relasi kuat dari ayahnya dan juga memiliki modal kuat dalam diri sendiri. Tetapi 5 tahun kemudian kisah mereka terbalik. Saya orang pertama yang terkejut karena cerita keduanya.

Bermodalkan kegemarannya menonton bola dan mengikuti segala perkembangan sepakbola dunia dari gawai, si A saat ini telah masuk jajaran penulis analisis bola di salah satu media daring nasional. Gajinya memang tak banyak, tetapi penghasilan 4-5 juta perbulan untuk seorang lajang tentu lebih dari cukup.

Si A ternyata, selama menonton dan mengikuti berita bola, ia juga belajar menulis berita bola secara otodidak. Alhasil ia sekarang sudah terbilang sukses dan cukup mapan untuk seorang lajang. Ia bercerita, kerjanya tak ribet-ribet amat.


image

Sumber

Ia hanya perlu menonton bola dan mengamati taktik secara detail dan menulisnya dengan gaya dan bahasa sendiri. Setiap minggu ia wajib mengirim 4 artikel bola pada media yang mempekerjakannya. Hanya itu. Dan ia melakukannya dengan modal ijazah SMA plus kreatifitas. Catat, kreatifitas!

Adapun si B yang di awal kisah terlihat akan sukses dengan mudah karena segala modal yang ia punya, justru masih memulai usaha dari awal tanpa bisa mengharapkan relasi ayahnya dan modal diri sendiri.

Suatu hari ia pernah menelpon dan bilang, "rupanya yang kamu bilang dulu benar adanya. Bahwa untuk sukses tak bisa mengandalkan ijazah semata. Saya bukti hidup yang sudah merasakannya.."

Begitulah teman-teman Steemian semua. Bahwa kisah hidup seseorang memang tak pernah tertebak oleh siapapun. Tak bisa diramal oleh peramal mana pun. Karena hidup sesekali berwujud seperti lautan tenang yang dalam. Lain kali ia juga tampak seperti samudera yang dangkal.

Dan inti postingan ini adalah, untuk sukses di zaman se-universal ini, kita tak pernah bisa mengandalkan ijazah. Butuh kreatifitas yang apik untuk berhasil lolos dari seleksi alam kehidupan yang semakin hari semakin kejam ini. Semoga bermanfaat. Salam literasi.


image

Regards

@samymubarraq

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64222.08
ETH 3135.29
USDT 1.00
SBD 3.99