Uang dan Kopi

Uang cuma alat bayar untuk dapat menikmati secangkir kopi. Tapi, bukan hanya dengan uang kita bisa memesan segelas kopi.

Kita bisa menukar harga untuk segelas kopi dengan lainnya, sejauh kita percaya pada nilai tukarnya yang sepadan. Bawa saja beberapa buah kelapa dan tukarkan dengan segelas kopi. Jika dinilai sepadan, bersiaplah menunggu kopi dihidangkan.

Kita juga pernah di traktir minum kopi oleh kawan, dan kita tidak membayarnya sebab sudah lebih dulu dibayar oleh si kawan. Apakah kita tidak membayar? Ada, kita telah "membayarnya" dengan kepercayaan dari si kawan.

Dia percaya, tidak ada ruginya membayar untuk secangkir kopi kita sebab iya pernah mendapat nilai yang sepadan atau bahkan lebih.

Ia bisa jadi percaya akan mendapatkan nilai lebih akibat membayar secangkir kopi kita. Atau, dia yakin silahturahmi secangkir kopi menjadi pembuka pintu rezeki.

Jadi, kepercayaanlah alat tukar sebenarnya. Jika kita percaya, batu dan daun pun bisa menjadi alat tukar. Mau?! Atas dasar itu, jika ada alat tukar lain saat ini berupa uang kripto juga diletakkan di atas dasar kepercayaan.

Dan, kepercayaan yang kita inginkan saat ini dan di masa depan bukan lagi sekedar kepercayaan yang dibangun berdasarkan politik dan aturan serta sistem.

Kita ingin kepercayaan yang diletakkan di atas dasar keterbukaan, desentralisasi, dan didukung oleh saksi yang kita pilih sendiri dan sepenuhnya berkerja untuk kita.

Kita semakin yakin bahwa kepercayaan yang tersentralisasi hanya sebuah sandiwara yang membawa kita hanya menjadi sapi perah.

Dari waktu ke waktu kita semakin menemukan fakta-fakta bahwa kepercayaan yang bersifat sentralisasi hanya melahirkan masalah dan masalah. Salah satu yang paling bahaya adalah korupsi. Apakah anda merasakannya?

Kopi akan tetap menjadi kopi, dan uang akan bergerak menemukan bentuk terbaiknya, kini dan di masa depan. [20]