Dari Humanisme ke Dataisme, Berubah atau Bertahan

in #indonesia6 years ago

IMG20180329165704.jpg

Sejak 2009 Rupert Murdoch sudah mengingatkan bahwa era media cetak akan berakhir. Jika memakai perkiraannya era berakhirnya media cetak akan terjadi pada 2024. Murdoch sering digelar raja media, pemilik News Corporation, salah satu perusahaan media paling terkenal dan berpengaruh.

Dalam wawancaranya dengan News Corp, saat itu Murdoch berani menyatakan bahwa beberapa media cetak segera tutup alias mati. Tentu saja sebagai gantinya adalah era media digital.

Tentu saja tidak semua orang sepakat dengan Murdoch. Sebahagian masih percaya, kreativitas akan membuat media cetak akan terus bertahan. Ada juga yang percaya, era media digital juga tidak lama bertahan, dan akhirnya orang-orang akan kembali lagi ke era media cetak.

Meski tidak semua setuju, beberapa fakta memang menunjukkan ada banyak media cetak yang mulai menurun sirkulasinya, yang berujung pada menipisnya pendapatan. Dan, benar adanya era media digital juga cepat mengalami ujian sebab kini sudah hadir pula media yang dibangun di atas teknologi blockchain.

Peristiwa distruptif pada media ini mendorong penerbit untuk melakukan gerak cepat dalam mengelola bisnis penerbitannya yang sudah kalah dengan media jejaring sosial dan google dalam pendapatan, kini harus segera pula beradaptasi dengan media berbasis blockchain yang meniadakan monetisasi dengan iklan.

Pada waktunya, ragam algoritma akan mendorong semua media untuk bergerak di atas minat para komunitas. Steemit sendiri, sebagai salah satu media terdepan di teknologi blockchain yang didukung cryptocurrency STEEM sedang berbenah, salah satunya menerapkan pendekatan hivemind.

Bagi kreator konten yang jeli, ini satu pertanda makin matangnya manusia memasuki era yang oleh Yuzal Noah Harari disebut sebagai era Dataisme, sekaligus pertanda ditinggalkannya era humanisme. Apa artinya bagi kreator konten?

Ini pertanda bahwa siapapun yang ingin menjadi kreator konten yang sukses tidak bisa lagi meletakkan sumber kebenaran pada diri sendiri. Ajakan untuk mendengar kata hati, sudah berakhir sebab algoritma cerdas yang didukung data akurat sudah lebih mampu memberi panduan bagi kita untuk menemukan kebenaran yang didukung oleh data.

Dalam kontek bersteemit misalnya, ketika Anda melakukan penilaian berdasarkan isi hati maka itu segera dibaca sebagai kebenaran cengeng, bahkan mengada-ada. Apa pasalnya? Ini karena blockchain menyimpan semua riwayat transaksi dan informasi siapapun yang memiliki akun di Steemit.

Tentu saja kita semua punya hak untuk melawan perubahan, dan bahkan boleh saja memilih model kehidupan menurut diri kita sendiri. Buktinya, ada komunitas yang memilih untuk terus tinggal di hutan dengan warisan kearifan pendahulu mereka dan ternyata mereka terus bisa bertahan hidup dengan kebudayaan dan peradaban leluhur mereka. Bahkan, ada yang memilih hidup bersama dalam kearifan leluhur di tengah kehidupan yang serba canggih dan moderen.

Itulah kebebasan memilih yang ada pada manusia. Hanya saja akan menarik dan indah manakala semua pilihan itu saling berada pada poros penghormatan. Jika ada yang ingin tetap tinggal di era media cetak dengan ukuran kebenaran dan kebudayaan yang dipandang lebih cocok, lebih ideal maka yang lain patut untuk mengbormatinya.

Hanya saja saya bingung, apakah pilihan untuk bertahan hidup dengan perilaku konflik dan hidup dengan sistem ekonomi konflik perlu terus dipertahankan dan perlu pula untuk dihormati? Di sini dilematis kerap menghinggapi diri. Tapi, jika dicermati di satu sisi, khususnya sisi yang mencoba mencari pembenaran, maka konflik dan perangpun memiliki nilai positifnya. Dengan konflik dan perang manusia terpacu untuk memikirkan pikiran dan alat perang baru yang lebih canggih, dan ini adalah kreativitas juga.

