Humor: Memangnya Sudah Punya Pikiran?!

in #indonesia6 years ago

"Kata-kata adalah pikiran, dan pelarangan atas kata-kata adalah ciri rezim tidak berpikiran." Risman Rachman, 19 Maret 2003

image

**

Ketakutan rezim kepada kata-kata (baca: pikiran) bukan cuma sekarang. Jejaknya sudah ada sejak di Orde Baru.

Sebuah rezim yang oleh aktivis doeloe kerap di olok sebagai rezim antipikiran karena tidak memiliki pikiran dalam menjalankan kekuasaannya.

Begitu antinya, sampai cara mengkritikpun disampaikan melalui humor anekdot, salah satunya humor Otak orang Indonesia lebih diburu karena masih mulus, sebab tidak pernah dipakai.

**

Ada satu rangkaian kata yang paling ditakuti oleh penguasa orde baru, doeloe, yaitu: "Hanya ada satu kata: lawan! "

Kata itu datang dari aktivis PRD yang kemudian menjadi partai politik (1996) dengan kegiatan ekstraparlementer. Wiji Thukul ambil bagian di Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat.

Artinya, pikiran itu bisa bebas datang dari siapa dan dari mana saja, sejauh itu disikapo oleh rezim tanpa pikiran, maka berpotensi untuk diserang, minimal dilawan, dilapori, dibatasi, atau dipersekusi selalu ada, atau berulang. Wiji Thukul akhirnya hilang sejak 1998, dan sampai sekarang belum juga kembali.

image

Padahal, jika saja rezim punya pikiran, tidak ada yang mesti ditakuti dengan kata (pikiran). Sebab, setiap pikiran itu minimal menjadi sebuah tanda, yang bisa dipakai sebagai masukan untuk berbenah.

Apalagi bagi rezim yang percaya jika dirinya masih berada dalam perlindungan rakyat dan dukungan partai politik. Jadi, pikiran rakyat ya mestinya dihadapi dengan pemenuhan janji-janji yang telah diikrarkan di atas landasan konstitusi.

Pada era 1999-2004 serangan atas pikiran masih kerap terjadi, termasuk di Aceh. Munir SH adalah contoh aktivis yang pikirannya dilarang, termasuk dengan membunuhnya mengunakan racun arsenik.

Sebelumnya, Munir kerap dituduh antek asing. Begitu juga dengan aktivis di Aceh, yang kata-kata (pikirannya) diserang, termasuk dengan pelebelan GAM sehingga memiliki alasan untuk ditumpas.

image
Source: acehtrend.com

Sejak masa SBY serangan terhadap kata-kata berakhir. Dalam uraian Goenawan Mohamad, meski Sby digambarkan sebagai kerbau dibiarkan saja, tidak dipersekusi, apalagi ditangkap, padahal itu penggambaran yang kurang ajar terhadap presiden. Penulis Catatan Pinggir di Tempo itu juga yakin bahwa Jokowi juga tidak reaktif terhadap pikiran.

Nah, jika akhir-akhir ini ada peralangan terhadap pikiran seperti yang dialami oleh Rocky Gerung, pengharaman ILC, pemburuan hastag #2019GantiPresiden yang oleh Bawaslu disebut bukan kampanye karena sama dengan tagar #JokowiDuaPeriode, sama-sama sah menurut konstitusi kecuali hadir tagar #SBYTigaPeriode, maka ini barangkali orang-orang sudah harus kembali kepada humor, seperti humor otak termahal di dunia.

**

Humor Tiga Presiden Bertukar Pikiran

Tiga presiden di dunia bertemu di sebuah forum dunia, salah satunya dari Endonesia. Ketiganya baru saja terpilih, dan masih senang-senangnya bertukar pikiran.

Presiden Amerika lalu mengajak Presiden Malaysia untuk bertukar pikiran tentang krisis ekonomi dunia. Tapi, sebelum sempat berlangsung, Presiden Endonesia menyela keduanya sambil berkata: "Saya mau bertukar pikiran juga ya! "

Dasar Presiden Amerika, tawaran itu justru direspon dengan pertanyaan: "Memangnya sudah punya pikiran?!"

Sort:  

@mukhtarilyas, sebagai pencerahan yang membuka wawasan untuk berpikiran bang @rismanrahcman, sukses selalu

Sukses juga ya

Alhamdulillah, sudah lama tidak baca postingan Bro @rismanrachman. Akhirnya, aktif kembali.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 63877.55
ETH 3143.56
USDT 1.00
SBD 3.97