Hidup ini murah, yang mahal gengsimu

Hidup sederhana bukan dimaknai hidup apa adanya, karena hidup sederhana adalah pilihan sedang hidup apa adanya adalah ketidakberdayaan. Hidup sederhana merupakan langkah pintar dalam memilih dan memilah kebutuhan hidup, orang yang hidup sederhana akan membelanjakan uangnya secara terukur pada kebutuhan prioritas, sehingga hidupnya serba hemat.

Sedang gengsi menyangkut dengan gaya hidup, orang yang mempunyai gengsi cenderung membelanjakan uangnya pada barang mewah yang belum tentu menjadi kebutuhannya. Orang gengsi cenderung tidak mengkalkulasi kebutuhan setiap berbelanja tapi yang dihitung adalah tingkat kemewahan suatu barang atau untuk bergaya, sehingga orang gengsi biaya hidupnya lebih tinggi bahkan bisa mempengaruhi 'cash flow' belanja keluarga. Hemat pangkal kaya sedang gengsi pangkal sengsara, begitu pepatah mengatakan.

Ditengah kehidupan yang serba sulit maka hidup sederhana adalah pilihan bijak karena orang yang hidup sederhana sangat memperhitungkan antara pemasukan dengan pengeluaran, bahkan mereka sangat detil dalam hal pengeluaran sehingga bisa menyisakan sedikit untuk tabungan.

Artinya bila diibaratkan pemasukan keluarga dipersentasikan ke dalam seratus persen, maka empat puluh persennya adalah untuk belanja, empat puluh persen lagi untuk bayar hutang atau cicilan kredit (bila ada) dan sisa dua puluh persen untuk ditabung, bila dalam porsi bayar hutang dan cicilan masih ada sisa maka sisanya ditambah untuk tabungan.

Bila konsep manajemen keluarga ini bisa diterapkan maka posisi keuangan keluarga tidak akan oleng atau minus, sehingga hidup akan murah dan anda akan terbebas dari kemelaratan asal anda buang jauh - sifat gengsi yang bisa mencekik urat leher.