Pada waktunya ketika kedua pihak sudah berada pada titik sama kuat dan jenuh maka konflik dan perang akan berhenti, dan berusaha memproduksi strategi konflik dan perang baru di era blockchain. Ini juga pilihan bebas, sama seperti saya yang sudah sejak lama memilih jalan damai, jalan peace, dan di era blockchain ini saya bertemu pula dengan strategi Aikido lewat Dan Larimer.

Sort:  

Sistem Blockchain telah mengubah mainset saya Bang @rismanrahman.
Betapa indahnya berbagi dalam kebersamaan.

Salam hangat dari KSI-Chapter Taiwan

Salam hangat kembali, tp jgn hangat kali ya

Kemungkinan di Aceh masih bisa bertahan lama, tapi untuk menyebutkan berapa lama, saya tidak memiliki kapasitasnya. Karena masih banyak saudara kita yang senang membaca media cetak, dan belum terbiasa dengan media online. generasi androidlah yang banyak berselancar di media online.

IMG20180228084441.jpg

Generasi pembaca media cetak

Warungnya sepi bang @rismanrachman

Ini pertanda bahwa siapapun yang ingin menjadi kreator konten yang sukses tidak bisa lagi meletakkan sumber kebenaran pada diri sendiri.

Sebutir anggur hitam impor, terkadang menjadi penentu bahwa santapan siang ini terlalu lezat!

Jangan pancing dgn makanan lah jika tdk berani ngajak saya makan hahhaa

Hahaaa. Ohh pasti saya senang bang

Sejak 2009 Rupert Murdoch sudah mengingatkan bahwa era media cetak akan berakhir. Jika memakai perkiraannya era berakhirnya media cetak akan terjadi pada 2024.

Jauh sebelum Rupert Murdoch, pada tahun 2004 seorang profesor di University of North Carolina, Phil Meyer menerbitkan buku, judulnya: The Vanishing Newspaper: Saving Journalism in the Information Age. Dalam bukunya, dia meramalkan bahwa koran edisi cetak akan berhenti terbit pada April 2043. Tragisnya, sebut dia, pada September di tahun yang sama, hanya ada 1 orang kiri yang masih membaca koran cetak. Wallahu alam...

Ya Rab, senang kali saya, ada dirimu yang ternyata lebih kaya lagi bacaan. Salut dan hormat, saleum tabek.

Mana ada luas bacaan. Kebetulan saja temanya soal media.

Dan 1 orang itu saya ya? Haha

sang meu jinoe hantom ka baca koran le, karena sering kabaca bak hp kukalon hahaha

Semua kita akan menuju ke masa di mana dan semua transaksi tidak lagi tunai. Begitu juga dengan bahan bacaan, kita tak lagi membaca informasih melalui kertas, tapi by digital

Tidak semua, tetap ada yg ingin bertahan mjd generasi koran

iya bang. Aku.. 😁😁

Ikut jejak Bang @rismanrachman saja, jalan damai 😁😁

Jalan damai sepertinya lebih asyik. Kita lebih bisa menikmati hidup yang kita sendiri tidak tahu kapan akan berakhir.
Peace ✌

Buat kita barangkali enak. Tapi ada juga yang bila tidak ada konflik maka tidak ada pula pemasukan. Ini penganut paham ekonomi konflik.

Wadduhuuh...ini yang mengerikan Bang @rismanrachman. Memanfaatkan konflik demi uang. Pasti menghalalkan segala cara.

Tetap saja revisi-an skripsi masih menggunakan media cetak. Biar gampang coretnya kata dosen. Hahaha

Media cetak akan benar-benar berakhir ketika generasi gaptek mati seorang usia mereka yang makin uzur. Era mesin tik sudah lama berakhir dan skrg era revolusi digital yang sangat indah. Kita adalah generasi yang sangat keren karna kita mampu melewati era era Itu dengan enjoy 😉

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 55826.71
ETH 2298.26
USDT 1.00
SBD 2.39