Sut, Metode Pengambilan Keputusan (Masa Kanak-kanak)

Hallo Steemian... malam ini saya masih berkisah tentang sesuatu yang pernah dan sering terjadi dimasa saya kecil. Kini setelah dewasa baru disadari banyak pelajaran atau nilai-nilai filosofi yang dapat diambil dari permainan-permainan sederhana yang dilakukan dimasa kanak-kanak dahulu.

Kita bangsa Indonesia ditanamkan suatu nilai secara formal tentang cara mengambil keputusan yaitu dengan cara musyawarah dan mufakat serta jika masih menemui jalan buntu maka dilakukan dengan cara voting. Nah ternyata hal ini tanpa diajarkan telah kami lakukan bahkan semasa kami masih kecil dahulu.

Begini ceritanya, dalam bermain dimasa kecil dulu adalah lebih banyak permainan yang beregu, nah dalam penentuan anggota tim biasanya akan dibagi secara adil dengan maksud agar permaianan berimbang, jika ada beberapa orang yang menjadi rebutan dan tidak bisa diselesaikan dengan cara musyawarah maka biasanya diputuskan melalui voting, dan alat voting yang paling sering digunakan adalah melalui “SUT”.

Bagaimana metode sut dijalankan ?

Sut dilakukan dengan menggunakan 3 jari tangan, yaitu jari jempol, telunjuk dan kelingking, masing-masing bermakna untuk Jempol melambangkan Gajah, Telunjuk Malambangkan manusia dan kelingking melambangkan semut.

Cara kerjanya

Tangan kanan dikepal dibagian belakang tubuh masing-masing, lalu secara bersama-sama menghentakkan kearah depan tubuh masing-masing dan mengeluarkan salah-satu jarinya. Untuk memudahkan pemahaman, kita contohkan saja jika si Amin dan si Budi malakukan sut, Jika jari si Amin mengeluarkan telunjuk yang bermakna manusia dan si Budi mengeluarkan jempol yang bermakna gajah, maka yang menang adalah si Budi karena manusia akan kalah dengan gajah. Rumus selengkapnya adalah :

Jari	Lambang	Fungsi
Telunjuk	Manusia	Menang melawan Semut Kalah Melawan Gajah
Jempol	Gajah	Menang melawan Manusia Kalah Melawan Semut
Kelingking	Semut	Menang melawan Gajah Kalah Melawan Manusia

---

Begitulah cara kami mengambil keputusan jika harus voting dimasa kanak-kanak dahulu, bukankah cara ini sudah cukup demokratis dan adil ?

Pertanyaannya adalah apa nilai filosofi dari permainan anak-anak sekarang yang asyik sendiri dengan game online nya serta berbagai permainan invidual lainnya...?

Demikian, salam steemian @saifuddin73